Tak ada yang tau betapa Naima gelisah sejak kemarin. Dikabarkan di sela makan siang bersama klien, jika suaminya ada pertemuan di Garut dengan rekan seprofesinya yang lain. Sebenarnya ia tak terlalu mempermasalahkan kalau Andra yang tiba-tiba harus keluar kota. Bukan sekali dua kali ia ditinggalkan seperti ini. Akan tetapi, hatinya mendadak tak tenang. Membuatnya berinisiatif untuk bertanya mengenai pertemuan itu pada salah satu kenalannya. “Lho? Pertemuan, Bu? Enggak ada.” Dokter Putut yang Naima hubungi mengonfirmasi dengan segera. “Bulan depan, Bu, itu pun kalau tak ada halangan.” “Oh, gitu. Terima kasih banyak Dokter Putut informasinya.” Naima mencoba tersenyum di sela kata-katanya. Berusaha terdengar ramah padahal hatinya mendadak berkecamuk hebat. “Maaf kalau