"Sial! Banjir lagi," ucap Pram ketika hendak menuju ke kediaman Sania. Pria itu terus merasa gusar usai mendengar hasutan dari Sela. Sang istri pertama memang pandai membuatnya terpengaruh. Ya, karena rasa cintanya yang besar. Terlebih saat ini dalam kandungan Sela ada jabang bayi hasil cinta mereka. Jadi, Pram tidak mungkin tidak mempercayainya. Pram memacu kendaraannya demi menyusul sang adik ke kediaman istri keduanya. Saka tidak mengangkat telepon tadi, jadi ia makin berpikir yang tidak-tidak. "Aku harus muter lewat jalan lain," katanya. Pram memutar arah. Ia mau membuktikan sendiri apa yang dikatakan Sela tadi. Walaupun merasa sanksi karena Sania adakah wanita yang sangat baik, tapi siapa yang tahu. Butuh waktu lebih lama sampai ke kediaman sang istri karena ia harus memutar.