“Aku nggak butuh sapu tangan kamu!” Bianca menepis tangan Daviendra dengan tatapan tak suka. Tidak pernah terpikirkan olehnya, jika pria itu akan datang ke acara tersebut. Bianca hendak bangkit, namun Daviendra dengan cepat menahannya dan kembali menyodorkan sapu tangan tersebut pada sang puan. “Pakai sapu tanganku aja, Bi. Nggak usah ditolak lagi. Emang kamu nggak malu apa dilihatin orang-orang? Kemeja sama tangan kamu kotor.” “Nggak usah sok baik. Aku tahu kamu pasti ada maksud lain. Iya kan?” sahut Bianca menuduh. “Jangan curigaan terus sama aku. Masa perkara sapu tangan kamu mikir yang enggak-enggak sih Bi? Ini, pake buat bersihin kemeja kamu. Atau mau aku bantu bersihin kemeja kamu yang kotor ini?” Mendengar itu, Bianca sontak mengambil sapu tangan tersebut dengan kasar sera