40. Kejujuran Hati

1658 Kata

Luna semakin suntuk menghadapi situasi rumit ini. Dia memutuskan untuk pulang sendiri, tanpa Reyhan. Cuaca panas dan taksi yang minim membuat Luna bertambah geram. Dia mengeratkan ransel di bahu dan mulai mengayunkan langkah meninggalkan gerbang. Mungkin di persimpangan depan, taksi akan banyak yang lewat. Kakinya menapaki trotoar untuk sekadar berlindung dari sengatan terik matahari. Lantas, perhatiannya terusik saat terdengar perkelahian di lorong yang sunyi. Luna menajamkan pandangannya. Dia memutuskan untuk mendekat saat menyadari salah seorang pria yang terlibat pengeroyokan itu adalah siswa sekolah mereka, terlihat dari seragamnya. 'Apa itu tawuran, ya?' batinnya. Awalnya Luna terlihat ragu, tetapi ketika menyadari pria itu tak lain adalah Arvin, emosinya tersulut. "Hei!" Secara b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN