Perkelahian

1031 Kata
Happy reading... ________ Tasya menoleh ke arah pintu di mana diluar sana anak anak tengah berlarian dan berteriak sesuatu yang tidak jelas. "Kayaknya ada yang berantem deh Sya. Yuk lihat" Ajak Afika tanpa menunggu jawaban Tasya cewek yang rambutnya di kepang itu langsung menarik lengan Tasya. Tasya hanya mengikut begitu mereka tiba di kerumunan orang Tasya tidak bisa melihat siapa yang sedang berkelahi. Tapi sepertinya seorang satpam sudah memisahkan perkelahian itu dan memarahi salah satu di antara mereka. "Kamu sudah sering bolos kelas hobinya gelud terus. Gak bosen ya masuk ruang bk?" ucap pak satpam yang tidak tau di tujukan ke siapa. Tasya mencoba menerobos kerumunan namun begitu dia berhasil semua malah bubar sehingga dia tidak bisa melihat siapa sebenarnya yang sedang berkelahi tadi. "Sudah bubar Sya. Balik kelas yuk gak liat siapa yang berkelahi gak seru" ucap Afika dan cewek itu meninggalkan Tasya. Menyadari tasya tidak ikut di sampingnya Afika kembali dan menarik lengan teman sebangkunya itu. "Napa malah bengong sih" gerutu Afika. Tasya menghela nafas rendah. "Menurut Lo yang sering berkelahi di sekolah ini siapa?" tanya Tasya. Afika terlihat berpikir. Dia juga tidak terlalu tau tapi sempat mendengar nama 'King' sering di sebut setiap ada kerusuhan. "Entah" jawab Afika sambil mengedikkan bahu dia tidak ingin mengambil kesimpulan. Tidak mungkin King yang mereka sebut adalah Raja? Karena Raja di kenal sebagai anak yang teladan. Mereka berdua kembali duduk di bangku masing masing. Tasya meraih tasnya dan mengeluarkan alat tulis di mata pelajaran pertama nya ini. Beberapa saat kemudian bel istirahat berbunyi. Anak anak langsung berlarian keluar kelas, ada yang ke kantin ada yang ke perpus dan ada juga yang cuman nongkrong di depan kelas sambil bernyanyi memainkan gitar yang entah mereka dapat dari mana. Untuk beberapa saat Tasya memperhatikan semua di sekitarnya sampai Dika datang menghampiri. "Woy jangan ngelamun bahaya" Seru cowok itu mengagetkan Tasya. Cewek itu menatap Dika dengan ekspresi datar. "Serem amat neng mukanya" Celetuk cowok itu. Tasya menghela nafas "Ada apa cari gue?" ucap Tasya. Sebenarnya teman teman Raja memang asik menjadi teman nya tapi melihat sekeliling nya beberapa anak menatap sinis ke arah Tasya. Dengan terpaksa Tasya harus pura pura jutek untuk menghindari masalah. "Mau ajak lo makan lah bareng yang lain" jawab Dika. Sekarang Tasya yakin tatapan membunuh sedang di arahkan padanya. Tasya memejamkan mata. "Anak anak di sini lebih nyeremin dik dari pada nonton film horor" Gumam Tasya. "Ah gak usah di pikirin udah biasa itu mah. Yuk lah ikutan yang lain udah nungguin tuh di kantin" Dika mencubit seragam Tasya dan menarik nya. "Gue bisa jalan sendiri" Sahut Tasya. Dika menatapnya sekilas "Terserah" kemudian melanjutkan langkahnya. Sekarang Tasya ada di tengah tengah teman Raja di satu meja. Tasya yakin seratus persen anak anak yang lain tengah menatapnya dan tatapan itu sangat tidak bersahabat terlebih Raja dan teman temannya tidak pernah memasukkan satu cewek di antara mereka. Tapi sepertinya Raja juga tidak mempermasalahkan keberadaan Tasya terlihat bagaimana santainya Raja bermain dengan hp nya. Begitupun ketiga teman Raja yang lain. Terus gunanya Tasya di antara mereka cuman buat nontonin mereka main hp?. Seketika Tasya menarik ucapannya jika teman teman Raja itu sangat asik tapi ternyata... Tasya menggebrak meja, ke empat cowok itu kaget. Beberapa anak yang lain pun ikut melihat ke arah gebrakan meja yang di akibatkan oleh tangan tasya. Tak terkecuali ibu kantin tapi Tasya tidak peduli dia menatap Raja dan ketiga teman nya dengan kesal. "Kalian ngajak kesini tapi pas disini gue di cuekin kok bikin kesel sih" Seru Tasya. Tio yang duduk di dekat tasya menarik lengan Cewek itu untuk duduk kembali. "Heh kalian simpan hp nya" ucap Tio. Dika dan Adam mendengar dan menyimpan hp mereka tapi Raja tidak dan lebih memilih untuk mengabaikan. Tasya mendengus. "Gue kenyang" katanya dan beranjak kembali dari duduknya pergi meninggalkan ke empat cowok tadi. Di sisi lain. "Sepertinya dia yang mencoba mendekati duluan. Lo kapan bertindaknya Mel? keburu anak baru itu ambil jatah yang harusnya punya lo" Ucap Welda seperti menyalahkan api di tengah dedaunan kering. Melinda menusuk nusuk baksonya kesal dia ikut berdiri di ikuti Welda di belakangnya. Tasya sendiri berjalan dengan kesal meninggalkan area kantin. Afika tidak bisa menemaninya karena di panggil ke ruang guru untuk menyelesaikan sesuatu. Ternyata di sekolah besar seperti ini tanpa seorang teman sangat tidak menyenangkan. Brugghh.. "Ups! Sorry! Makannya kalo jalan liat liat" Tasya mendongak dan segera bangun dari keterjatuhannya. Dia menatap dua cewek di depannya ini yang tidak dia kenal. "Kaki gak di buat jegal orang lain emang kesemutan ya mbak. Kalo kesemutan ini gue bantu kasi reda"  ucap Tasya lalu menendang tulang kering Melinda. Cewek itu mengaduh kesakitan. "Kurang ajar!" maki Melinda sembari menyentuh kakinya yang sakit. Tasya mengibaskan rambutnya dan melenggang begitu saja. Welda membantu Melinda berdiri "lo gak apa apa kan?" kata nya. Melinda menyentakkan kakinya ke lantai dan berakhir meringis karena masih sakit "Cewek sialan liat aja ya gue gak akan tinggal diam" maki Melinda setengah mati. Tasya mendaratkan bokongnya di kursi kemudian melihat keluar jendela cukup lama sampai bel masuk kembali berbunyi, tak lama Afika datang bersama dengan guru biologi, Tasya menatap sebentar sampai Afika duduk di sampingnya dan pelajaran di mulai. Setelah beberapa saat berlalu Tasya menghela nafas lega dan menutup bukunya. Merapikan alat alat tulisnya ke dalam tas. "Sya gue duluan ya" seru Afika melambaikan tangan. Tasya tersenyum "Oke. Hati hati ya jangan sampai kesandung kerikil" sahut Tasya. Afika tertawa pelan sembari meninggalkan Tasya yang menunggu kelas benar benar sepi. Tak lama Raja mengirim chat Raja ngeselin : Woy! Tasya mendengus. Gak ada kata kata yang lebih bagus apa selain 3 biji huruf itu?. Tasya meraih tas dan berjalan keluar kelas. Brugghh... "Aishh.. Sepertinya nasib baik kurang berpihak sama gue hari ini" Dumel Tasya sambil merapikan alat tulisnya yang jatuh ke lantai. "Napa sih ketemu nya harus sama lo lagi" ucap seorang cowok yang barusan menabrak Tasya. Cewek itu mendongak melihat siswa dengan tampilan berandalan tengah berkacak pinggang. Tasya segera berdiri. "Heh harusnya tuh gue yang bilang kenapa harus ketemu cowok sangar kayak lo. Udah nabrak orang gak mau bantuin malah marah marah" "Yang marah itu elo ya bukan Gue" Tasya maju selangkah "Ngajak berantem ya?" tantangnya. Cowok itu berjalan melewati Tasya "Sorry gue gak ngeladenin cewek berantem" dengan angkuhnya cowok itu berkata. Tasya meremas jemarinya. Jika ada apapun di sampingnya mungkin sudah dia lempar ke cowok tengil itu. Sayangnya tidak, Tasya menggeram kesal. ---- To be Continue Penulis suka banget kalau pembaca suka ngisi kolom komen. Betewe yang kepoin cast atau visual di setiap ceritaku kalian bisa kunjungi i********: (Vio.hil) Boleh sekalian follow juga wkwk.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN