Cinta Apa Adanya

1021 Kata
Cleon pov "Ada apa ini? Aleah?" Mr. Dakota muncul disertai istrinya dari dalam rumah dan menatap mate-ku terkejut. Tetapi yang membuatku semakin terkejut adalah mate-ku yang dengan mata berbinar bahagia berlari menghampiri Mr. Dakota dan istrinya lalu memeluk mereka khawatir. "Sayang kamu kemana aja? Mama khawatir, semuanya khawatir dan mencari kamu." Wajah penuh air mata dari Mrs. Dakota semakin membuatku tak paham. Mama? "Maafin Leah Ma, Leah baik-baik aja kok." Tak ingin semuanya semakin membuatku tak paham, aku melangkahkan kaki mendekati mereka diikuti pria yang tadi sempat dipeluk mate-ku. Tetapi ternyata kehadiranku menarik perhatian Mr. Dakota. "Mr. Xanders." Aku bisa melihat wajah penuh pertanyaannya tapi aku ingin semua jelas. "Aku butuh penjelasan tentang ini Aleah." mate-ku yang sedari tadi memeluk Mrs. Dakota membalikkan tubuhnya dan menatapku gugup. "Aku akan jelaskan semua ini. Ayo kita masuk." Ia mengajakku juga tiga orang yang ada bersama kami diteras rumah. Ia duduk dengan gugup disebelahku dan sedikit melirik. Sedangkan aku masih terduduk tenang menunggu penjelasan dengan menatapnya lurus tanpa peduli yang lain memperhatikan diriku. "Emm.. Cleon, sebenarnya Mr. Dakota ini adalah papaku. Papa kandungku, dan Mrs. Dakota adalah mama ku. Lalu kak Frans adalah kakak kandungku." Ini cukup mengejutkan, karena yang aku tahu Mr. dan Mrs. Dakota hanya punya satu anak yaitu Frans. Aku menaikkan alisku dan menatap orang-orang yang disebut Aleah. Mr. Dakota menatapku tajam, "Jadi selama ini Leah bersama dengan Mr. Xanders, begitu?" lalu melirik Aleah menanti jawaban. Aleah mengangguk dan tampak ingin menjawab, tetapi dengan cepat aku memotong ucapannya. "Benar, Aleah bersamaku selama ini. Dan Mr. Dakota apakah benar Aleah adalah putri kandung anda?" Meski masih ada yang ingin ditanyakan Mr. Dakota tak ayal ia mengangguk. "Aleah memang anak kandung saya. Tapi bagaimana bisa Anda bersama Aleah? Saya sudah mencarinya kemana-mana." "Dia tinggal di mansion ku. Mr. Dakota, saya datang kemari untuk menemani Aleah mengambil barang-barangnya dan juga bertemu dengan orangtuanya." Aku menggenggam tangan Aleah dan menyuruhnya segera mengambil barang yang ingin bawa dengan gerakan mata. Dengan manisnya ia menurutiku dan pergi dari ruang tamu. "Mengambil barang-barang? Anda ingin membawa anak saya kemana?" Suara penuh ketakutan itu berasal dari Mrs. Dakota. "Aleah mengatakan ingin datang ke konser dan kesini untuk mengambil keperluannya untuk itu." Setelah menatap Mrs. Dakota berharap wanita itu tenang, aku menatap Mr. Dakota serius. "Mr. Dakota, jika benar Aleah putri Anda maka saya ingin meminta restu untuk menikahinya." mata Mr. Dakota terbelalak begitupun dengan yang lain. Tetapi dengan cepat ekspresinya terganti dan berdehem pelan. "Mr. Xanders saya sangat senang mendengar keinginan baik Anda kepada putri saya, tetapi saya mohon maaf. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada keluarga Anda, saya menolak hal ini. Anda tidak bisa menikah dengan putri saya." Luc menggeram marah ketika mendengar perkataan itu meluncur dari bibir Mr. Dakota. Sebisa mungkin aku menahan diri dan mencoba menenangkan Luc. "Apa alasan Anda menolak pinangan saya? Saya tidak bisa terima jika tanpa ada alasan Anda menolak hal ini." Mr. Dakota tampak menghela nafasnya dan gurat kesedihan yang mencoba untuk ditutupi, apalagi Mrs. Dakota yang terus mengusap lengan suaminya dengan mata berkaca-kaca semakin membuatku ingin mendengar semuanya. "Apa alasan Anda melakukan semua ini?" "Kami sengaja menutupi keberadaan Aleah demi kebaikan putri kami, banyak orang jahat diluaran sana yang akan melakukan apapun untuk kekuasaan apalagi didunia bisnis yang keluarga kami geluti. Aleah, dia-" "mengidap Xeroderma pigmentosum dan Intoleransi Galaktosa. I know, tapi Mr. Dakota saya mencintai putri Anda apa adanya. Saya tidak masalah dengan itu semua." "Mencintai dalam waktu beberapa hari? Apakah itu mungkin Mr. Xanders?" Aku menatap tajam sosok yang ada di single sofa, menatapnya tak suka karena sudah meragukan cintaku. "Mungkin sekali. Apa yang tidak mungkin didunia ini Tuan Muda Frans? Ego saya sedikit terluka karena dirimu meragukan cinta yang saya punya." Kembali aku menatap dua pasangan paruh baya yang berstatus sebagai orangtua mate-ku. "Saya sangat serius dalam hal ini Mr. Dakota, jika Anda ragu tentang saya dalam penjagaan Aleah bisa Anda tanyakan sendiri padanya. Saya sangat sanggup menjaga Aleah." Pria paruh baya itu masih tampak ragu dan sesekali menatap istrinya. "Saya sudah meminta restu Anda Mr. Dakota, terserah bagaimana tanggapan Anda yang pasti saya akan tetap menikahi Aleah." Lalu aroma itu kembali tercium diinderaku, aroma milik Aleah. "Sudah?" Tanyaku yang dijawab anggukan olehnya. Ia tampak menggendong tas ransel yang cukup berat, sungguh tidak cocok gadisku membawa itu dengan tubuh rapuhnya. Oleh karena itu aku bangkit dan mengambil alih tas gendongnya. "Sayang, aku sudah meminta restu pada ayahmu. Bicaralah padanya sebentar sebelum kita pergi." Aleah menatapku sendu tapi kemudian mengalihkannya pada keluarganya. "Bagaimana tanggapan papa, mama dan kak Frans mengenai ini?" Mr. Dakota entah untuk keberapa kalinya menghela nafas. "Mr. Xanders sudah tahu semua hal tentang Aleah. Leah sendiri yang menceritakannya kan? Apa Aleah merasa nyaman?" Aleah bergumam pelan dan mendekati sang ayah, "Leah nyaman pa. Leah ingin menikah dengan Cleon." Oh mate, I love you so much. "Aleah, apapun yang Leah mau akan papa berikan, tapi untuk kali ini cukup sulit untuk papa. Apa kamu yakin?" Aleah mengangguk. "Cleon mencintai Aleah dan menerima semua kekurangan Aleah pa. Apalagi yang Aleah butuhkan." Hatiku menghangat mendengar ucapannya. Andai saja mereka bukan keluarga Aleah, pasti Aleah sudah ku peluk erat disertai kecupan manis. "Leah, masih ada waktu untuk berpikir. Putri mama masih terlalu muda untuk menikah, mama masih ingin bersama Aleah dirumah ini." Dalam hati aku berdecih tak suka, kenapa calon ibu mertuaku ini terlihat sangat keberatan. "Ma, Aleah sudah besar. Aleah sudah membuat keputusan ini dan Leah harap mama menghargainya dengan memberi restu pada kami." mate-ku terlihat seperti membujuk ibunya. "Aleah sayang dengan mama, sangat. Tapi ini kesempatan Leah untuk membuktikan bahwa ada pria tulus yang mencintai Leah." "Kakak bahagia kalau Leah bahagia. Kakak setuju kalau Leah sudah memilih." Wajah bahagia mate-ku juga perasaan sedikit lega menghampiri perasaanku. Setidaknya ada satu yang setuju. "Leah sayang kak Frans." "Kakak juga." Untuk kali ini tidak apa membiarkan mereka berpelukan dan tangan pria itu mengusap rambut mate-ku. Kali ini saja tidak untuk lain kali. "Mr. Dakota, keluarga saya akan datang kemari untuk meresmikan pinangan saya. Untuk saat ini tolong biarkan Aleah bersama saya." Vote and Comment guys!!! TheHalfsoul❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN