Happy reading!!
Semoga kalian menikmati karya gaje utor yang ketcheehh ini
_______
"King lepasin tangan gue!" Seru melinda.
King melepaskan tangan melinda secara kasar, cewek itu mengusap tangannya bekas cengkeraman tangan King. Cowok itu menatap Melinda dengan tatapan intimidasi yang membuat Melinda ketakutan bahkan tak berani menatap King.
"Denger ya. Kemarin gue liat lo mau lempar pot ke kepala cewek itu tapi gue diem gak laporin lo ke polisi. Kali ini lo nyiram dia pake air di jam sekolah. Lo pikir deh ngebully orang di sekolah ini konsekuensinya apa. Lebih baik lo sadar diri sebelum gue yang bertindak" Ancam King pada Melinda.
Melinda menatap King "oh ya? Kalo lo mau laporin gue laporin aja sana gue gak peduli. Lo suka kan sama tuh cewek. Kalo suka ngomong aja biar dia gak deketin Raja" sambar Melinda mulai berani.
King mencengkeram bahu melinda kuat dan mendorongnya ke dinding
"Karena lo itu cewek gue kasi peringatan buat lo. Tapi lain kali gue gak segan buat ngehajar lo pake tangan gue sendiri. Masa bodo lo anak menteri atau anak kepala sekolah, yang jelas kalo gue marah lo gak bisa lari"
Setelah itu King meninggalkan melinda.
Cewek itu meringis memegangi pundak yang di cengkeram kuat oleh tangan King. Mendengar ancaman cowok itu pasti Melinda takut apa lagi King tidak pernah main main dengan kata katanya.
Tapi sebelum Tasya menjauh dari Raja, ia tidak akan diam.
__
"Yah sya gue cuman punya rok cadangan tapi gak punya kemejanya" Ucap Afika cemas apalagi bel kedua akan segera berbunyi.
"Udah fik gak papa lo ke kelas aja duluan bentar lagi juga kering ini baju"
"Tapi nanti lo masuk angin sya" Geram Afika. Tasya malah tersenyum ternyata ia masih punya teman yang seperti ini.
Namun tiba tiba ada benda putih terbang dan mendarat di wajah Tasya. Tasya dan Afika sontak menoleh.
"Lo pake tuh kemeja. Mungkin agak kebesaran tapi setidaknya lo gak bakal masuk angin" setelah itu King langsung pergi.
"Kayaknya dia gak senakal yang gue pikirin deh" celetuk Afika.
Tasya mengangkat kemeja kebesaran di depannya. Yah dari pada masuk angin, King ada benarnya.
"Gue ganti baju dulu ya Fik"
Afika mengangguk dan menjaga di luar pintu untuk melihat si ratu jahat tidak kembali.
Pelajaran kembali di mulai dan tasya merasa kurang nyaman dengan baju kedodoran. Afika cekikikan melihat Tasya, bahkan teman kelasnya yang lain pun menatap aneh ke arah Tasya.
"Ih ada yang lucu ya dari penampilan gue. Gak nyaman banget di tatap kayak gitu sama anak anak" bisik Tasya pada Afika.
Afika menggeleng "lo kayak barbie yang di pakaikan kostum teddy bear" jawab Afika malah menggoda Tasya. Gadis itu memanyunkan bibirnya.
Pulang sekolah Tasya mencari Raja tapi cowok itu tidak terlihat di manapun padahal biasanya cowok itu akan marah jika ia terlambat datang. Mobil Raja memang ada tapi orang nya yang gak ada.
"Hei!" seru Tio mengagetkan.
"Oh Tio. Lo liat Raja nggak?" tanya Tasya.
Tio menggeleng "Dia tadi bilang mau pulang duluan tapi itu kan mobilnya" Tio ikut celingukan tapi tanda tanda keberadaan Raja pun tak terlihat.
"Gue antar deh kalo mau" Tawar cowok yang memiliki tinggi hampir seperti Raja itu.
"Gak deh takut repotin. Lebih baik gue tungguin Raja mungkin dia lagi ke toilet" jawab Tasya. Tio menemaninya menunggu kedatangan Raja.
"Di liat liat tampilan lo hari ini kok aneh ya" Celetuk Tio sembari memperhatikan pakaian Tasya.
Gadis itu tersenyum canggung, bagaimana tidak aneh kalo baju yang ia kenakan sekarang sangat kedodoran di tubuh kecilnya.
"Itu baju cowok kan? Baju nya Raja? Tapi kok bisa lo pakai?"
"Ah itu. Bukan bajunya Raja kok, tadi ada sedikit insiden kecil jadi terpaksa deh gue pake baju ini" Ucap Tasya.
"Kok bisa?"
"Eh itu Raja. Gue balik duluan ya makasih udah temenin nungguin Raja" Sambar Tasya kabur dari pertanyaan Tio.
Cowok itu hanya melihat Tasya yang masuk ke mobil Raja. Tio mengangguk saat Raja membunyikan klakson seakan mengatakan pada Raja 'hati hati'.
"Lo dari mana sih?" tanya Tasya langsung.
"Perpus balikin buku" jawab Raja seadanya. Dan Tasya hanya ber oh ria.
"Tadi pas berangkat tampilan lo gak kayak gini deh kenapa sekarang kayak orang lagi kena musibah" ucap Raja mencibir pakaian Tasya yang kebesaran.
"Lo gak tau aja ada badai besar tadi" sahut Tasya ketus. Raja menoleh sekilas dan tak bicara lagi.
Sore harinya teman teman Raja datang kali ini ada tambahan cowok yang bernama Dani. Mereka ber enam dengan satu perempuan di tengah tengah, mereka sibuk membahas soal dan rumus. Sejenak Tasya berfikir ternyata gak semua cowok terkenal hobi main doang ternyata saat belajar mereka juga bisa fokus dan cepat tanggap.
Tasya bersyukur ada di tengah tengah cowok pintar apa lagi si Dani. Selama masuk ke sekolah itu Tasya tidak pernah melihat Dani yang ternyata ikut olimpiade fisika di luar negeri dan memenangkan nya.
Sungguh sangat luar biasa.
Dan Raja yang di kenal sebagai ketua osis ganteng dan pintar, Adam atlet renang, Dika pemain tennis meja terbaik se provinsi dan Tio yang jago memanah. Mereka memiliki bidang dan keterampilan wow meski berbeda tapi tetap saja mereka berlima memiliki satu kesamaan.
Yaitu basket.
Olah raga itulah yang menyatukan mereka menjadi sahabat. Mengabaikan perbedaan dari keterampilan mereka masing masing. Buktinya hanya satu permainan bisa menyatukan perbedaan latar belakang.
Bagi mereka perbedaan latar belakang itu tidak penting yang terpenting adalah mereka nyaman saat berteman.
Seperti sekarang, kelima cowok tampan itu sibuk membahas soal sampai sampai Tasya tidak bisa fokus dengan bukunya dan malah fokus memperhatikan kelima cowok itu dengan kagum.
"Jangan gangguin gue Dam. Masih mikir nih" Protes Dani saat Adam menyenggol lengan Dani.
Tapi Adam tidak mendengarkan dan tetap mengganggu temannya itu.
"Wah cari masalah nih anak" Dani Mendorong adam dan mengujami cowok itu dengan menggelitik telapak kaki Adam.
Adam tertawa kegelian.
Sedangkan Dika dan Tio kompak mengambil toples kue yang sama hingga tangan mereka masuk bersamaan di mulut toples dan tidak bisa di keluarkan
Alhasil situasi damai beberapa saat lalu kacau dan berubah menjadi gelak tawa dan pertengkaran ke empat teman Raja. Raja sendiri menonton teman temannya dengan gelengan kepala.
Tio dan Dika berusaha melepaskan tangannya dari mulut toples.
Tasya tidak bisa menahan tawanya saat teman teman Raja sangat kompak untuk membuat situasi langsung berubah total.
Tawanya mereda menyisakan senyum tipis di bibir Tasya. Pemandangan seperti ini baru ia rasakan selama belasan tahun sekolah, mungkinkah suatu saat mereka akan tetap menjadi temannya?
Tak lama Raja ikut nimbrung menghentikan kegaduhan namun yang ada Raja malah kena sasaran buli bulian teman teman nya sendiri.
Alhasil Tasya kembali tertawa.
_______
To be continue
Salam sayang dari
SILAN
Semoga bahagia