Berita Bianca dicutikan selama satu tahun sudah sampai di mana-mana. Lebih tepatnya sampai si telinga fakultas anak-anak teknik. Berita itu dicegah agar tidak menyebar ke fakultas yang lain, apalagi sampai satu kelas mendapatkan info tersebut.
Seharusnya, pihak universitas memang mengumumkan pada anak-anak didiknya tentang pembullyan yang baru saja terjadi. Dengan begitu bisa dijadikan sebagai pembelajaran bersama, agar tidak sampai terjadi dan terulang lagi di masa mendatang.
Di hari pertama Bianca dan kedua temannya tidak lagi berangkat ke kampus, Kirana justru merasa ada yang aneh. Kelasnya tidak seramai kalau ada Bianca masuk kelas. Walaupun Bianca terkenal suka membuat ulah, sikapnya yang ada-ada saja ini yang selalu membuat orang-orang terkadang ikut tertawa dengan kelakukannya itu.
Sampai dia pun hanya bisa diam mendengar komentar-komentar orang-orang tentang Bianca. Entah dari prodi lain, kelas lain, hingga dalam kelasnya sendiri.
"Nggak ada Bianca kelas kita damai, ya? Biasanya dia yang suka heboh teriak-teriak kayak di hutan, bikin kuping sakit." Tidak hanya itu, masih ada lagi yang membicarakan Bianca di belakang. Padahal selama ini, mereka terlihat tidak pernah menegur perlakukan Bianca dan malah berteman baik saja.
Kalaupun ada yang menegur itupun hanya Faisal, tidak ada yang lain lagi. Pak ketua umum terkenal ambisius itu. Dia ingin kelas yang dipimpinnya menjadi kelas terbaik dari empat kelas yang ada di program studinya.
"Pak Damar pasti yang paling seneng nih, nggak ada uler keket lagi." Teman Kirana yang satunya lagi menyahut.
Mereka terus saja menyahut, menjelek-jelekkan Bianca dan kedua teman-temannya.
Kirana hanya bisa menghela nafas lesu. Dia tidak bersemangat sama sekali. Untung dirinya tidak diekspos sebagai korban. Jadi, Kirana tidak perlu menghadapi sekian banyak orang untuk menjawab pertanyaan mereka yang Kirana rasa hanya untuk memperoleh keuntungan saja dari penderitaan orang.
Tak mau pusing memikirkan apa yang bukan menjadi tanggungjawabnya, Kirana lantas duduk di meja tengah paling depan. Mengeluarkan laptopnya. Karena makhlum saja laptop murah. Tipe paling lama. Kalau digunakan untuk membuktikan aplikasi lama sekali loadingnya. Jadi, Kirana harus membukanya terlebih dahulu karena jam perkuliahan Pak Damar selalu menggunakan laptop, tidak pernah tidak.
Satu lagi. Kirana sebenernya sudah ditandai oleh dosen mata kuliah lain kalau version laptopnya sudah tertinggal jauh dan paling tidak harus memiliki laptop dengan spesifikasi iCore 5. Namun, harganya yang puluhan juga belum mampu Kirana sediakan. Lagipula sebentar lagi dia akan lulus, Kirana sedang berupaya sekuat tenaga agar laptopnya tetap bertahan sampai dia skripsi.
Pernah juga dulu waktu satu tahun memilki laptop untuk pertama kali, Kirana tidak tahu apa penyebabnya yang pasti, laptopnya memang pernah terjatuh saat berada di dalam tas karena disenggol orang. Dan kalau dipakai, laptopnya suka blue screen, lemot, black screen dan WiFi nya suka hilang-hilangan.
Sampai pada suatu keadaan, dimana ada jam daring atau online karena dosennya berhalangan hadir di kelas jadi diganti virtual saja kegiatannya, selesai mata kuliah itu Kirana yang langsung menutup laptopnya, sudah disleep, setelah itu dia tidur karena mengantuk. Dan begitu bangun untuk menggunakannya lagi, sudah tidak bisa. Laptopnya mati, hanya menampilkan Bios. Meskipun Kirana sudah menggunakan tutorial di YouTube bagaimana cara mengatasi laptop yang seperti itu tetap tidak bisa.
Waktu itu, kondisinya, Kirana belum memiliki back up semua data yang ada di dalam laptopnya. Dia berpikir kalau semua data-data di dalamnya masih bisa diselamatkan karena jelas penting semua. Ada banyak dokument tentang pembelajaran sewaktu kuliah, juga tugas-tugas. Selain itu ada foto-foto juga untuk kenang-kenangan.
Namun begitu di bawa service centernya untuk diperbaiki, mas-mas yang melayani mengatakan kalau laptopnya tidak bisa menyala, jadi harus ditinggal dan akan diberitahukan jika sudah jadi. Sebelum itu, Kirana sudah mengeluarkan bukti pembelian laptop itu pertama kali dan masih masuk dalam garansi. Kirana juga diminta untuk menuliskan masalah di laptopnya apa saja.
Oh iya, selain yang sudah disebutkan tadi, beberapa hari belakangan laptopnya tidak bisa keluar suara dan kameranya juga tidak bisa dipakai. Semuanya Kirana tuliskan. Dan waktu itu, mas-mas yang melayani Kirana mengatakan jika kemungkinan besar harddisk nya yang rusak dan kemungkinan besar data-datanya hilang semua. Karena memang tidak punya pilihan, Kirana berpesan kalau memang bisa diselamatkan tolong diselamatkan, kalau tidak, Kirana pasrah saja. Mungkin besok-besok lebih sering lagi dia mengunggah dokumen penting di drive agar aman.
Kirana kembali ke kontrakan diantar Nisa pada waktu itu karena tempatnya cukup jauh juga. Sampai saat di rumah, Kirana mendapat pesan di handphone jadulnya yang layarnya sudah retak parah kalau laptopnya dengan seri ini sudah selesai diperbaiki. Jadi Kirana yang kebetulan sudah harus kembali kuliah sekalian mengambil setelah diantarkan oleh Nisa.
Waktu itu yang berjaga ganti seorang mbak-mbak muda dan ramah. Dia meminta Kirana untuk mencobanya dulu, bisa atau tidak. Saat dicoba ternyata sudah bisa dan benar saja semua aplikasinya hilang semua, tinggal beberapa saja dan itu tidak bisa ia gunakan untuk mengerjakan tugas.
Mbak yang melayaninya mengatakan jika dibagian belakang yang dekat dengan lipatan atas itu retak mungkin pernah terjatuh atau apa, jadi diganti yang baru, juga memang harddisknya yang kena. Kirana mengangguk mengerti karena memang dia baru-baru ingat kalau laptopnya pernah jatuh. Mana waktu itu yang menjatuhkan tidak meminta maaf lagi. Namun ya sudahlah, sekarang laptopnya semoga bisa bekerja dengan baik lagi. Dengan begitu, Kirana tidak perlu kepayahan lagi karena laptopnya sering bermasalah ketika digunakan.
Dia harus pergi ke tukang laptop untuk mengisikan berbagai aplikasi ke dalam laptopnya. Kemudian Kirana baru bisa mengisi laptopnya sendiri dengan berbagai macam aplikasi yang dibutuhkannya selama berkuliah. Untuk semua data yang hilang, Kirana sudah mengikhlaskannya. Menurutnya, sekolah memang butuh perjuangan. Tidak apa-apa bersusah-susah dahulu, semoga bersenang-senang kemudian.
Buktinya sekarang, Kirana bisa mengerjakan semua tugasnya dengan baik versi dirinya sendiri. Kalau orang sabar, insyaAllah pasti dibantu oleh Allah. Kirana selalu percaya akan hal itu.
Apa yang hilang akan digantikan oleh Allah dengan yang jauh lebih baik. Dan bukti sederhananya adalah laptop Kirana yang semula rusak hingga semua data yang ada di dalamnya hilang semua, kini sudah digantikan dengan laptop yang jarang sekali mati tiba-tiba.
Dulu, Kirana sering kali ingin menangis ketika mengerjakan tugas dan tiba-tiba laptop yang digunakan mati dan hasil pekerjaannya tidak tersimpan dengan sempurna, itu sangat menyedihkan sekali. Apalagi kalau diminta mengingat-ingat apa-apa saja yang sudah dituang di lembar kerjanya tadi, Kirana sudah tidak ingat.
Namanya juga sekolah, mencari ilmu, pasti ada-ada saja cobaannya. Semoga saja Kirana terus bersemangat menggapai mimpi-mimpinya dan membahagiakan sang ibu. Gelarnya nanti, akan dia persembahan untuk ibunya. Kirana tidak sabar menunggu hari itu datang. Sebentar lagi, Kirana pasti bisa. Ibunya akan bangga.