Sekitar pukul 10.00 pak Abi mengumumkan sesuatu.
"Oke semua dengarkan! Karena ibu Felicia tidak masuk kerja atau mungkin kesiangan lagi saya juga tidak tahu dan tidak peduli, pukul 1 siang saya harus menemui klien dan saya harus ada pendamping untuk mempersentasikan kerja sama kepada klien jadi saya akan menunjuk salah satu dari kalian untuk menemani saya ketemu klien".
Mendengarkan pengumuman tersebut. Hanna sangat tidak tertarik dan tidak peduli karena bukan hanya Hanna tidak ingin di tunjuk melainkan pasti seluruh karyawan Abi menginginkan di tunjuk oleh pak Abi. Termaksud Helen, Helen ingin sekali dan berharap akan di tunjuk pak Abi untuk menemui klien. Sementara semuanya berharap Hanna meninggalkan begitu saja sebelum pengumuman selesai bangun dari kursi kerjanya ke toilet.
"Hanna kamu mau kemana?" Tanya Abi tegas.
"Saya mau ke toilet pak". Jawab Hanna cuek
"Saya belum selesai memberikan pengumuman kamu sudah main pergi". Jelas Abi tegas.
"Ya saya kebelet pak! Lagian saya juga gak akan di tunjuk juga kan? Dan saya juga gak akan berharap untuk di tunjuk!" jelas Hanna tegas. Hanna masih kesal dengan kejadian pagi tadi maka dari itu Hanna mempunyai keberanian menjawabnya dengan asal.
"Siapa bilang? Saya nunjuk kamu Hanna". Jelas Abi.
"Hah? Saya?". Tanya Hanna bingung.
"Iya kamu Hanna Darra Arisha! Apa kurang jelas?". Tegas Abi.
"T-ttapi kan say..." Belum selesai Hanna berbicara Abi pun memotong pembicaraannya.
"Semua sudah cukup jelas ya! Sekarang kembali ke bangku masing-masing! Dan kamu Hanna setelah kamu ketoilet segera menemui saya di ruangan saya!" Jelas Abi kepada seluruh karyawan dan kepada Hanna.
Di moment seperti itu jelas sekali, semua wanita yang ada di ruangan iri terhadap Hanna. Dan tentu tidak dengan Helen. Helen justru senang jika Hanna lah yang di tunjuk Karena Helen tau hanya Hanna yang tidak tertarik pada pak Abi. Dan Helen lebih tenang karena pak Abi menunjuk Hanna bukan yang lain. Karena yang lain sama seperti Helen yang menginginkan pak Abi.
Setelah selesai ke toilet Hanna pun pergi keruangan Abi dan menemui Abi. Hanna mengetuk pintu " misi pak"
"Iya silahkan masuk Hanna" jawab Abi. Yang sudah tahu pasti itu Hanna bukan karena Hanna mau ke ruangannya akan tetapi Abi sangat mengenali suara Hanna apalagi semenjak kejadian kopi tadi pagi.
"Silahkan duduk" jelas Abi.
Hanna pun duduk di bangku. "Oke jadi..." Belum selesai Abi Menerangkan yang harus di lakukan Hanna nanti, Hanna memotong pembicaraan Abi.
"Maaf pak sebelumnya, saya tidak bisa ikut bapak menemui klien"
"Kenapa?" Jawab Abi singkat.
"Emm anu pak, saya banyak kerjaan untuk proyek PT mitra pak" jawab Hanna ragu. Sebenarnya Hanna berbohong. Hanna memang tidak ingin bersama Abi.
"Kamu banyak alasan ya! Kerjaan kamu kan bisa di handle sama temen kamu itu yang bikin kopinya pahit" jelas Abi. Abi bahkan tidak tahu nama Helen yang Abi tahu hanya nama Hanna bahkan Abi tahu nama lengkap Hanna. Abi memang sejak lama memperhatikan Hanna, sikap Hanna yang sangat cuek kepadanya tidak seperti cewe-cewe lainnya yang ingin dapat perhatiannya membuat Abi selalu penasaran dengan Hanna maka dari itu Abi sangat hapal sekali nama lengkap dan suara Hanna. Tapi dengan demikian tidak lantas membuat Abi jatuh cinta, Abi hanya sekedar penasaran
"Tapi kan pak" Hanna tidak tahu lagi mau beralasan apa.
"Kamu kenapa sih selalu nolak saya? Tanya Abi kepada Hanna?
Dengan rasa bingung atas pertanyaan Abi Hanna pun berkata " hah? Maksud bapak? Nolak bapak? Emang bapak pernah nyatain cinta ke saya?" Dengan polosnya Hanna menjawab seperti itu.
Abi pun tersenyum simpul melihat kepolosan Hanna. " Sorry maksud saya menolak kerja dengan saya, saya sudah 3, kali loh mengajak kamu ketemu klien tapi kamu selalu menolaknya! Kenapa? Padahal dengan begitu kamu bisa di promosikan untuk naik jabatan, malah kamu kasih kesempatan dengan yang lain! Dan kenapa kamu selalu menolak sedangkan yang lain ingin sekali ikut dengan saya untuk ketemu klien". Jelas Abi panjang lebar. Memang Abi sering kali menunjuk karyawannya untuk bertemu dengan klien karena Felicia selalu saja seenaknya datang ke kantor Kapan pun dia mau, karena Felicia mendapatkan kepercayaan penuh terhadap papahnya Abi.
" Ya karena pertama saya tidak mengerti dan tidak tahu harus bagaimana jika saya bertemu dengan klien, ke dua saya gak tertarik pak, kan bapak bilang banyak yang mau ikut dengan bapak ketemu klien! Kenapa harus saya sih pak? Kenapa gak Helen aja?"jelas Hanna
"Tuh kan kamu nolak lagi, pokonya saya mau sama kamu gak mau sama yang lain, nanti setelah ini saya ajarkan kamu ketemu klien dan saya akan ajarkan kamu materinya" jelas Abi.
"Saya mau ikut asalkan Helen ikut! Kalo Helen gak ikut saya gak ikut!" Jelas Hanna.
"Kenapa Helen harus ikut?" Tanya Abi.
"Nanti bapak ngapa-ngapain saya" jelasnya kepada pak Abi.
Abi pun mendekat ke arah Hanna, semakin mendekat hingga kini wajah Abi berada dekat sekali dengan wajah Hanna.
"Bapak mau ngapain? Jangan macam-macam sama saya!". Semakin mendekat Hanna pun menutup matanya. Untuk sesaat Abi melihat wajah nan cantik Hanna sangat lekat Abi pun tertegun melihat kecantikannya. "Kenapa merem udah pasrah ya?" Kata Abi tepat di kuping Hanna dengan lembut membuat Hanna bergetar merinding. Refleks Hanna membuka matanya lalu menengok ke arah Abi yang masih berada di dekat kupingnya tak sengaja mereka beradu pandang sangat dekat lalu hidung Hanna maupun hidung Abi yang sama-sama mancung pun bersentuhan. Dalam sekejap Hanna mendorong tubuhnya sendiri untuk menjauh dari Abi.
Abi pun terkekeh melihat hal tersebut.
"Bapak mau apain saya?" Tanya Hanna polos.
"Emangnya kamu mau saya apa-apain?" Tanya pak Abi.
"Enggak!!" Jawab Hanna cepat "saya akan teriak kalo bapak ngapa-ngapain saya" lanjutnya.
"Teriak? Kamu aja waktu saya mendekat kamu malah merem pasrah gitu!" Jawab Abi terkekeh. " Lagian kamu bukan tipe saya, saya juga sama sekali gak kepikiran buat ngapa-ngapain kamu! Yaudh sekarang kamu saya ajarin untuk ketemu klien" Lanjutnya.
"Oh iya satu lagi teman mu itu boleh ikut cuman menemani bukan ikut dalam presentasi! Paham kan!"
"Iya" jawab Hanna singkat
Abi pun mulai mengajari Hanna bagaimana bersikap, presntasi di depan klien dan juga mengajari isi materi yang akan di sampaikan ke klien. Biasanya bukan Abi langsung yang mengajari hal-hal tersebut ketika Hanna menolak dan orang lain yang ketemu klien. Kali ini berbeda, kali ini Hanna sendirilah yang akan di sisinya menemui klien. Dan kali ini Hanna tentunya tidak bisa menolaknnya .
Di tengah-tengah Abi mengajarkan Hanna, Abi mencuri-curi pandang terhadap Hanna. Walaupun Hanna tidak menyadarinya tetapi Abi sangat menikmati pemandangan yang inda itu.
Hanna belajar dengan sangat cepat. Abi tidak menyangka, Abi kali ini tidak salah memilih orang untuk disisinya menemui klien.
"Oke Hanna setengah jam lagi kita jalan! Kasih tau sama sahabatmu itu! Tapi ingat dia hanya menemani mu bukan ikut presentasi!" Jelas Abi.
"Iya pak, oh iya saya makan dulu ya pak, nanti baru berangkat" seru Hanna.
Pak Abi melihat jam dan berkata " nggak ada waktu, nanti makan dekat kantor klien aja bareng sama sahabatmu itu". Ujarnya
"Yaudh deh pak" jawab Hanna.
.......
Hanna pun kembali ke kursi kerjanya, langsung di sodorkan pertanyaan oleh Helen
"Lama banget han? Di kasih materi dulu ya? Pasti sama pak Sigit kan? Soalnya udah biasa sih pak Sigit kasih materi sebelum presentasi" tanya Helen.
Hanna hanya mengiyakan pertanyaan Helen itu, yang sebenarnya bukan pak Sigit lah yang kasih materi melainkan langsung sama pak Abi nya. Mengingat kejadian yang konyol tadi dengan Abi Hanna pun enggan memberi tahu siapa pun kejadian konyol bersama Abi tadi.