"Kamu kepikiran ... apa ada hubungannya dengan pertengkaran di restoran kemarin malam?" tanya Radit dengan lirih. Radit bertanya dengan nada pelan, seolah hati-hati menanyakan hal itu. Lalu Radit melihat Tari mendongak dan terkejut. Tari tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya, membuat Radit merasa bersalah. Tidak seharusnya ia membebani Tari dengan pikiran-pikiran lain. Radit buru-buru meralat pertanyaannya. "Ah, enggak. Saya gak seharusnya membahas ini sekarang, kamu lagi sakit jadi-" "Enggak." Tari menyela ucapannya. "Aku gak pa-pa. Lanjutin aja. Maksud Mas Radit ... pertengkaran apa?" Radit menggelengkan kepalanya. "Enggak Tari. Kamu nanti kepikiran lagi. Maaf ya, gak seharusnya bahas ini-" Lagi-lagi menyela ucapannya. "Aku gak pa-pa, Mas." Tari memberi penekanan di