BAB 8

3267 Kata
Sewil Crimson, seorang gadis pendek yang bermulut tajam, dia mengenakkan pakaian serba belang-belang, rambut merahnya diikat dua ekor, kini, dia telah membuat tiga orang marah padanya karena sikapnya sendiri yang seenaknya mengata-ngatai mereka. Tiga orang tersebut adalah Biola Margareth, gadis berambut merah panjang, Veronica Alfabeth, gadis bertanduk, dan Ted, lelaki bermuka lesu. Biola, Veronica, dan Ted melesat secara bersamaan sembari mengaktifkan kekuatannya masing-masing, berniat membuat Sewil merasakan akibat dari perkataan pedasnya. Biola berlari cepat ke tempat Sewil berada dengan mengeluarkan pensil bulu angsanya yang merupakan perwujudan dari sihir cintanya, namun alih-alih menuliskan nama seseorang agar orang itu berubah, ia malah ingin melukai wajah gadis berbaju belang-belang tersebut dengan pensilnya. Begitu juga dengan Veronica Alfabeth, dia secara penuh mengaktifkan kekuatannya, yaitu menajamkan seluruh kulitnya agar apa pun yang disentuhnya dapat terpotong-potong tanpa sisa, dan ketika sihirnya aktif, secara otomatis, tanduk dan kedua matanya menyala-nyala berwarna merah terang. Ted juga tak tinggal diam, dia pun mengaktifkan sihirnya, yaitu bisa menyemburkan cairan asam panas yang dapat melelehkan apa pun dari mulutnya, sebenarnya dia terlalu malas melakukan itu, tapi karena amarahnya membludak, mau tidak mau, untuk kali ini, dia ingin membuat gadis yang menghinanya merasakan amukannya. Namun, ketika Biola, Veronica, dan Ted melesat dan melancarkan serangannya pada Sewil dari tiga arah yang berbeda, gadis itu dengan santainya tak berniat untuk menghindari itu semua, alih-alih pergi ke tempat yang aman, dia tetap berdiri di posisinya. Mulutnya menyeringai bahagia saat Biola, Veronica, dan Ted sampai di hadapannya dengan kemarahan yang memuncak, sembari bersiap untuk menyerangnya menggunakan kekuatan mereka masing-masing. "Mari berpesta! Ihihi~" Sewil tertawa-tawa melihat Biola, Veronica, dan Ted telah sampai di hadapannya. Tiba-tiba, Bug! Bug! Bug! Biola, Veronica, dan Ted secara bersamaan menabrak sebuah dinding transparan yang melindungi seluruh tubuh Sewil dari kaki sampai ujung rambut, dinding itu tak terlihat namun ketika mereka tertabrak, rasanya sangat menyakitkan, alhasil, mereka bertiga terjatuh karena serangannya gagal mengenai gadis berbaju belang-belang tersebut. "Aw!" Biola meringis, muka dan tangannya kesakitan karena menabrak sebuah tembok tak terlihat. "Ada dinding tak terlihat yang melindungimu! Itu curang!" Veronica meraung-raung tak terima pada apa yang dilakukan Sewil, dia mengepalkan tangannya saking gemasnya pada tingkah gadis pendek itu. "Biar kulelehkan dinding itu." Lalu Ted bangkit kembali dari posisi jatuhnya dan segera menyemburkan cairan asam panas dari mulutnya ke dinding yang tak terlihat itu, tapi sayang sekali, usahanya tak membuahkan hasil, karena cairan asam yang disemburkannya tak mengenai dinding tersebut, malah tembus ke lantai dan akhirnya melelehkannya. "Eh? Harusnya aku bisa melelehkan segalanya." Ted tak sangka sihirnya tidak bekerja. Melihat itu semua membuat Sewil semakin semangat untuk menggoda mereka agar lebih marah padanya, karena sebenarnya, hal yang paling disukai gadis itu adalah mempermainkan orang lain agar membencinya. "Ya ampun, kalian tidak tahu, ya? Sihirku adalah perlindungan, aku bisa melindungi diriku sendiri tanpa harus berlarian mencari tempat aman, karena kekuatanku secara otomatis akan menciptakan segala sesuatu yang dapat melindungiku, dan aku juga sesungguhnya tidak tahu sesuatu apa lagi yang akan diciptakan oleh sihirku ini, dan setelah menyadarinya," Sewil menyeringai bahagia, "Ternyata dinding tak terlihat, ya? Hihihi~" Biola terkejut mendengarnya, Veronica menggertakkan giginya karena jengkel, sementara Ted malah tersenyum tipis, lelaki bermuka lesu itu menatap Sewil dengan tajam. "Sihirmu kedengarannya lemah sekali, apa mungkin kerjaanmu sebagai penyihir Blue Sky nantinya hanyalah meledek lawan-lawanmu dan saat mereka hendak menyerangmu, kau pun langsung melindungi dirimu sendiri menggunakan sihir itu?" Ted menahan tawanya. "Dasar Pecundang." Mata Sewil mengerling ke arah Ted dan segera membalas ucapan sadis dari lelaki bermuka lesu itu dengan napas kembang-kempis, amarahnya naik. "Kusarankan padamu, wahai babi bodoh, untuk menarik kembali kata-katamu, sadarkah kalau kau telah membuatku sedikit murka?" Sewil menunjuk Ted dengan telunjuknya. "Ayo, minta maaflah padaku dan tarik kembali kata-kata kotormu itu. Kau seharusnya sadar, bahwa kau tak punya kuasa untuk mengatakan hal itu padaku. Ayo, cepatlah, jangan khawatir, aku ini tipe manusia pemaaf, kok." CRAT! Biola dan Veronica tercengang melihat cairan yang tiba-tiba muncul dan muncrat mengenai kedua betis Sewil, yang akhirnya membuat gadis berbaju belang-belang itu melompat-lompat kesakitan. "Argh! Argh! Apa-apaan ini!? Panas sekali!" Sewil tak hentinya meloncat-loncat di lantai karena cairan yang muncrat mengenai kedua kakinya menimbulkan rasa panas yang luar biasa, bahkan asap kecil menyelimuti cairan tersebut. Ted mengembangkan senyumannya melihat Sewil yang menderita di depannya. "Apa kau tahu, aku ini bukan babi biasa, aku adalah seekor babi hutan yang telah berhasil membuatmu merasakan yang namanya kekalahan," Ted menghembuskan napasnya dengan ekspresi yang tidak bertenaga. "Cairan yang membuatmu kesakitan adalah cairan asam yang barusan disemburkan oleh mulutku, ketika kau kira aku gagal mengenai dinding tak terlihatmu, aku mengendalikan cairan itu untuk bergerak ke bawah lantai agar bisa mendekatimu, dan setelah waktunya tepat, kubuat cairan itu muncrat pada kakimu dan itulah yang terjadi padamu saat ini." Sewil, Biola, dan Veronica terbelalak mendengar penjelasan dari Ted, mereka tak mengira kalau lelaki bermuka lesu itu ternyata cukup pintar untuk membuat keadaan jadi berbalik. "Itu hebat sekali." Biola menaikan seluruh alisnya karena kagum pada yang dilakukan Ted. "Kalau begitu, aku juga akan menggunakan kecerdasanku agar bisa mengalahkan gadis itu." gumam Biola pada dirinya sendiri. Sementara Sewil masih menjerit-jerit kesakitan merasakan kedua kakinya yang mulai meleleh, tulang betisnya sudah tak berfungsi lagi, dia kini sedang duduk di lantai dengan kaki yang sudah mencair. "Kembalikan kakiku! Kembalikan! Aku bilang kembalikan kakiku! Wahai Babi Rendahan!" Ted membalikkan badannya, memunggungi Sewil dan berkata, "Dasar pecundang." Lalu dia berjalan santai meninggalkan Sewil yang sedang membentak-bentaknya karena kesakitan. Saat Ted telah pergi sedikit jauh, Biola menghampiri Sewil yang kedua kakinya sudah meleleh sempurna, yang artinya, gadis berbaju belang-belang itu tak bisa lagi berdiri tegak. "Mau apa kau kemari?!" Sewil menyentak Biola dengan kasar, gadis pendek itu menggeram kesal. Belum sempat bersuara, Veronica mendadak muncul di samping Biola dan membungkukkan badannya, memperhatikan kedua kaki Sewil yang telah meleleh. "Woah, ternyata Ted cukup kejam juga, ya?" Lalu Veronica memasang wajah meledek, "Tega sekali dia menyakiti gadis cebol, sombong, pecundang, jelek, dan lemah ini? Aku sampai ingin menangis melihatnya, haha." Mendengar ejekan dari Veronica, Sewil langsung menatap mata gadis bertanduk itu dengan tatapan tajam. "Akan kubuat kau menyesal karena telah menghinaku, dasar Babi Sialan!" Saat Veronica akan kembali melontarkan balasan pada perkataan Sewil, Biola langsung berseru, "Veronica! Hentikan itu! Padahal dia sedang kesakitan dan kau malah mengejeknya? Aku tahu dia memang menyebalkan, tapi bukan berarti kita terus-terusan menertawakannya disaat dia sedang menderita!" Mendengarnya, Veronica mendecih, Kemudian Biola langsung berjongkok di hadapan Sewil dan berkata, "Terimalah itu sebagai hukuman karena kau telah mengatakan hal-hal yang jahat pada kami, kau tak perlu meminta maaf karena aku yakin kau adalah tipe orang yang punya harga diri tinggi, karena itulah, untuk ke depannya, jaga mulutmu, Sewil Crimson." Tersinggung, Sewil langsung berteriak pada Biola, "AKU TIDAK BUTUH NASIHATMU! ENYAHLAH DARI HADAPANKU! DASAR BABI i***t!" Biola terkejut mendengar Sewil merutuki dirinya, tapi akhirnya dia dapat memahami perasaan gadis pendek itu dan kembali bangkit dari posisi jongkoknya dan mengatakan, "Maaf jika aku telah membuatmu kesal, sebenarnya aku mendatangimu hanya ingin membantumu, tapi kelihatannya kau tidak senang padaku. Kalau begitu, maaf." Terpaksa, Biola meninggalkan Sewil yang sedang duduk sendirian di lantai dengan kaki yang sudah mencair. "Tenang saja, Nona Sewil Crimson, kakimu akan tumbuh kembali dalam waktu lima detik dari sekarang... Satu... Dua... Tiga," Mendadak, kedua kaki Sewil yang sebelumnya telah meleleh, pelahan-lahan memadat dan kembali seperti semula. "Empat... Lima! Lihat? Sudah kembali, kan?" Yang barusan berbicara bukanlah Ted, Veronica, atau pun Biola, melainkan seorang lelaki berambut kuning panjang yang memakai topeng dan topi berbulu khas pesulap berwarna merah, dia mengenakkan kemeja putih dengan balutan baju yang warnanya serupa dengan topinya. Lelaki itu pun termasuk penyihir baru di Blue Sky, dan dia baru menunjukkan suaranya di aula ini setelah hanya menjadi seorang pengamat saja, mungkin dia ingin menonjolkan diri sekarang. "Akhirnya! Akhirnya! Kakiku kembali! Kakiku... Kembali!" Sewil langsung beranjak dari lantai, bangkit dan berdiri, dia pun menghentak-hentakkan sepatunya, bergembira karena kedua kakinya utuh kembali, lalu, pandangannya dialihkan ke lelaki yang menolongnya. "Padahal kau juga hanya seekor babi, tapi aku terkejut kau bisa memulihkan kaki-kaki kehormatanku ini dengan cepat dan sempurna! Aku ucapkan terima kasih padamu, seharusnya kau bangga karena telah mendapatkan ucapan itu dariku. Ihihi~" Biola tercengang melihat kedua kaki Sewil bisa kembali seperti semula. Veronica terheran-heran mengapa lelaki bertopeng itu mau-maunya membantu Sewil yang menjengkelkan itu. Sementara Ted terbelalak, tak sangka ada orang yang mampu mengembalikan sesuatu yang sudah dilelehkan oleh cairan asam miliknya. "Saya merasa terhormat karena telah mengembalikan kedua kaki Anda, Nona Sewil Crimson, lagipula, sudah seharusnya babi kotor seperti saya menolong Anda," ucap Lelaki bertopeng itu dengan sopan pada Sewil. "Jika boleh, izinkan saya untuk memperkenalkan diri, Nona." "Silahkan, aku tak keberatan, kok." Sewil tersenyum pada lelaki itu, lalu matanya sedikit melirik ke arah Biola, Veronica, dan Ted, kemudian memeletkan lidahnya, berniat mengejek mereka, dan pandangannya kembali fokus ke lelaki tersebut. "Terima kasih banyak, Nona. Kalau begitu, perkenalkan, nama saya Herry Fargio, saya mempunyai kekuatan sihir yang dapat melenyapkan segala luka, penyakit, dan rasa sakit. Salam kenal," Tiba-tiba, Herry mengeluarkan beberapa paku dari kantung celananya, dan melemparkan paku-paku tersebut ke Biola, Veronica, dan Ted. Pak! Pak! Pak! Pak! Beruntungnya, mereka bertiga dapat menghindari lemparan paku-paku itu dengan cepat, alhasil paku-paku tersebut berjatuhan ke lantai. Herry tersenyum dan melanjutkan ucapannya, "Karena kalian telah menyakiti Nona Sewil Crimson, izinkan saya untuk membalas perbuatan keji kalian." Mendengar ucapan Herry, membuat Sewil menyeringai senang, "Hihihi~ Kau adalah seekor babi yang paling indah, Herry Fargio! Ihihi~" Veronica mendecih jijik, "Cih! Aku terima tantanganmu!" Ted menghela napasnya, "Bertarung lagi?" Sementara Biola mengepalkan tangannya. "Kali ini, aku harus bisa mengalahkan lawanku." "Karena kalian telah menyakiti Nona Sewil Crimson, izinkan saya untuk membalas perbuatan keji kalian." Mendengar ucapan Herry, membuat Sewil menyeringai senang, "Hihihi~ Kau adalah seekor babi yang paling indah, Herry Fargio! Ihihi~" Veronica mendecih jijik, "Cih! Aku terima tantanganmu!" Ted menghela napasnya, "Bertarung lagi?" Sementara Biola mengepalkan tangannya. "Kali ini, aku harus bisa mengalahkan lawanku." Seketika, Veronica langsung berlari mendekati Herry dengan sangat gesit, tanduk merahnya terus menyala-nyala menandakan kalau saat ini sihir pemotongannya sedang aktif, gadis berambut merah muda itu kelihatannya sudah tak tahan ingin memotong-motong tubuh Herry dan Sewil hingga tak ada yang tersisa, amarahnya telah berguncang. "Nona Sewil, berkenankah Anda mengizinkan saya untuk bertarung melawan tiga babi rendahan itu?" tanya Herry dengan nada yang begitu sopan pada Sewil. Mendengar pertanyaan itu, Sewil langsung menganggukkan kepalanya dengan semangat sembari berkata, "Tentu saja, kuizinkan. Lagipula, keberadaan mereka memang sangat mengganggu di sini, habisi saja ketiga-tiganya, Herry Fargio. Tenang saja, jika Kapten Nino bertanya tentang keberadaan mereka, aku akan bilang bahwa mereka tak pantas berada di Blue Sky! Ihihihi~" Veronica akhirnya sampai di hadapan Herry dan Sewil, kemudian, sebelum memotong-motong tubuh mereka, gadis itu sengaja melompat dan menendang kepala lelaki bertopeng itu dengan tendangan yang sangat kencang. BUAG! "Argh!" Serangan Veronica berhasil mengenai kepala Herry membuat lelaki bertopeng itu mengerang kesakitan, posisi lelaki bertopeng itu bergeser sedikit ke belakang karena tendangan tersebut, kemudian, Veronica berteriak pada Sewil, "Kau pikir! Kau punya hak untuk menilai seberapa pantasnya kami di Blue Sky? Hah?" Lalu, Veronica mendarat di hadapan Sewil dan meremas bahu gadis itu dengan sangat kuat, kedua kening mereka di hantamkan secara sengaja oleh gadis bertanduk itu, membuat aliran darah mengalir di wajah dua gadis tersebut. "Dengar ini! Cebol! Jika kau berpikir kami adalah penyihir lemah, itu sama saja kau meragukan keputusan Kapten Nino! Karena dia yang memilih kami! Dia juga memilihmu! Yang artinya, penyihir-penyihir yang dipilih oleh Kapten Nino adalah penyihir berkualitas! Jika kau pikir keberadaan kami sangat tak berguna sampai kau muak melihat kami, maka sebaiknya, KATAKAN KELUHANMU ITU PADA KAPTEN NINO!" Kaget, Sewil bergidik ngeri mendengar itu, ia menatap mata tajam dari Veronica yang kini sangat dekat dengan wajahnya karena kening mereka masih saling bersentuhan. "Nona!" Herry yang kepalanya masih nyeri langsung berlari menghampiri Sewil yang sedang dibentak-bentak oleh Veronica. Namun, saat Herry mendekat, Veronica langsung menoleh padanya. "Sebaiknya kau duduk manis di tempatmu, Tukang Ikut Campur!" Alhasil, gertakan dari Veronica membuat pergerakan Herry terhenti. Biola dan Ted juga terkejut dengan yang dilakukan Veronica, mereka tak sangka kalau gadis bertanduk itu punya keberanian yang sangat tinggi sampai bisa menendang kepala Herry Fargio serta membalas hinaan dari Sewil Crimson. "Ternyata kau cukup kuat juga, Rakyat Jelata." Ted memuji Veronica lalu dia melesat ke hadapan Herry dan, CUIH! Meludahi wajah lelaki bertopeng itu dengan mengeluarkan cairan asamnya. Herry langsung mengusap-usap permukaan mukanya yang terkena cairan asam, berusaha menyingkirkan itu, tapi sayangnya, cairan tersebut tidak dapat hilang begitu saja, mukanya sampai memerah karena sebentar lagi akan meleleh. "Ini panas sekali!" pekik Herry, lalu topeng yang ia kenakan tiba-tiba jatuh dan meleleh di lantai, membuat wajahnya kini terpampang jelas. "Saya akui, cairan asam itu memang sangat panas, mungkin bisa melelehkan besi sekalipun, tapi sayang sekali," Herry menyunggingkan senyuman tipisnya. "Sihirmu masih belum sebanding dengan saya!" Secara perlahan-lahan, wajah Herry yang tadinya mau meleleh langsung kembali normal seperti sedia kala, "Lihat? Tidak sebanding, kan?" membuat Ted jadi sedikit kesal. Tak mau diam saja melihat Veronica dan Ted sedang berjuang, Biola dari posisinya menulis sebuah nama menggunakan pensil bulu angsanya di telapak tangan kanannya. Di telapak tangan kanannya, Biola menuliskan nama Sewil Crimson dan Herry Fargio, kemudian dia kembali menegakkan kepalanya, memandangi dua orang yang namanya ditulis, sedang memastikan apakah kekuatannya telah bereaksi pada target atau belum. "AAARGH!" Sewil tiba-tiba menjerit histeris, seperti orang yang kesakitan di sekujur badannya, lalu jeritan itu diikuti oleh Herry, membuat aula luas ini dipenuhi oleh jeritan-jeritan kencang. Penyihir-penyihir baru lainnya yang daritadi hanya menjadi penonton saja langsung menutupi lubang telinganya dan mereka berteriak-teriak pada Biola, Veronica, dan Ted. Orang yang pertama kali berteriak pada mereka bertiga adalah gadis berambut perak dikepang dua, yang kelihatannya jengkel pada suara jeritan-jeritan dari Sewil dan Herry. "Apa yang kalian lakukan pada mereka!? Cepat hentikan itu! Kupingku bisa pecah jika terus-menerus mendengar jeritan ini!" Yang kedua adalah seorang lelaki berambut cokelat legam yang bajunya sengaja dibuka di bagian badannya untuk memamerkan otot perutnya. "Ayolah? Bisakah kalian berhenti membuat mereka menjerit-jerit? Aku suka menyaksikan pertarungan kalian, tapi jika pertarungan itu mengganggu pendengaranku, aku jadi tidak suka." Yang ketiga adalah seorang lelaki berambut putih panjang, yang mempunyai wajah khas orang pemarah, dia terlihat mulai muak pada kejadian ini. "Sebenarnya aku tidak mau ikut campur pada pertikaian kalian! Tapi kalian telah membuat mereka menjerit-jerit seperti orang gila! Bertanggung jawablah! Buat mereka berhenti menjerit! Jika yang kalian lakukan ketahuan oleh Kapten Nino, kalian bisa dikeluarkan!" Dan penyihir baru yang terakhir adalah seorang lelaki berambut pirang lebat, yang bahkan rambutnya menutupi kedua matanya, dia juga mengenakan sebuah mahkota kecil di kepalanya. "Huuuu! Berisik sekali!" Mereka berempat adalah penyihir-penyihir baru yang tidak bersuara saat Biola, Veronica, Ted, Sewil, dan Herry bertengkar, dan sekarang, pada akhirnya, secara serentak, mereka menunjukkan suaranya masing-masing karena jengah dengan suara bising dari gadis cebol dan lelaki bertopi sulap tersebut. Mendengar mereka bertiga diteriak-teriaki oleh penyihir-penyihir baru lain, membuat mereka tak terima pada semua bentakan tersebut. Marah, Biola langsung melontarkan perkataan pedas pada mereka. "Maaf jika jeritan-jeritan dari Sewil dan Herry mengganggu kalian, tapi bolehkah aku bertanya? Kalian kemana saja daritadi saat kami bertengkar dengan Sewil dan Herry!?" Mendengar pertanyaan itu, gadis berambut perak yang rambutnya dikepang dua menjawab dengan lantang, "Tentu saja kami ada di sekitar kalian! Kau bodoh, ya? Kau pasti berpikir 'mengapa jika kalian ada di sekitar kami, kalian diam saja', pasti begitu kan? Baiklah, jawabannya adalah... Kami tidak mau buang-buang energi dan waktu hanya untuk meladeni pertarungan konyol kalian! Kami lebih baik bersiap-siap untuk bertemu dengan penyihir-penyihir senior di Blue Sky daripada membantu pertarungan aneh kalian!" Lalu, lelaki berambut cokelat yang suka memamerkan otot perutnya menimpali ucapan itu, "Benar sekali, mengapa kami hanya menyaksikan pertarungan kalian, alasannya adalah, karena kami pikir, menonton sebuah hiburan sebelum acara utama dimulai mungkin lumayan menarik, daripada menunggu sambil melamun, benar, kan?" Geram, Ted langsung angkat suara, "Oh, jadi singkatnya, kalian itu tipe orang yang tak mau membantu sesamanya, ya?" Ted menghela napas. "Di mataku, kalian hanyalah gerombolan pecundang." Saat penyihir-penyihir baru lainnya akan menimpali ucapan Ted, mendadak jeritan Sewil dan Herry semakin kencang. "AAAAAAAARGH!" "Selesai!" pekik Biola, dan sedetik kemudian, Sewil mau pun Herry berhenti menjerit-jerit dan terdiam, lalu mereka berdua terlihat kebingungan. "Keningku berdarah? Ada apa ini?" Sewil bertanya-tanya mengapa keningnya terluka, padahal sebenarnya, itu adalah perbuatan Veronica. Melihat Sewil yang sudah sadar dan sedang gelisah, membuat semua orang yang ada di aula terheran-heran mendengar ucapannya. "Topeng saya? Mengapa topeng saya meleleh? Apa yang terjadi!?" Herry gelagapan saat mendapati topengnya tergeletak di lantai dan kainnya agak meleleh, mendengar itu, membuat Ted tidak mengerti mengapa lelaki bertopi sulap itu tak mengingat kejadian sebelumnya. "Mengapa mereka tak mengingat kejadian-kejadian yang barusan terjadi!? Apa yang kalian lakukan pada ingatan mereka!? Jawab!?" Lelaki berambut putih panjang yang punya muka khas orang pemarah bertanya pada Biola, Veronica, dan Ted dengan nada yang membentak. "Kami tidak melakukan apa-apa pada ingatan mereka!? Kami juga tidak mengerti mengapa mereka tiba-tiba menjerit! Mungkin saja... Salah satu dari kalian yang telah melakukannya!" Veronica membalas pertanyaan itu dengan nada yang menaruh kecurigaan. "Itu mustahil! Kami juga tidak melakukan apa pun pada mereka! Bukankah kau juga dengar, kan? Bahwa kami hanya ingin menyaksikan pertarungan kalian dan tidak buang-buang energi mencampuri urusan kalian! Aneh sekali jika diantara kami ada yang melakukannya!" Kini yang bersuara adalah lelaki berambut pirang yang matanya tertutupi oleh rambutnya sendiri, dia terlihat tak senang dengan tuduhan dari Veronica. "Ihihi~ Aku tak mengerti pada apa yang terjadi di sini, tapi kelihatannya seru juga melihat kalian semua saling melemparkan kebencian. Aku sampai lupa pada luka di keningku! Ihihihi~" Sewil malah gembira melihat pertengkaran tersebut. "Ngomong-ngomong, aku juga heran ingatanku seperti ada yang hilang, tapi tak apalah~ jika itu bisa membuat kalian bertengkar, aku rela, ihihihi~" Ketika aula luas ini sudah dipenuhi oleh kata-k********r dan mengerikan, Biola sepertinya sedang berusaha untuk berpura-pura tidak tahu, padahal sebenarnya, dialah dalang mengapa Sewil dan Herry menjerit-jerit dan ingatan mereka hilang, tujuan mengapa dia melakukan itu agar pertengkarannya melawan Sewil berhenti, tapi ternyata... malah semakin besar. BYURR!! Tiba-tiba, langit-langit di aula luas itu menjatuhkan air yang sangat besar secara merata sampai seluruh penyihir baru tertimpa oleh air tersebut, membuat baju mereka basah semua, serta lantai yang mereka pijakki menjadi becek dan licin. Sembilan penyihir baru, termasuk Biola di dalamnya, tercengang dengan kejadian tersebut, mereka terkejut mengingat atap aula yang begitu besar mendadak menjatuhkan limpahan air yang begitu banyak, tapi akhirnya, segala pertengkaran yang terjadi di aula jadi lenyap dalam sekejap. Dan sebuah tirai yang sebelumnya mereka pikir hanyalah gorden terbuka, menampilkan Kapten Nino yang sedang berdiri gagah di dampingi oleh rombongan penyihir Blue Sky yang ikut di belakangnya. Biola, Veronica, Ted, Sewil, Herry, serta penyihir-penyihir baru lainnya takjub, terkagum-kagum memandangi kemunculan Kapten Nino serta penyihir-penyihir Blue Sky. "Selamat datang, para penyihir baru, aku, Nino Palpatine, sebagai Kapten Blue Sky, menyambut kalian dengan senang hati di sini," ucap Kapten Nino dengan menggunakan pengeras suara. "Kalian pasti terkejut mengapa atap di aula ini tiba-tiba menumpahkan air pada tubuh kalian, maaf jika itu membuat kalian kaget, tapi sebenarnya itu adalah perbuatanku... Karena aku sudah bosan mendengar pertengkaran kalian." Mendengar perkataan Kapten Nino membuat para penyihir baru menundukkan kepala, menyesal atas apa yang mereka perbuat. "Neeeee, Nino? Kau terlalu lama pidatonya? Biar aku saja, ya! Yang melanjutkannya?" Mendadak, seorang gadis berambut biru panjang yang berdiri di samping Kapten Nino merebut pengeras suara yang dipegang oleh kapten imut itu, dan langsung berbicara, "Baiklah, pertama-tama, aku ingin menyapa mereka dulu, ehem! Ehem! Haaaaaay kalian para penyihir baru! Aku, Felicia Cole, sebagai Wakil Kapten Blue Sky, akan..." Entah kenapa, senyuman malaikat dari gadis itu berubah jadi seringaian iblis. "Akan menyiksa fisik dan mental kalian di ujian yang akan kalian hadapi! Aku tidak peduli kalian berasal dari golongan apa, mau itu bangsawan, rakyat menengah, atau pun rakyat jelata, pokoknyaaaa, kalian harus melalui ujian itu sampai tuntas! Jika tidak, kalian semua akan dikeluarkan dari Blue Sky! Selamat berjuaaang! Kyahahahahahaha!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN