Helen sangat senang kegirangan, bagaimana tidak? Sahabatnya ini benar-benar ingat akan Helen dan tau sekali apa yang buat Helen senang.
Abi sejak tadi menunggu Hanna di lobby akan tetapi Hanna tak kunjung turun. Abi pun mencoba menelepon Hanna.
Sedangkan di sisi lain Hanna dan Helen masih di toilet, tepatnya Helen yang masih sibuk berdandan, sedangkan Hanna yang suka ber make up enggan meng touch up make up nya karena dia tahu akan berhadapan dengan pak Abi jadi dia malas untuk me touch up make up nya kembali walupun nanti Hanna akan berhadapan dengan klien Hanna rasa riasan yang ia kenakan saat ini sudah cukup dia tidak mau terlihat menor ataupun menonjol.
"Len, cepetan makeupnya, udah cantik ko" seru Hanna.
"Hanna gw tuh nggak kaya Lo, gak make up aja cantik apalagi makeup kaya gini beh tambah cantik" ujar Helen pada Hanna.
"Yaudh terserah Lo deh, gw tunggu luar ya, cepetan makeup nya!" seru Hanna
"Iya bawel" jawab Hellen.
Drett drett drett
Ternyata ponsel Hanna bergetar, Hanna pun menyeringit bingung karena dia melihat tidak mengenal nomer Ponsel yang menelfon nya saat ini bahkan dia tidak menyimpannya.
"Hallo" sapa Hanna. Belum sempat Hanna melanjutkan bicaranya ternyata orang yang di sebrang telfon langsung marah-marah terhadapnya.
"Kamu dimna sih? Kamu tau ini jam berapa? Cepetan turun saya tunggu di lobby" ujar Abi cepat. Ternyata yang menelfon Hanna adalah bos nya yaitu Abi.
Belum sempat Hanna menjawab telfonya Abi dengan segara mematikan telfonnya. Hanna bingung bagaimana dia bisa menelfon Hanna? Dan Hanna juga bingung tahu dari mana Abi nomer ponsel Hanna.
Lantas Hanna segera turun terlebih dahulu tanpa memberi tahu Helen. Ketika Helen selesai dengan riasannya Helen pun mencari Hanna namun tidak ada. Helen lalu menelfon Hanna.
" Han lo di mana sih, gw udah selesai nih" tanya Helen
"Ini gw baru turun dari lift, lu langsung turun aja ya" jawab Helen
"Ih lu ko nggak nungguin gw?" Tanya Helen
"Lagian lu Lama, udah ah lu cepetan turun bhay"
Akhirnya Hellen pun menuju lift untuk turun kebawah, sedangkan Hanna baru saya keluar dari lift mendapati Abi yang sedang duduk di lobby kantor. Lantas Abi langsung memarahinya.
"Lama banget sih ngapain aja?" Tanya Abi marah
" Emm tadi perut saya sakit pak mules" jawab Hanna berbohong
Langsung saja Abi bangun dari duduknya dan menggenggam tangan Hanna dan langsung menarik Hanna ke dalam mobil nya.
"AW pak sakit lepasin" kata Hanna mencoba melepaskan genggaman tangan Abi dari tangannya. Abi melonggarkan genggamannya namun tidak melepaskan genggamannya. Abi pun masih menariknya ke dalam mobil tapi seketika Hanna menahan tubuhnya agar mereka berhenti berjalan
"Apalagi" tanya Abi.
"Lepasin tangan saya dulu pak sakit tau" jelasnya
Akhirnya Abi melepaskan tangannya dari tangan Hanna.
"Tunggu Helen dulu pak" jelas Hanna
"Enggak ada waktu, nanti di perjalanan macet tau!" Jelas Abi.
" Kan saya bilang kalo Helen gak ikut saya gak akan ikut!" terang Hanna.
"Kamu ini ya" belum sempat Abi menyelesaikan pembicaraannya Helen muncul dari balik lift.
"Itu dia" kata Hanna girang.
"Pak, Hanna maaf ya nungguin aku makeup lama ya" seru Helen
"Khem" Abi pun melirik Hanna seakan tahu Hanna berbohong kalo perutnya sakit. Hanna hanya bisa menyengir
Abi pun membukakan pintu depan untuk Hanna. Namun sialnya Helen lah yang keburu masuk ke dalam kursi depan mobil. Terlihat Helen sangat senang dan sumringah.
" Ini bukan kursi kamu! Keluar!" Ujarnya tegas
Dan Hanna pun buru-buru menengahi
" Enggak papa pak, saya mabok kalo duduk di depan, saya duduk di belakang aja" langsung saja Abi membanting pintu nya dengan keras, entah apa yang di rasakan Abi, Abi kesal saat Hanna tidak duduk di sampingnya
.....
Di dalam mobil Helen melihat pergelangan tangan Hanna merah lalu bertanya
" Tangan lu kenapa Han ko merah?" Tentu saja terlihat karena kulit Hanna yang putih bersih.
" Enggak papa Len tadi kebentur pintu" jawab Hanna berbohong, kalo Helen tau kalo Abi menggengam tangannya pasti Hellen akan marah kepadanya.
Di perjalananan Abi mengatur kaca depannya agar bisa melihat Hanna lewat kaca depan. Dan benar saja sepanjang perjalanan Abi mencuri pandang ke Hanna melalui kaca depan. Hanna yang sibuk dengan ponselnya pun tidak menyadarinya bahkan Helen pun tidak menyadari karena Helen sudah keburu kebawa perasaan senang karena duduk di bersebelahan Abi.
"Khem Kita makan siang dulu" Abi membuka pembicaraan dan menghancurkan keheningan di antara mereka. Helen pun dengan antusias langsung menjawabnya. Sedangkan Hanna tidak peduli sama sekali dan melanjutkan bermain ponselnya
"Boleh pak, kita mau makan di mana? Kita mau makan apa? Enaknya panas-panas makan apa ya? Atau kita makan soto aja ya pak? Hellen melontarkan Pertanyaan bertubi-tubi kepada Abi.
"Hanna kamu mau makan apa?" Tanya Abi kepada Hanna yang mengacuhkan pertanyaan Helen.
Karena perasaan Helen sedang bahagia, Hellen tidak marah sedikit pun terhadap Hanna.
"Terserah, saya ikut aja" jawab Hanna cuek.
Akhirnya tanpa basa basi Abi membawa Hanna serta Helen ke restoran, restoran terbilang mewah dan megah dan yang pasti mahal. Hanna pun protes
"Ko kita kesini pak? Ini restoran mewah banget loh pasti mahal? Enggak ah saya gak mau makan di sini!" Ujar Hanna
Abi menghelakan nafas " kamu bilang kan tadi terserah"
"Iya tapi jangan di tempat mewah gini pak, ini pasti harganya 1 bulan gaji saya" jawab Hanna.
"Makanya jadi orang tuh yang jelas mau dimana!! Jangan jawab terserah" ujar Abi.
"Yaudh sekarang mau makan di mana?" Lanjut Abi bertanya kepada Hanna.
"Len ... Kita mau makan di mana?" Tanya Hanna kepada Helen sambil berbalik badan
"Makan apa ya Han? Gw juga bingung" jelas Helen.
"Nah itu di pinggir jalan ada tukang ketoprak!! Makan di sana aja"
"Masa kita makan di sana?" Tanya Abi.
"Ya emangnya kenapa? Enak tau! Murah lagi 15 rebu doang paling" jelas Hanna.
"Pasti gak higenis" jelas Abi.
Hanna tidak memperdulikan Abi. Langsung saja menggandeng Helen ke tukang ketoprak.
"Tunggu dulu" ucap Abi seraya menghentikan Hanna sambil memegang tangan Hanna. Seketika Hanna dan Helen berhenti.
" Apa sih pak!!" Teriak Hanna pada Abi sambil mencoba melepaskan tangannya dari tangan Abi.
" Saya gak mau makan di pinggir jalan! Jorok!" Ucap Abi.
"Yasudah terserah bapak, kalau bapak gak mau makan ketoprak, bapak masuk saja sana sendiri!" Ucap Hanna dengan lantang
"Tapi saya enggak pernah makan di pinggir jalan kaya gitu!"
"Kan saya bilang terserah bapak makan di mana, saya sih maunya makan si Situ"
"Yasudah saya ikut! Ucap Abi akhirnya mengalah dari pada makan sendiri.
"Mang, ketopraknya 3 ya, yang satu sedeng, bawang putihnya banyakin ya!" Ucap Hanna pada tukang ketoprak. "Eh Len lu pedes kan?" Lanjutnya
"Iya kaya biasa". Jawab Helen
"Oke sip, eh pak bapak pedes atau engga?" Tanya Hanna.
"Enggak" jawab Abi singkat
"Mang yang satunya lagi pedes yang satunya lagi enggak pedes ya mang" ucap Hanna pada tukang ketoprak.
"Siap neng, di tunggu ya" jawab tukang ketoprak
"Kamu yakin enggak kenapa-kenapa makan di sini? Liat tuh kotor gitu tempatnya!" Tanya Abi
"Yaelah pah gak bakal kenapa-kenapa juga kali, saya setiap hari makan di pinggir jalan buktinya gak mati kan?" Ucap Hanna.
"Tapi saya perhatiin muka kamu itu dari pagi pucet loh! Kamu lagi sakit?" Tanya Abi. sebenernya memang Hanna lagi kurang fit, tapi karena Hanna enggak mau keliatan lemah kepada siapa pun jadi Hanna kuat-kuatin.
"Mana enggak ah pak, ini karena saya belum pake lipbam lagi" jawab Hanna
"Enggak pak Hanna sebenernya memang lagi sakit dari kemarin, saya sudah peringatin untuk tidak masuk hari ini, tapi dia keras kepala mau tetap masuk!" Adu Helen kepada pak Abi.
Abi pun melihat Hanna sinis "pentesan tadi saya pegang tangan kamu hangat". Ucap Abi sambil mencoba memegang dahi Hanna. Tapi belum sempat tangan Abi menyentuh dahi Hanna, Hanna langsung menghindar.
"Saya beneran enggak kenapa-kenapa kok pak, tuh lihat sehat kan?". Jawab Hanna sembari melihatkan otot yang bahkan tidak ada ototnya sama sekali. Melihat aksinya itu Abi tersenyum simpul.
.....
Setelah selesai makan mereka pun menuju mobil Abi untuk melanjutkan perjalanan ke kantor klien akan tetapi sebelum sampai ke mobil Hanna tiba-tiba izin keluar sebentar.
"Eh tunggu dulu deh pak saya kesana sebentar ya" izin Hanna.
"Mau ngapain? Ini sudah jam berapa?"
"Sebentar aja ko pak" ucap Hanna sembari berlari ke arah seekor kucing yang lagi tidur di sebuah ruko. Langsung saja Hanna mengeluarkan makanan kucing di botol air mineral yang sudah Hanna siapkan sejak tadi pagi. Memang Hanna suka membagi-bagikan makanan kepada kucing jalanan.
" Hanna mau kemana sih?" Tanya Abi kepada Helen.
"Biasa pak pasti mau bagi makan kucing, tadi saya juga liat ada kucing di depan ruko yang tutup, kalo saya aja liat pasti Hanna juga, apalagi Hanna kalo soal kucing matanya jeli pak" ujar Helen pada Abi.
"Oh gitu ya" jawab Abi lagi-lagi Hanna buat Abi tersenyum.
"Eh pak mau kemana?" Tanya Helen yang melihat Abi berjalan menyuli Hanna.
"Sebentar saja, kamu tunggu di dalam mobil saja" ucap Abi.
Ternyata Abi menyul Hanna. Dan melihat aktifitas street feeding yang sedang Hanna lakukan.
"Makan yang banyak ya meng" ucap Hanna kepada kucing yang sedang Hanna berikan makan sambil mengelus kepala kucing.
"Saya mau dong di elus juga" ucap Abi yang tiba-tiba muncul di belakang Hanna. Membuat Hanna terkejut.
"Astagfirullah, pak keget loh saya" ucap Hanna.
" Bapak ngapain di sini?" Tanya Hanna kepada Abi.
" Ya saya nyusul kamu lah" jawab Abi "saya mau dong di elus-elus juga kaya gitu" lanjutnya
"Dihh, emang bapak kucing? Minta elus aja sama Bu Feli pak" jawab Hanna.
"Kan tadi kamu kasih makan saya ketoprak! Kucing aja kamu kasih maka kamu elus masa saya engga!" Ucap Abi. Terlihat Abi tidak bersikap dingin lagi hanya kepada Hanna.
"Ya karena kan tadi bapak enggak bawa uang cash jadi tadi saya terpaksa deh bayarin bapak!"
"Oh jadi kamu enggak ikhlas? Oke deh nanti saya ganti tapi nggak dengan uang" ucap Abi.
"Hah? Maksudnya?" Tanya Hanna heran
"Ada deh liat nanti, kamu sudah selesai kan? Ayo masuk ke mobil" tanya Abi.
Di perjalanan menuju mobil abi pun berkata "oh iya saya minta maaf ya tadi pagi saya sudah ngebentak kamu" ucap Abi. "Btw kopi kamu enak, kapan-kapan bikinin saya kopi lagi ya" lanjutnya
.....
Setelah Abi dan Hanna selesai bertemu dengan klien akhirnya Abi, Hanna serta Helen pun balik ke kantor.