31- Bersalah

1266 Kata

Radit memasuki rumahnya dengan pandangan nanar. Pemuda itu bahkan mengabaikan sapaan ibunya dari arah dapur. Dan tidak memusingkan kenapa ibunya saat ini ada di rumahnya. Dengan lemas ia memutar knop pintu kamarnya dan segera masuk. Radit melepas kaus kakinya dan melempar asal. Dengan sekali hentak, ia merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Tangannya terjulur, ia terlentang menatap plafon kamarnya. Ia tarik napas dalam-dalam dan dikeluarkan lewat mulutnya. Ini adalah caranya untuk mengatur emosinya agar tidak mudah marah.   Mengingat ekspresi Tari tadi, membuat Radit kini merasa bersalah. Radit melihat Tari tercengang, kebingungan, dan kesusahan menjawab pertanyaannya tadi. Dan hal itu mengganggu pikirannya. Tari sedang sakit, tidak seharusnya ia membuat Tari harus memikirkan hal berat-be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN