Senja diam, tidak menjawab pertanyaan Hilda. Dia merasa sangat risih dengan pertanyaan itu. Menurutnya itu adalah urusan pribadi dan bukan ranah Hilda untuk terlalu ingin tahu. “Kamu nggak mau kasih tahu aku, Senja? Padahal aku udah anggap kamu sebagai sahabat, loh!” Hilda sama sekali tidak tahu malu mencoba memaksa Senja. “Aku rasa alasan itu tidak perlu diumbar, Hil. Cukup aku dan Kak Agung saja yang mengetahuinya,” jawab Senja tegas, tetapi masih dengan kata-kata yang cukup halus. “Hm. Ya udah, deh! Kalau kamu nggak mau kasih tahu,” balas Hilda lesu. “Maaf, ya,” ucap Senja sopan. “Gak apa-apa. Lagian aku aja yang terlalu kepo sama urusan orang. Oh, iya, aku masih ada urusan. Jadi, aku pamit dulu, ya.” Tidak berhasil mengungkap misteri itu, Hilda memilih untuk pergi. Begitu H