Begitu mobil yang ditumpanginya berhenti di halaman rumahnya, Agung buru-buru turun. Dari wajahnya terlihat bahwa dia sedang merasa cemas bercampur marah. Saat ini yang ada di pikirannya adalah dia harus segera menemui sang istri.
Lelaki itu menghentikan langkah saat bertemu dengan asisten rumah tangganya. “Mbak Arum, tolong panggilkan Mama dan suruh beliau untuk telpon Abi. Minta dia datang ke sini,” ucapnya, lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Mendapatkan perintah itu, Arum bergegas menuju kamar Risma. Dia sangat yakin sebentar lagi akan terjadi keributan atau paling tidak akan ada adu argumen yang cukup melelahkan.
Agung sendiri sudah sampai di kamarnya bersama Senja. Tanpa mengetuk pintu, dia langsung masuk ke dalamnya. Pemandangan yang pertama kali dilihat adalah sang istri yan
