Kakinya semakin melangkah maju saat melihat darah segar berceceran di lantai. Deg! “Caca!!” “Oh, Tuhan! Ada apa denganmu?! Hey, Caca?? Bangun, Ca?!” Aiyaz menegakkan tubuh Caca, menepuk pelan berulang kali pipinya. Dia melihat darah segar keluar banyak dari sela jari Caca. Ada pisau dan buah apel disana. Mungkinkah Caca teriris pisau dan tidak bisa melihat darah, pikirnya bertanya-tanya. “Astaga, Caca!” Dia langsung menggendong Caca dan membawanya menuju kamar. Kejadian ini terulang kembali. Saat yang paling mengenaskan untuk seorang Aiyaz. Panik atas sikap wanita yang sama sekali tidak ia kenali. ..**.. Saat itu juga dia segera menghubungi Bobby dan tim medis. Mereka semua panik saat melihat darah berceceran di lantai. Tapi setela