Bab 41. Benih Cinta yang Dipaksa Mati

1510 Kata

“Pergilah dari rumah ini, Saka. Pergi dan cari bahagiamu di luar sana. Papa minta maaf karena selama ini tidak bisa memberikan kebahagiaan sepenuhnya kepadamu. Sania itu istrinya Pram. Tidak seharusnya kamu memendam perasaan padanya,” ucap Harmoko kemudian. Saka makin terdiam. Apakah sang papa tahu apa yang ia rasakan selama ini kepada Sania? Ya, Harmoko pasti tahu hingga mau menjauhkannya dengan wanita itu. Pria itu tersenyum kecil, lalu menunduk dalam. Selalu seperti ini sejak dulu. Saka merasa bahwa segalanya selalu berbeda. Baik Harmoko maupun Ani selalu memikirkan Pram. Sementara dirinya hanya akan jadi yang kedua dan tersisihkan. Sekarang pun juga. “Pa, selama ini Saka tidak pernah menolak apa pun perintah Papa. Saka patuh dengan semua yang Mama ucapkan. Saka juga tidak pernah mend

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN