SIAPA YANG DIA PANGGIL MOMMY?

1039 Kata
Anesh kesal karena hari Sabtu ini seharusnya adalah waktunya bermain seharian dengan putranya. Tapi karena menemani kakek Bian maka dia terpaksa mengorbankan waktu berharganya dengan sang putra. “Mobil siapa yang barusan keluar?” tanya Anesh ketika dia turun dari mobil. Sementara sang kakek sudah dijaga oleh ajudannya agar tak jatuh. Ajudannya takut kakek Bian lemas lalu jatuh. “Itu tadi nanny membawa den Tama ke taman kota. Di sana den Tama ketemu dengan seorang perempuan yang dia panggil mommy, dan den Tama tidak mau pulang tanpa mommynya ikut ke sini. Jadi gadis tersebut mengantarkan, dia juga memandikan lalu menyuapi sampai den Tama tidur baru ditinggal pulang,” kata penjaga yang membukakan pintu ruang tamu pada Anesh. “Apa maksudnya mommy? Siapa yang den Tama panggil mommy?” tanya Anesh. “Saya tidak tahu Den. Mungkin lebih lengkapnya bisa tanya ke nanny saja. Karena tadi nanny pergi dengan pak Supar,” jawab pegawai itu. Anesh langsung bergerak ke kamar putranya, dia lihat pengasuh Tama sedang membereskan baju kotor bekas Tama sore tadi. “Tadi sore kalian bermain di taman kota dan bertemu seorang perempuan, siapa dia?” tanya Anesh tanpa basa basi. “Saya tidak tahu Tuan muda, yang saya tahu den Tama langsung berlari dan memanggil gadis tersebut mommy. Padahal gadis itu sedang merenung sendirian di taman,” balas Sulis, perempuan berusia 35 tahun yang bertugas mengasuh Tama. “Pada saat kami mau pulang den Tama menangis tidak mau berpisah dengan mommy-nya itu, sehingga gadis baik hati itu mengantar hingga ke rumah, dia juga mengurus den Tama hingga tidur.” “Siapa dia?” “Saya tidak tahu Tuan. Ini tadi dia membuat beberapa foto dengan handphone miliknya dan saya minta share. Jadi saya tahu nomor ponselnya dia, tapi tak bertanya namanya. Dan saat bermain tadi saya bikin videonya,” kata Sulis sambil memperlihatkan video saat Tama dimandikan juga menggunakan baju sampai disuapin makan dan tidur. ‘Kalau dia tahu rumah aku ini, dia mungkin berharap jadi ibunya Tama. Aku tidak mau perempuan seperti itu. Tapi dia kan sejak di taman belum tahu siapa Tama. Katanya dia sedang bengong di taman saat Tama menghampiri. Dan mobil miliknya juga bukan mobil kebanyakan. Mungkin karena kasihan dia langsung bersedia mengantar Tama ke rumah. Jadi dia memang bukan langsung tahu hartaku,’ kata Anesh lagi sambil berlalu dari kamar putranya. Anesh memang alergi sama perempuan matre. Makanya dia tidak mau pacaran karena mereka rata-rata hanya mengejar hartanya saja, bukan tulus mencintai dirinya apa adanya. “Tapi dia manis. Kenapa wajahnya mirip Tama ya? Tama versi perempuan,” kata Anesh sambil melihat foto Tama dan perempuan tersebut yang tadi langsung dia share ke nomornya untuk dia selidik. Wajah Tama dan Ririe sangat mirip. ≈≈≈≈≈ “Saya mau mandi sama mommy, saya mau makan sama mommy,” Tama trantum pagi ini. Dia tak pernah seperti itu bila hal makanan atau mandi. Kalau dia menolak makan atau mandi tak akan sampai trantum. Tama anak yang manis untuk dua hal itu, tapi bila dia minta sesuatu tak dituruti dia akan trantum tanpa bisa dihentikan sampai dia kelelahan. “Sama Daddy saja,” bujuk Anesh saat melihat anaknya menjerit-jerit minta mandi dan minta makan sama mommy-nya. “No. Big No. I don’t want with you. I want my mom,” sahut Tama sambil menggeleng dan menggoyangkan tangannya menolak tawaran daddy-nya. Anesh sungguh kalang kabut. Di mana dia mau mencari perempuan itu? Tidak mungkin kan dia cari di taman kemarin? “Oke. Sekarang begini. Kamu mandi dulu sama nanny, lalu makan sama Daddy. Nanti kita cari mommy di taman kota,” Anesh membujuk putranya. Dibujuk seperti itu Tama menurut. Dia mandi dengan nanny-nya lalu makan dengan manis disuapi Anesh. ≈≈≈≈≈ Tentu saja muter-muter ke mana pun tidak akan ketemu, orang enggak janjian. Dicari di tempat kemarin juga tidak ada. “Mungkin mommy pergi kerja atau pergi sekolah, sehingga tak ada lagi di sini. Besok kita kembali ke sini lagi ya,” kata Anesh mengajak Tama pulang. Tentu saja Tama sedih. Dia pulang dengan wajah marah. “Cucu Grandpa kenapa?” kata kakek Bian saat melihat cicitnya wajahnya ditekuk. Memang dia mengatakan cucu pada cicitnya tersebut. panggilannya GRANDPA kalau untuk Tama, kalau untuk Anesh dia dipanggil KAKEK. “Dia cari mommy-nya, enggak ketemu lalu merajuk,” kata Anesh. “Memang ada apa dengan mommy-nya?” kakek Bian bertanya selintas. Tapi tak dijawab oleh Anesh. Dia ikuti putranya sampai bertemu dengan Sulis. Setelah Tama aman karena sudah bertemu dengan Sulis, Anesh baru mendekati kakeknya. “Kemarin Tama bertemu seorang perempuan di taman kota, dan dia langsung panggil Mommy pada gadis tersebut. Lalu saat nanny-nya ngajak pulang Tama tidak mau pulang dan nangis-nangis. Akhirnya gadis itu kasihan lalu mengantar ke rumah ini. Sampai di sini gadis itu juga tidak boleh pulang. Akhirnya gadis tersebut mandiin Tama dan nyuapin makan malam. Setelah Tama tidur baru perempuan itu pulang. Beberapa saat sebelum kita masuk rumah kok. Jadi kita selisih beberapa menit ketemu sama dia,” jelas Anesh. “Wah, coba kita sempat ketemu,” kata kakek Bian. “Jadi kita bisa kenalan. Sekarang tidak bingung nyariin perempuan itu saat Tama butuh.” “Sudah tidak apa-apa. Tidak usah dicari lagi. Itu kan hanya pertemuan sementara. Sebentar lagi juga Tama akan lupa. Seperti dia lupa sama mainan barunya.” Anesh berpikir praktis saja. Dia tak yakin gadis itu punya tempat khusus di hati putranya. ≈≈≈≈≈ Ririe masih tidak percaya, sejak kemarin Tama menangis tak mau berpisah dan akhirnya dia memutuskan mengantar anak tersebut pulang. masih belum hilang kagetnya semudah itu dia turun tangan pada anak kecil yang baru bertemu. Ririe masih ingat di rumah anak tersebut dia memandikan Tama lalu menyuapi sampai lelaki kecil itu tidur dalam pelukannya. Tak berhenti-henti dia cium bau bayi itu. Dia sangat suka. Dan saat memandikan Tama, Ririe merasa dejavu. Ada sesuatu yang membuat dia tak percaya. “Saya pulang ya Bu, semoga dia tidak rewel,” begitu yang Ririe katakan kemarin dan sampai hari ini Ririe masih terbayang-bayang anak tersebut. Dia ingin bertemu lagi tapi takut kalau orang tua anak tersebut melarangnya. Ririe bertekad akan minta kepada si pembantu untuk bertemu saat jam kantor saja. Ririe akan minta pembantu untuk bertemu Tama sebelum dia pergi kerja dan dia yakin papanya anak itu pasti juga sudah berangkat kerja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN