Menjadi seorang Istri

1049 Kata
Aleah pov Wajahku terasa memanas ketika mengingat kejadian semalam. Kami melakukannya berkali-kali, dan dengan manisnya suamiku itu memandikanku dan membiarkan aku makan pagi diatas tempat tidur karena masih terasa perih. Kalian tahu bagian mana yang aku maksud. "Apa rasanya tidak terlalu enak?" Aku menoleh menatap Cleon yang memang ada disebelahku. Dan yang ku dapati adalah senyum manisnya juga usapan lembut dipipi kananku. Aku membalas senyumannya lalu menggeleng pelan. "Ini enak." Ia masih mengulas senyum lembut padaku. "Lalu adakah yang kamu inginkan? Kenapa termenung seperti itu?" Aku tersenyum malu dan menggeleng pelan. "Hanya tidak percaya dengan semua ini. Tiba-tiba berubah dengan cepat." "Semua ini memang sudah berjalan dengan seharusnya, jadi jangan pernah untuk tidak percaya lagi." Aku mengangguk mendengar ucapannya. "Nanti malam akan diadakan jamuan makan disini, kamu tidak apakan?" Aku kembali mengangguk mengiyakan. "Tidak apa-apa. Lagipula aku juga harus lebih akrab lagi dengan adik-adikmu." Lalu kecupan dikepala ku dapati darinya. "Tanpa berusaha pun mereka akan dekat denganmu, mereka semua menyukai dirimu." Aku tersenyum malu mendengarnya. Aku baru bertemu dengan adik-adik Cleon saat pernikahan kami, ia mengenalkanku pada adik-adiknya yang kembar dan itu mengesankan sekali. Apalagi si kecil Fey dan Key, mereka berdua sangat menggemaskan. Mungkinkah kami juga bisa memiliki anak kembar seperti itu? Sontak pipiku memanas karena otakku kembali memutar kejadian semalam. Astaga sejak kapan aku menjadi berpikiran m***m seperti ini sih? "Kali ini melamun dengan wajah merona, apa yang kau pikirkan Love? Hmm?" Daguku diangkat ke atas dengan telunjuknya membuatku kembali tersadar dari pikiran konyolku tanpa menghilangkan pipi yang terasa panas. "Apa..." Ucapannya terputus tetapi wajahnya yang menyeringai menggoda muncul. Aku mengerjapkan mataku saat melihatnya, mungkinkah aku salah lihat? Tapi sepertinya tidak. Ini untuk pertama kalinya Cleon berekspresi seperti itu selain berwajah tampan bagai malaikat saat tersenyum lembut, tersenyum bahagia dan berwajah khawatir. "Apa kau memikirkan yang terjadi semalam?" Spontan aku membelalakan mata saat dirinya berbicara selancar itu. "Ahh.. Rupanya aku benar." Lalu ia menangkup wajahku dan mendekatkan wajah kami hingga ujung hidung kami bersentuhan, jantungku berdebar sangat kencang. Apa yang diperbuatnya membuatku merasa gugup seperti semalam. "Dengar Sweetheart, untuk apa mengulang semuanya dikepala cantikmu jika kita bisa mengulangnya secara langsung." Seringainya tak berubah sama sekali, semuanya semakin membuatku malu setengah mati saat melihat matanya yang berbinar geli. Ya ampun untuk mengingat kejadian semalam saja aku ketahuan. Ini benar-benar memalukan. "A-aku ti-tidak," bahkan untuk membalas ucapannya pun lidahku terasa kaku. "Begitukah?" Aku menganggukan kepala dengan cepat, "tapi aku tidak percaya." Dan yang terjadi selanjutnya adalah suamiku yang tiba-tiba mendaratkan bibirnya padaku, tanpa menolak aku mengalungkan lenganku dilehernya dan kalian pasti tahu apa yang terjadi selanjutnya. Nafasku terengah-tengah dengan debaran jantung yang masih menggila seperti sebelumnya, "Sekarang sudah waktunya makan siang. Aku akan ambilkan makanan untukmu." Cleon sudah memakai celana dan bajunya mengecup keningku lama lalu pergi meninggalkan kamar. Sekarang tersisalah aku seorang diri dikamar luas ini dengan selimut yang menutupi tubuh polosku. Secara perlahan aku mendudukan diri dan mencoba bangun, aku harus mandi agar terbebas dari peluh ini. Ringisan pelan keluar dari mulutku, langkah tertatih kulakukan untuk sampai ke kamar mandi. Berendam diair hangat pasti sangat menyenangkan. Aku tersenyum memikirkan ide tersebut, sesampainya dikamar mandi aku langsung melaksanakan ideku itu. Hahh rasanya begitu menengakan. Tok tok tok "Sayang? Kamu didalam?" Aku tergagap sebentar sebelum menjawab pertanyaan Cleon dengan suara yang agak ditinggikan supaya ia mendengar. Rencana ingin berendam berjam-jam harus aku tunda sepertinya, kasihan Cleon jika harus menungguku lebih lama. Dengan cepat aku membilas tubuh setelah tubuhku terasa lebih baik dari berendam air hangat. Aku keluar kamar dan melihat Cleon yang sedang berbaring asal di tempat tidur. "Sudah?" Aku mengangguk dan berjalan mendekatinya. "Apa kamu ingin menggodaku? Hmm?" Aku merapatkan jubah mandiku saat Cleon berkata demikian, "Aku sangat lapar, nanti aku akan ganti baju setelahnya." Aku duduk dan mengambil satu porsi makanan diatas meja dan mulai memakannya dengan lahap karena aku memang lapar. "Tidak perlu, untuk apa memakai baju jika ingin dilepas lagi?" Aku mendengus mendengar godaan darinya. Sungguh aku baru tahu jika Cleon sedikit jahil juga. "Makanlah Cleon dan jangan banyak bicara." Ia terkekeh pelan mendengar gerutuanku, tetapi ia bangkit dari tidurnya dan duduk disebelahku untuk ikut makan juga. Sampai sore kami habiskan untuk berduaan, membicarakan sesuatu dan semakin mengenal satu sama lain hingga waktu malam tiba dan saatnya jam makan malam berlangsung. Aku hanya mengenakan dress bermotif floral berwarna biru muda pilihan Cleon untuk makan malam keluarga ini. Kata Cleon yang hadir malam ini hanyalah keluarga inti saja, jadi aku jangan terlalu gugup. Kami menuruni anak tangga bersamaan dengan Cleon yang terus menggenggam tanganku tanpa melepasnya atau merenggangkannya sedikit pun. "Honey..." Sapaan itu kudapatkan saat kami memasuki area ruang makan. Ibu mertuaku sudah memelukku erat seakan sudah lama sekali tak berjumpa, lalu tubuhku teralih ke pelukan Clare yang selalu ada disamping Mommy. "Hai saudari ipar, gimana malam pertamanya? Cleon agresif gak?" "Clare stop it," Pipiku memanas begitu saja saat topik yang menurutku sensitif disebut, Cleon langsung membawaku kesisinya dan memeluk pinggangku posessif setelah menegur saudarinya. Yang kulihat Clare dan Mommy malah terkikik geli dan memberi kerlingan jahil pada kami, aku tersenyum kecil. Melihat kedekatan mereka aku jadi rindu pada mama. "Aaron kuharap kau bisa mengatasi keusilan istrimu ini." Aku mengalihkan tatapanku pada seorang pria dewasa yang ku ketahui adalah suami dari Clare yang menyeringai kecil seakan mendukung istrinya. Pria itu sedang memangku seorang bayi perempuan berusia sembilan bulan yang ku tahu adalah anaknya dan Clare. Saat pertama kali bertemu dengannya aku merasa sedikit takut, suami Clare ini berkulit putih pucat dengan bibir merah. Matanya merah darah dan tak akan terlihat jelas jika bukan dilihat dari dekat, sewaktu memberiku dan Cleon ucapan selamat dihari pernikahan aku merasakan kulitnya yang sangat dingin sangat berbanding terbalik dengan Cleon yang selalu terasa hangat. Cleon pernah bercerita bahwa Clare sudah menikah sejak lulus sekolah menengah atas, wajar saja jika anak pertama Clare berusia lebih tua dari Cello dan Zello. "Ayo kita mulai makan malamnya." Kami memakan makan malam dengan obrolan ringan dan aku senang bisa diterima dengan baik disini. Rasanya bersyukur sekali sudah menjadi seorang istri dari Cleon, pria yang aku cintai. Aku merasa ada yang menggenggam tangan kiriku dan saat ku lihat Cleon tersenyum manis hingga terlihat berkali lipat lebih tampan. Lalu mulutnya bergerak tanpa mengeluarkan suara dengan berucap I Love You... Vote and Comment guys!!! TheHalfsoul❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN