“Bapak belum berangkat?” tanya Naima penasaran. Ia lihat suaminya malah asik memainkan laptopnya. Sesi sarapan pagi ini sudah selesai dan anak-anak juga sudah berangkat sesuai dengan kegiatannya masing-masing. Andra hanya menoleh sekilas lalu senyum. Meminta Naima untuk mendekat padahal wanita itu sudah akan bersiap karena meeting paginya tak bisa ditunda. Tapi menolak ajakan suami bagi Naima itu pantang. Lagi pula ini ruang tengah yang banyak orang lain lalu lalang, walau hanya pembantu, tapi tetap saja timbul rasa tak nyaman bagi Naima kalau terlalu dekat dengan suaminya. Kemesraan mereka bukan untuk dipertontonkan, kan? “Ada apa?” tanya Naima pelan. Matanya melirik pada lembar kerja suaminya yang ia sangka adalah galeri beberapa interior apartement. Semalam ia menduga kalau suaminya