“Eh, Fit,” Parmi memanggil Fitri sebelum gadis itu benar-benar menuju parkiran. Jam kerja mereka sudah berakhir di mana Fitri tak segera pulang. Masih membantu bagian apotik selain karena cukup banyak pasien yang mengantri penebusan obat, Fitri juga belajar untuk memperhatikan kegiatand di sana. “Ya, Mbak?” Fitri baru saja menggantung tas bekal yang sudah habis dilahap Andra tadi. “Kalau kamu dapat jatah libur berarti kamu ikut, ya, Fit.” Fitri tertawa. “Iya, Mbak. Dari tadi aku bilang gitu, kan?” Parmi berdecak sebal. “Mbak ingatkan lagi soalnya jarang-jarang, lho, kita bisa sama-sama begini. anggap aja represing.” “Refreshing, Mbak.” “Ih, kamu enggak asik, neh!” Mereka berdua setelahnya tertawa bersama. “Ya udah kamu pulang hati-hati, Fit.” Fitri mengangguk cepat dan segera men