10

2466 Kata
Ini pertama kalinya aku ikut dengan Wren dan yang lain pergi berpesiar. Menurut Wren, dia sudah terlalu lama menghabiskan waktu mengurus Picasa dan pekerjaan ‘manusia’nya hingga dia mengabaikan Lily. Dan karena aku dan Eliza juga ada di Acasa Manor, maka akhirnya kami berempat pergi berpesiar di Selat Channel. “Punya yacht juga, Wren?” Tanya Eliza begitu kami sampai di pelabuhan Donver. Wren tersenyum sambil menggandeng tangan Lily berjalan menerobos keramaian menuju tempat yacht-nya dilabuhkan. “Hanya melengkapi apa yang kubutuhkan dan benda ini terbukti bermanfaat di saat seperti ini.” Sahut Wren ringan. Aku mendahului Eliza naik ke atas yacht dan mengulurkan tangan untuk membantunya naik. Eliza terlihat enggan, tapi dengan pakaiannya_yang selalu mengenakan rok panjang_dia tidak bisa naik dengan mudah sehingga pilihannya adalah menerima uluran tanganku atau tercebur ke Selat Channel. “Apa aku boleh belajar mengemudikannya?” Tanya Lily antusias begitu yacht mulai dijalankan. “Pertama kali aku mengajarkanmu mengendarai mobil sportku, kau membuat dua mobil kesayanganku berakhir di tempat rongsokan, amour. Aku tidak ingin melakukan hal yang sama dengan yacht-ku walau kuakui aku memang mencintaimu lebih dari apapun. Tapi harga yacht saat ini sangat mahal.” Sahut Wren ringan seakan sedang memberi penjelasan pada bocah kecil. Dulu saat aku belajar mengemudikan mobilnya, Wren juga nyaris frustasi. Wren memang menyayangi orang-orang disekitarnya, tapi dia tetap sangat protektif terhadap kenSaraannya. Aku melihat Lily cemberut dan berjalan meninggalkan Wren menuju pinggiran yacht dan menatap lautan. “Aku akan membuatmu sibuk nanti malam, amour. Dan kau tidak pernah berpikir akan mengemudikan benda ini lagi saat itu.” Ujar Wren yang ternyata sanggup membuat wajah dua wanita yang ada disini merona merah. Melihat kebersamaan Wren dan Lily membuatku teringat seorang gadis pada masa laluku. Sally. Setengah vampir yang seharusnya diburu oleh Wren tapi malah diselamatkannya. Mungkin Sally memang tidak akan bisa bertahan hidup selama 500 tahun, tapi aku mungkin bisa merasakan apa yang Wren rasakan pada Lily. Aku tidak tahu apa itu mencintai seseorang, tapi aku sangat menyayangi Sally. Dia setengah vampir yang kutemukan saat usia gadis itu baru 8 tahun. Aku yang membesarkannya hingga dia remaja, dan aku juga yang harus melihat kematiannya. Setelah itu, aku bahkan tidak ingin menyayangi seseorang lagi, apalagi sampai mencintainya. Sakit yang kurasakan saat kehilangan Sally tidak ingin kurasakan lagi. Dan apa yang Wren miliki saat ini, kehidupannya bersama orang yang dicintainya, akan kujaga agar dia tidak merasakan sakit seperti yang pernah kualami. Aku sama sekali tidak sadar kalau Wren, Lily dan Eliza sudah pergi ke dek bawah untuk meletekkan barang-barang bawaan kami saat aku merasakan aura seseorang yang sangat dekat. Reynard ada di sekitar sini. Aku berusaha mencari keberadaannya, tapi rasanya itu mustahil karena aura Reynard langsung menghilang seolah dia hanya kebetulan lewat di sekitar Donver. Reynard. Satu lagi kepingan masa lalu yang membuatku terluka. Dan serangan ingatan tiga abad yang lalu langsung menghantam bagaikan badai dalam pikiranku.   1718 Dua abad sejak kematian Sally kujalani sebagian besar dalam wujud manusia di salah satu kota terpadat di bumi, London. Dua abad kujalani untuk membantu Wren menyingkirkan vampir-vampir pembangkang dan berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin setengah vampir yang masih bisa kuselamatkan. Aku tidak ingin ada setengah vampir lain yang bernasib sama dengan Sally saat dia memiliki seseorang yang bisa melindunginya. Tidak ada yang aneh selama dua abad ini, aku rutin berkunjung ke Regia Horto selama beberapa bulan sekali untuk menemui Seraphim dan Reynard. Tapi aku memang sudah meninggalkan curia-ku disana. Tidak ada gunanya aku tinggal disana saat aku ingin menghabisi sebanyak mungkin vampir sebagai pembalasan dendamku. Sampai suatu hari Reynard yang kali ini mengunjungiku untuk pertama kalinya. “Kau tidak bisa terus-terusan berada di bumi, Navaro. Tempatmu di Regia Horto, bersamaku, di dekat Seraphim.” “Benarkah? Lalu dimana kau saat aku membutuhkan bantuan untuk melindungi Sally?” Reynard menggeleng cepat. “Sally itu setengah vampir, Navaro. Kita tidak bisa melindungi mereka. Dan jelas itu bukan kewAdamiban kita.” Sahut Reynard. “Kau juga sudah menghabiskan terlalu banyak waktu bersama makhluk itu.” “Aku tetap melakukan apa kewajibanku.” “Bukan itu. Bukan hanya kewajiban yang menjadi masalah disini, Navaro. Kita, malaikat, tidak sebaiknya terlalu dekat dengan makhluk yang lebih rendah dari kita. Dan kita juga harus membuat makhluk-makhluk itu mengerti kalau kekuasaan ada di tangan para malaikat. Keberadaanmu yang terlalu lama di bumi bersama makhluk-makhluk rendah itu membuat mereka meremehkan kita.” “Makhluk rendah yang kau katakan itu adalah makhluk yang menolongku saat aku membutuhkannya.” “Maafkan aku tentang itu, okay? Kau masih punya banyak teman di Regia Horto. Aku dan Cadre 7 selalu ada untukmu.” Ujar Reynard ringan seakan masalah Sally sudah kulupakan begitu saja. “Aku akan ke Regia Horto kapanpun kuinginkan. Mereka yang kau sebut teman-temanku tidak ada yang disisiku saat aku membutuhkannya. Mereka hanya baik di depanku, memujaku saat aku ada tapi dibelakangku... Tidak ada yang tahu bukan?” “Lupakan mereka. Kembalilah ke Regnum Angelorum, Navaro.” “Aku tidak akan mengulanginya, aku hanya akan kembali kapanpun yang aku inginkan.” Tukasku lalu segera pergi meninggalkan Reynard sendirian. Setelah hari itu, Reynard sama sekali tidak muncul di hadapanku. Dan aku kembali menjalani kehidupanku di London seperti biasa. Baru akan kembali ke Regia Horto kalau ada yang kubutuhkan atau kalau Seraphim memanggilku. Asal usulku membuatku hanya berkewAdamiban mematuhi Seraphim tanpa syarat, dan mematuhi malaikat yang lain hanya kalau aku bersedia mematuhinya. Asal usul yang hanya diketahui oleh Seraphim, Jade, Tania, Michael, dan seorang malaikat kuno lainnya yang tidak pernah menunjukkan wujudnya.   Satu tahun sejak kedatangan Reynard ke London, Seraphim memanggilku ke Regnum Angelorum. Tidak pernah ada alasan khusus kenapa malaikat yang tepat berada di bawah Sang Pencipta itu memanggilku. Terkadang dia hanya ingin melihatku dan kemudian dia mengizinkanku pergi walaupun hanya beberapa detik aku menginjakkan kaki di curia-nya. Aku memilih untuk terbang ke Regia Horto daripada berteleportasi. Aku melintasi taman para malaikat sebelum ke curia Seraphim. Masa kecil para malaikat banyak dihabiskan di Regia Horto. Mereka belajar sejarah malaikat dan melihat langsung dunia manusia melalui taman air Regia Horto. Tapi hanya sedikit yang tahu kalau sejarah yang diceritakan kepada para malaikat setelahku sudah di tulis ulang dan ada hal-hal yang sengaja dibuang. Aku mendarat di sebelah Tania, malaikat mungil penulis sejarah para malaikat. Usianya yang ribuan tahun tidak akan pernah terlihat dari sosok mungilnya yang periang dan bijaksana. “Apa kabar, Milady?” Sapaku sopan, karena apapun asal usulku, Tania tetap lebih tua dan nyaris ‘sekuno’ Seraphim. Tania menoleh dan tersenyum padaku. “El Rey. Kunjungan untuk Lord Seraphim lagi?” “Seperti biasa.” Sahutku ringan. “Jadi apa pelAdamaran untuk malaikat kecil hari ini?” Tania diam. Kerutan di dahinya menjawab pertanyaanku. “Tidak, Milady. Belum saatnya. Regnum Angelorum akan gempar kalau fakta itu dibongkar saat ini.” “Malaikat tahu tentang kastamu, tapi mereka tidak tahu siapa kau. Kau selalu memilih menjadi malaikat biasa saat kau jelas lebih dari itu. Sayapmu, kau diberi kekuatan oleh Seraphim untuk menyembunyikan atau menunjukkan kebenaran, tapi kau memilih menyembunyikan kebenaran akan warna sayapmu. Kapan kau akan mengungkapkan hal ini, El Rey? Apa kau tetap akan menyembunyikannya saat kami, yang mengetahui rahasia ini, beranjak pada ketiadaan?” Aku meraih tangan Tania dan menggenggamnya. “Aku tidak pernah berpikir sampai seperti itu. Saat ini ‘aku’ hanya sendiri. Kehadiranku, kejelasan akan asal usulku, akan membuat Regnum Angelorum dan Regia Horto tidak stabil. Akan ada yang bertanya kemana orang tuaku? Kenapa hanya tinggal aku sendiri di kastaku? Kenapa aku dekat dengan Seraphim? Terlalu banyak pertanyaan, Milady. Setidaknya aku tidak ingin mengungkapkan kalau orang tuaku akhirnya jatuh dalam kehausan akan Darah dan membuat mereka dieksekusi sang malaikat tertinggi, Seraphim. Aku ingin mereka dikenang sebagai malaikat yang bijak, penjaga keamanan dunia dan Regnum Angelorum.” Bisikku pelan. “Bantu aku untuk membuat kenangan indah tentang orang tuaku, Tania.”sambungku lalu mengecup buku tangan Tania lembut. “Sampai saatnya tiba, sampai tempat ini masih berada dalam keseimbangan, aku akan membantumu. Tapi kalau Cherubim dibutuhkan, aku sendiri yang akan mengungkapkan keberadaan Sang Penjaga.” Janji Tania lemah. “Terima kasih. Aku harus segera ke tempat Seraphim.” Ucapku tulus. “Pergilah, El Rey. Dan jangan lupa kunjungi Reynard. Dia tenggelam dalam suasana hati yang buruk sejak mengunjungimu. Icarus selalu memaksanya melakukan sesuatu.” Aku menatap Tania tidak percaya. “Kau tahu Reynard mencariku ke bumi?” “Tentu saja, Uriel meributkan tentang hilangnya Reynard, dan langsung murka saat tahu anak keduanya itu turun kebumi hanya untuk mencarimu.” Aku mengangguk paham. “Gratias, Milady.” Bisikku pelan sebelum lepas landas dan terbang menuju curia Seraphim. Dan benar saja, sesampainya aku di istana Seraphim, Sang Pengadil itu berhasil membuat kunjunganku menjadi sangat singkat. “Aku yakin setelah melihatmu kalau kau baik-baik saja. Pergilah.” Ujarnya terlalu tenang lalu meninggalkanku sendiri di tengah-tengah Cadre 10 miliknya. Tidak pernah bisa kesal dengan apapun yang Seraphim lakukan, aku memilih untuk meninggalkan curia Sang Pengadil dan pergi ke curia Reynard. Tidak ada penjaga di curia Reynard karena memang tidak ada yang berani mengganggu Reynard kalau tidak ingin berhadapan dengan Icarus dan Uriel. Begitu sampai aku langsung masuk dan mencari Reynard. Aku tidak bisa menemukannya di tempat-tempat biasa yang kami datangi hingga aku memutuskan untuk meninggalkan curia-nya saat aku mendengar suara-suara dari arah rumah kaca, tempat Uriel selalu beristirahat. “Aku menyuruhmu mendekati Navaro untuk mendapatkan kekuasaan yang bisa kau dapatkan darinya!” Sembur Icarus dengan ketenangan mengagumkan. Aku menyembunyikan auraku sebaik-baiknya sebelum berusaha mendekat. Mencuri dengar apa yang mereka bicarakan hingga menyebut namaku. “Aku melakukannya. Aku memberikan informasi pada makhluk Rendah itu tentang keberadaan Sally dan membuatnya memburu ‘peliharaan’ Navaro itu. Berharap kalau Navaro akan kembali ke sini begitu ‘mainannya’ sudah tidak ada. Tapi Navaro malah berteman dengan makhluk Rendahan itu dan kau masih berpikir aku bisa mendekatinya dan makhluk Rendah itu?” “Azalel selalu mengatakan kalau Navaro akan bermanfaat bagimu. Kau harusnya bersyukur bisa menjadi pasangannya dalam setiap tugas yang kalian jalankan.” “Satu-satunya manfaat yang aku tahu adalah dia sangat dekat dengan Seraphim walaupun asal usulnya tidak jelas, hingga aku yang bahkan belum menyelesaikan akademi bisa bergabung dalam tugas-tugas yang Seraphim berikan.” “Lalu kenapa kau kembali dengan tangan kosong? Kenapa kau tidak bisa membawa Navaro bersamamu setelah pulang dari bumi?” “Aku tidak ingin harga diriku hancur lebih jauh karena dia lebih memilih makhluk Rendah itu dibandingkan aku.” Ujar Reynard datar. “Jangan ikut campur lagi, Icarus. Biar aku sendiri yang mengurusnya.” “Aku punya firasat kalau dia bisa menjadi sekutu yang bermanfaat kalau kita menanganinya dengan benar. Tapi dia bisa jadi lawan yang menyusahkan kalau kita salah menanganinya.” Gumam Icarus lalu berjalan keluar dari rumah kaca dan mendapatiku berdiri sangat dekat dengan pintu untuk dapat mendengar semua pembicaraan mereka. “Pergilah dengan tenang.” Ucapku hanya dalam pikiran, yang aku tahu dapat dibaca oleh Icarus dengan baik. Icarus menatapku tidak percaya saat tanpa sadar emosi membuat sayapku kembali ke warna aslinya, biru langit yang sangat lembut. Sepertinya Tania berhasil mengajarkan cara mengenal setiap kasta melalui warna sayapnya karena Icarus tidak mengatakan apapun lagi lalu pergi dengan tenang. Bayangan sayapku di kaca membuatku kembali menyembunyikan warna aslinya. Aku harus menemui Seraphim setelah ini untuk memintanya membuang memori Icarus tentang warna sayapku. Dengan pelan tapi pasti aku melangkah masuk ke dalam rumah kaca, membuat Reynard terkejut tapi tetap bisa menyunggingkan senyum yang selama ini kukira tulus dari hatinya. “Kau kembali.” Bisiknya pelan. Aku mengangguk pelan. “Pembicaraan yang menarik, Reynard. Mengetahui kalau kau-lah yang membuat Aleandro tahu tentang Sally membuatku sakit. Kau bukan hanya tidak membantuku saat aku membutuhkan pertolongan, tapi kau juga membuat Sally meninggal.” “Apa yang kau bicarakan?” Tanya Reynard berusaha mengelak dari apa yang kuungkapkan. “Aku mendengar semua pembicaraanmu dengan Icarus.” Reynard terkejut, wajahnya pucat pasi, tapi dia tetap berusaha tenang. “Kau salah paham, Navaro. Aku bisa menjelaskannya.” “Apa? Kau ingin mengatakan kalau bukan kau yang memberikan informasi pada Aleandro mengenai Sally?” “Sally, Sally, Sally! Selalu makhluk Rendah itu! Apa hebatnya makhluk Rendah itu, Navaro! Kau dan aku adalah malaikat! Kita jauh lebih hebat, lebih berkuasa daripada mereka. Kita bisa memusnahkan mereka tapi kau malah terlibat dengan mereka! Kau mengurus makhluk kotor itu, kau melindunginya dengan nyawamu! Kau membuat malaikat dipandang Rendah dimata makhluk buangan itu!” Sembur Reynard. “Bahkan setelah semua itu, kau tetap diterima di curia Seraphim tanpa syarat!” “Aku tidak tahu apa maksudmu...” “Oh tentu saja... Kau tanpa asal usul yang jelas lebih diterima oleh Seraphim di curia-nya melebihi aku, anak dari Uriel, Archangel. Aku benci padamu dengan semua keberuntunganmu!” “Kau mendekatiku untuk menghancurkanku?” “Aku mendekatimu untuk mengambil segala keuntungan yang bisa kau berikan padaku!” Sahut Reynard cepat. “Dan aku tidak menyesal kalau kau harus kehilangan makhluk Rendah itu. Aku juga sebenarnya akan sangat senang kalau kau tidak kembali lagi ke tempat ini.” “Inikah yang kau maksud dengan teman?” “Yang kumaksud dengan teman adalah saat kau bisa memberikan keuntungan tanpa harus terlibat dengan makhluk Rendahan itu.” Aku mengangguk paham. Membantai Reynard saat ini, disini, hanya akan membuat segalanya mudah baginya. “Kalau begitu aku tidak setuju denganmu. Makhluk yang kau anggap Rendahan adalah sahabat bagiku, dan yang kau katakan peliharaan adalah sesuatu yang berharga untukku. Aku tidak akan kembali lagi ke tempat ini, Reynard. Dan kalau kau ingin tahu kenapa aku berbeda dari yang lain dihadapan Seraphim, akan kutunjukkan.” Bisikku pelan dan dengan perlahan mengembalikan warna sayapku ke warna aslinya. Reynard tidak hanya terkejut. Dia mungkin akan terkena serangan jantung kalau saja dia bukan malaikat. “Cherubim...” Bisik Reynard sangat pelan. “Aku adalah Cherubim terakhir, Reynard. Ini hal yang membuatmu dan malaikat lain penasaran kenapa aku mendapatkan perhatian lebih dari Seraphim.” Ujarku cepat. “Selamat tinggal, sobat. Kalau kita bertemu lagi, kita sudah bukan sah...”   Tendangan ringan di tulang kering kakiku memaksaku kembali ke masa ini, meninggalkan kenangan perih itu. Aku menatap si penendang yang tidak lain tidak bukan adalah Eliza dengan kesal. “Ramah sekali caramu memanggilku.” Geramku kesal. “Oh tentu saja. Aku sudah menghabiskan lebih dari 10 menit untuk berteriak di telingamu tapi kau tetap tidak mendengarku. Bukankah ini cara yang lebih baik daripada harus mendorongmu jatuh ke air?” Tanya Eliza sama kesalnya denganku. Aku menatapnya dengan tatapan yang selama ini ampuh untuk membuat anggota Cadre 7 terdiam. “Kau harus belajar bersikap sopan, Milady.” “Aku selalu sopan dan ramah pada orang lain.” “Lalu kenapa kau bersikap sangat ‘menyenangkan’ seperti ini padaku?” “Karena kau memang pantas mendapatkannya.” Gumam Eliza pelan. “Wren memintaku memanggilmu untuk makan bersama dibawah.” Lanjutnya lalu kembali menghilang ke dek bawah. Keinginanku mencekik leher indah Eliza mengalahkan niatku untuk mencari tahu apakah Reynard memang sekedar lewat atau tidak.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN