Bab 10. Teguran

1110 Kata
Bab 10. Teguran Bayu memasuki lorong rumah sakit dengan dahi mengerut. Pasalnya tidak biasanya semua mata memandangnya dengan tatapan sinis. Biasanya para suster atau perawat dan rekan kerjanya sesama dokter menyapanya dengan ramah. Bahkan kadang-kadang ada saja yang menggodanya dengan candaan yang sedikit intens. Akan tetapi pagi ini, jangankan sapaan ramah atau senyuman sopan sekedar menyapanya. Pagi ini Bayu merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dan benar saja, saat dia sampai di ruang kerjanya sudah ada OB yang memasukkan beberapa barangnya ke dalam kotak kardus. “Hei, apa-apaan kamu?!” tegurnya dengan nada jengkel yang tidak dapat dia sembunyikan. Bayu menahan tangan OB itu yang ingin memasukkan foto pernikahannya yang memang sengaja dia simpan di laci meja. Karena sejak hubungannya dengan Celline mulai terjalin, wanita itu tidak suka jika Bayu masih menyimpan foto pernikahannya terpajang di meja kerjanya. Akan tetapi, demi tidak membuat Larasati sang istri tidak curiga akan perselingkuhannya Bayu sengaja tetap menyimpan pigura itu di laci meja kerjanya. Jadi apabila Istrinya ingin menghampirinya maka Bayu tinggal meletakkan foto pernikahan mereka di atas meja kerjanya. Dan kemarin setelah kehadiran Celline di ruangannya Bayu lupa meletakkan kembali pigura itu di atas meja kembali. Ya, Bayu memang sebrengsek itu. Dan sampai detik ini, Bayu meyakini kalau istrinya itu tidak mengetahui perselingkuhannya dengan Celline. “Maaf, Dok. Saya hanya ditugaskan untuk memasukkan barang pribadi bapak ke dalam kotak kardus ini,” ucap anak muda yang memakai seragam OB itu dengan takut-takut. “Berani sekali. Siapa yang sudah lancang memerintah kamu untuk membereskan barang saya?!” bentak Bayu emosi. “Saya yang sudah menugaskan dia untuk membereskan barang kamu. Dan ini surat penonaktifan kamu di rumah sakit ini,” ucap Dokter Hendra, dokter spesialis bedah sekaligus pemilik dari rumah sakit tempat Bayu bertugas selama ini. “Apa salah saya, Dok?” tanya Bayu menahan kesal. Pasalnya selama dia bekerja di rumah sakit ini, dia selalu bertugas dengan sepenuh hati. Bahkan dia sangat loyal kepada rumah sakit ini. Banyak rumah sakit lain yang menawarinya bekerja di rumah sakit mere ka, akan tetapi Bayu selalu menolak tawaran itu. “Istri Anda mengajukan laporan kalau dokter sudah berselingkuh dengan pasien dokter sendiri. Dan Anda sangat mengerti kalau hal itu menyalahi kode etik kita sebagai seorang dokter. Apalagi Anda melakukan hal tidak senonoh di tempat praktek Anda. Itu sangat tidak bisa diterima, Dok,” ucap Dokter Hendra tegas. Ucapan dokter Hendra langsung membuat Bayu terpaku. Bukan karena dia dibebastugaskan. Akan tetapi, kenyataan kalau istrinya lah yang sudah melaporkannya itu kontan membuatnya gagu. Entah kenapa, kenyataan itu membuatnya mendadak blank. Pikirannya jadi kosong. Bukan rasa lega karena Larasati sang istri sudah tahu perbuatannya, seperti yang dia sangka selama ini. Perasaannya tidak karuan, terbersit rasa takut dengan reaksi Larasati saat tahu tentang perbuatannya. Kenapa itu sekarang mengganggu perasaaannya? “Ja-jadi istri saya sudah tahu kalau saya berselingkuh?” gumam Bayu entah pada siapa, karena tatapannya kosong. “Menurutmu dia melaporkan suaminya tanpa alasan?” tanya dokter Hendra dongkol. Dia sangat membenci peselingkuh. Karena dia pernah berada di posisi tersebut. Diselingkuhi oleh istri yang begitu dipujanya. Rasanya sangat sakit, melebihi rasa sakit gigi. “Maafkan saya, Dok. Tapi saya tidak pernah berselingkuh. Anda kenal saya, kan? Istri saya pasti mengira saya berselingkuh karena beberapa waktu lalu saya memang berniat menceraikan dia. Anda tahu kan, saya sudah berumah tangga bertahun-tahun. Akan tetapi, istri saya tidak kunjung hamil juga. Jadi ….” “Apa Anda pikir saya sepicik itu? Saya bukan anak kecil yang langsung percaya begitu ada yang melapor tentang pegawai saya? Saya sudah mendengar, bukan hanya dari istri Anda. Dia juga membawa beberapa pegawai yang melihat bagaimana Anda dan wanita itu bermesraan, bahkan masih berada di dalam rumah sakit ini.” “Saya mungkin hanya menegur Anda jika Anda melakukan hal itu di luar rumah sakit. Tapi, saya bisa apa saat istri Anda memberikan bukti perbuatan Anda di rumah sakit ini?” Deg. Jantung Bayu berdentam dengan keras. Bukti? Saksi? “Siapa?” tanya Bayu menatap penuh ingin tahu ke arah dokter Bayu. “Siapa apa?” tanya dokter Hendra tidak mengerti siapa yang lelaki itu maksudkan. “Siapa selain istri saya yang ikut bersaksi,” ucap Bayu menjelaskan siapa yang dia maksud. “Saksi saya rahasiakan identitasnya. Yang jelas, saya sudah mendapat bukti yang bisa membahayakan posisi Anda sebagai dokter spesialis penyakit dalam kalau fakta ini berembus ke luar. Bukan hanya Anda yang akan jadi sorotan. Tapi, rumah sakit ini juga akan mendapat sorotan yang buruk,” sahut dokter Hendra mencoba menahan amarahnya. Jujur, secara pribadi dia ingin langsung mencopot gelar dokter spesialis dari rekan kerjanya itu kalau bisa. Akan tetapi, dia masih berbaik hati dengan menonaktifkan dokter bayu dari rumah sakitnya tanpa memblow up perihal perbuatan tidak etis dokter Bayu ke publik. Karena kalau sampai hal itu terjadi, publik pasti akan meminta komite kehormatan untuk mencabut ijin praktek dari dokter Bayu. Dan tidak Cuma dokter Bayu yang mendapat prestice buruk, rumah sakit juga pasti akan berdampak buruk. Dan dia tidak mau sampai hal itu terjadi. “Bisa dokter jelaskan, bukti apa yang dibawa istri saya sampai dokter begitu yakin kalau saya berselingkuh di rumah sakit ini?” tantang dokter Bayu yang yakin sekali kalau istrinya hanya menebak dan merasa sakit hati karena dia mengatakan akan menceraikannya, bahkan saat annyversary mereka berdua. Jahat? Bayu sendiri merasa sikap nya memang keterlaluan dan juga jahat dan kejam. Akan tetapi, demi menuruti keinginan Celline yang membuatnya mabuk kepayang hingga dia tak punya pilihan lain selain menurutinya. Karena kalau tidak, Celline berniat akan minta putus darinya. Dan Bayu tentu tidak ingin melepas wanita secantik dan semenggairahkan Celline. “Istri Anda memang tidak memiliki bukti atas perselingkuhan dokter. Akan tetapi, ada dua saksi yang bersumpah melihat perselingkuhan Anda. Dan sayangnya itu Anda lakukan di rumah sakit ini dan parahnya, Anda melakukannya dengan pasien dokter sendiri,” ucap dokter Hendra tegas. “Maaf, dok. Saya akan mengajukan banding ke dewan kode etik. Saya tidak terima difitnah seperti ini,” ucap Bayu berani. “Silakan saja, tapi asal Anda tahu. Saya baru saja menyelidiki Anda dan wanita itu. Ternyata Anda sudah menjalin hubungan dengan pasien itu beberapa bulan ini. Anda lakukan saja bandingnya. Saya sendiri yang akan melawan Anda,” ucap dokter Hendra berani. Dia tidak sudi rumah sakitnya menjadi ajang maksiat. “Anda mencampuri urusan pribadi saya,” gerung Bayu kesal. “Kalau Anda tidak terima silakan tuntut saya. Saya tidak takut. Orang-orang seperti Anda ini memang tidak patut dihormati,” ucap dokter Hendra seraya berlalu dari hadapan Bayu. Lelaki itu ingin sekali meneriakkan emosinya saat ini juga. Akan tetapi, dia menahan dirinya. Dia menatap dua kotak kardus yang berisi beberapa barang pribadinya. Ternyata OB itu lumayan cekatan juga. >>Bersambung>> Ada yang kena batunya all.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN