IBUKU TERLALU BAIK 5

3717 Kata
Pagi hari pukul 06:15 Dodi dan kakaknya sedang bersiap untuk beraktivitas kembali namun pagi itu berbeda, Ibu mereka belum juga bangun, padahal biasanya kartika selalu bangun awal untuk menyiapkan sarapan pagi untuk dodi dan elita. Saat ini dodi dan kakaknya terpaksa hanya sarapan makanan sisa seadanya di kulkas. Sambil mengikat tali sepatunya, dodi memulai percakapan. “Kak.. kok tumben ibu belum juga bangun jam segini??..” “Mana kakak tau dod.. kakak juga heran, bisa bisanya telat bangun ibu itu..” “Ah kakak selalu aja jawabannya gak tahu..” “YA EMANG KAKAK GAK TAHU MAU JAWAB APALAGI DOD?!..” ucap elita emosi “Eh selow dong pagi pagi udah emosian… pantes belum punya pacar hihihi..galak gitu…” “auk ah dod, kalo mau bangunin, bangunin aja ibu.. kakak berangkat duluan..nih uang buat cari sarapan...” Elita pun berangkat duluan karena pagi hari ini dia ada tugas mencatat logistik minimarket. “Dadah kakak galak..hati hati digodain bapak bapak hihihihi..” Kini tinggal dodi sendirian di ruang tamu kebingungan mau sarapan dengan apa, sementara sebentar lagi dia harus berangkat. “Ah bodo amat lah sekali kali ga sarapan gapapa kan ya”, pikir dodi lalu mengambil tasnya dan berangkat. Tidak lupa ia pamit dengan ibunya yang masih dikamarnya. *tok* *tok* *tok* “BUU!! DODI BERANGKAT YA??!..” Dodi menunggu beberapa detik namun tidak ada balasan, ia mencoba sekali lagi. Kini lebih keras. *TOK* *TOK* *TOK*! “BUUU!! DODI BERANGKAT YA????!..” Lagi lagi tidak ada balasan, dodi merasa bodo amat dan segera meninggalkan rumahnya menujui pangkalan ojek biasa mang yana and the boys bertengger menunggu penumpang. Pukul 07:30 Dede terbangun dari tidur paling nikmat seumur hidupnya, bahkan posisi dede saat ini masih memeluk bu kartika dengan kontolnya yang telanjang menempel di s**********n bu kartika. Dilihatnya bekas pertempuran semalam masih ada. celana legging yang berceceran s****a, kain sprei yang acak acakan, baju mereka pun masih bau keringat. Semua itu membuat dede kembali h***y. Sebelum memulai ia ingin mencium bibir bu kartika dahulu karena semalam dede tidak sempat melakukannya. Dede harus merangkak keatas sedikit untuk menggapai bibir bu kartika karena posturnya yang setinggi 160 cm sementara bu kartika 169 cm. Setelah di posisi yang pas, kini dede berhadapan dengan wajah cantik nan anggun ibu kawannya. Tanpa berpikir lama dede langsung mencium bibir bu kartika dengan liar. Ini pertama kalinya dede mencium bibir wanita, karena tidak berpengalaman mencium wanita, dede hanya menyedot nyedot bibir bu kartika dan menjilatinya. Sadar ada sesuatu yang aneh dimulutnya Kartika pun terbangun, betapa terkejutnya ia mendapati dede sedang mencium bibirnya. Kartika langsung mendorong tubuh dede sampai terguling kebawah kasur. *JEDUGG* “aduh!... maaf dede…. Ibu kaget banget tadi abisnya kamu gituin ibu lagi tidur..” “arghh… bu… sakit.. kaki ku..” ucap dede menahan rasa sakit “ya ampun dede… maafin ibu ya nak dede.. mana yang sakit nak?..” “Ini buu…diatas lutut aku bu..” ucap dede memasang wajah melas “yaudah sini de.. naik lagi keatas kasur, ibu pijitin ya…” Dede langsung kegirangan dapat kesempatan berduaan lagi dengan bu kartika, apalagi saat ini dirumah hanya mereka berdua. Tanpa basa basi dede langsung naik keatas kasur untuk dipijat bu kartika. Posisi dede kini duduk dengan kedua kaki diatas ranjang sementara bu kartika didepannya memijit kaki dede. Sambil dipijat, mata dede terus menelanjangi tubuh bu kartika yang masih menggunakan tank top bekas pertempuran mereka semalam, sangat seksi dilihatnya. Apalagi ketika melihat ketiaknya yang semalam dede kenyot habis habisan, nafsu dede makin menjadi jadi pagi itu. Dede masih tidak percaya bisa sejauh ini dengan bu kartika, baru malam kedua dede sudah bisa menggesek kontolnya di s**********n bu kartika, apalagi malam malam berikutnya? “Bu..?” panggil dede memecah keheningan “Ya..? kenapa..?..” “Uhmm makasih ya bu.. semalam.. hehe..” “Maksud kamu??.. semalam gimana..” “ituloh bu yang semalam itu… ihh masa gatau..” “Ohhh iya iya waktu ibu kompres ya.. emang kenapa, udah mendingan sekarang??..” “e-e-ehh i-iya yang itu maksud aku..bu.. udah mendingan sekarang tapi masih lemas badanku bu..” “Ohh syukur lah.. tinggal istirahat aja hari ini de..mumpung kamu ga masuk sekolah..” ujar kartika seakan tidak terjadi apa apa. “udah ya ibu mau keluar dulu de, mau siapin sarapan buat dodi..” “I-iya bu makasih..” Kartika berdiri dari kasurnya dan melihat jam dinding menunjukkan pukul 07:52 “YA AMPUNN!! JAM BERAPA INI??” Kartika panik karena bangun kesiangan, ia segera keluar kamar mencari anak anaknya namun tidak ada. Mereka sudah lama berangkat. Kartika mengecek Hpnya dan ternyata kak elita meninggalkan pesan yang berisi: “Bu, kakak udah berangkat duluan.. si dodi juga, kakak tadi ketuk ketuk pintunya tapi ibunya ga bangun bangun dan tenang aja si dodi udah kakak beri uang buat makan sarapan diluar..” Mengetahui hal tersebut kartika bisa bernafas lega, namun disatu sisi kartika merasa bersalah tidak menyiapkan sarapan untuk mereka pagi itu. Tenaganya dikuras habis semalam ketika mereka saling menggesekan alat kelamin dengan dede dan baru selesai jam 2 lewat sehingga kartika bangun kesiangan. Kartika menyadari perbuatannya namun tidak menyesal sama sekali, malah ia menikmatinya ketika anak SMA itu menggenjot selangkangannya dengan liar. Pukul 08:30 Dede tidur lagi karena masih letih setelah menggarap bu kartika semalam, Tidak lama kemudian dede dibangunkan oleh wangi harum sabun di dalam kamar. Dede membuka matanya dan betapa terkejutnya ia mendapati pemandangan didepan matanya, Bu kartika baru selesai mandi dan sedang memakai BH-nya. Posisi bu kartika kini membelakangi dede yang sedang rebahan dikasur. Pikir kartika dede masih tidur jadi ia santai santai saja memakai baju dikamarnya. Namun kartika tidak tahu dibelakangnya ada dede yang sudah terbangun dan sedang memperhatikan tubuh seksinya dari atas sampai bawah. Kontol dede bangun lagi untuk kedua kalinya pagi ini, akhirnya dede dapat melihat tubuh bagian belakang bu kartika yang hanya tertutup dalaman, andai dede bangun lebih awal mungkin ia bisa melihatnya tanpa dalaman. Dede tidak dapat berlama lama menikmati pemandangan itu karena kartika langsung mengenakan daster pink favoritnya yang berleher rendah dan tanpa lengan. Tanpa berbalik badan ke arah dede sehingga dede tidak sempat melihat tubuh bagian depannya. Namun itu saja sudah cukup bagi dede, ingin dede bangun dan mengajak kartika mengobrol namun sayangnya cepat sekali kartika memakai baju kemudian segera keluar untuk melakukan tugas rumah tangganya. Ditinggal sendirian lagi, dede berniat untuk mengocok kontolnya karena sedari tadi dede ingin sekali mengeluarkan pejunya. Dede mengeluarkan kontolnya yang sudah ngaceng maksimal namun panjangnya hanya 13 cm, *clek* *clek *clek* dede mulai mengocok sambil menutup mata membayangkan sedang bersenggama dengan bu kartika. Sambil rebahan, dede terhanyut nikmatnya m********i. 10 menit berlalu dan dede sudah hampir keluar, dede memulai hitung mundur. 10…9…8….7…..6.. Tiba tiba.. *Crekkkkkk.* pintu kamarnya terbuka! Dede terkejut dan latah wajahnya namun tangan dede tetap mengocok kontolnya karena sudah benar benar diujung. Nanggung pikirnya. Kartika yang melihat dede sedang mengocok hanya terkejut sedikit, kartika dengan santainya masuk untuk menyapu lantai kamarnya, sementara diatas kasur ada dede yang semakin cepat mengocok kontolnya. “Ahh keluar buu….” *croot* *croot* “huhh huhh huhhh..” lenguh dede setelah mengeluarkan pejunya. Banyak sekali dede keluar, semua pejunya jatuh ke sprei kasur. Kartika melirik dede, tiba tiba darahnya berdesir melihat banyaknya p**u dede yang keluar. Terbayang kartika ketika melihat k****l dede, itulah k****l yang membuatnya o*****e 3x semalam sehingga legging dan spreinya jadi penuh p**u. Kartika tersenyum menatap dede. “dede..dede.. kayaknya kamu udah sehat banget tuh, awas jangan keseringan nanti spreinya makin bau p**u hihi…” ucap kartika sambil menyapu keluar debu dikamarnya. “i-iya bu.. huhhhuhh huhh..” balas dede tersengal sengal. Dede pun tidur lagi hingga jam 11:00, benar benar anak pemalas. Sengaja sebenarnya dede tidur lagi agar nanti malam ia bisa terjaga untuk melakukan aksinya lebih lama. Pukul 12:00 siang hari. Dede akhirnya keluar dari kamarnya sempoyongan seperti habis mabuk dengan rambut acak acakan seperti gembel monas, raut wajahnya juga melas sekali. Kartika yang melihatnya tertawa sejadi jadinya. “HAHAHAHA DEDE…!!” “BURU MANDI SANAH BIAR KEBENTUK JADI MANUSIA LAGI..HAHAHA” “iya buu…” balas dede malas malasan. Di dalam kamar mandi dede berbicara sendiri. “gilak ga nyangka banget gue bisa genjot bu kartika semalam.. walaupun masih diluar… gokil.. gokil…” “kayaknya udah dapet lampu ijo nih.. engga,, ini bukan lampu ijo lagi, udah gue rubuhin lampu ijonya ini mah..” “sekarang tinggal gimana caranya tetap ga ketahuan si dodi sama kakaknya…” “tapi tadi ngeselin juga bu kartika ketawain gue..” “awas aja nanti malem gue bales pake ini..” kata dede dalam hati sambil mengelus elus kontolnya. Pukul 13:15 Kartika sedang menyiapkan makan siang karena sebentar lagi dodi akan pulang sekolah. Dede yang mencium harumnya masakan kartika langsung menuju dapur. “Hmmm wah wangi banget bu..” “Ehh dede bikin kaget aja… iya dong kan ini pakai daun kemangi de..” ‘bukan itu… ini nih yang wangi… hmmhhh ahh..” ucap dede yang malah mencium lengan bu kartika. “ahnn dede….kamu nakal ihh siang siang..” “ini nih bu makin keatas makin wangi..” Ciuman dan jilatan dede makin keatas menuju ketiak bu kartika, ketika mulut dede sudah berada di depan ketiak kartika yang tertutup lengan. Tangannya tidak tinggal diam, dede mengangkat lengan bu kartika sehingga langsung terpampang ketiak bu kartika yang berkeringat karena panasnya siang hari dan habis memasak. Tanpa basa basi dede langsung mencaplok ketiak bu kartika untuk ia nikmati. Sebelum dicium, dede mengendus endus terlebih dahulu ketiak bu kartika. Di gosok gosok hidung dede mencoba meresapi baunya yang malah meningkatkan birahi bukannya jijik. Setelah cukup dede langsung menjilat dan menghisap ketiak bu kartika beserta keringat keringatnya. Karena tinggi dede yang lebih pendek dari kartika, dede tidak perlu bersusah payah menunduk untuk menikmati ketiak bu kartika sambil berdiri. Posisi dede saat ini memeluk bu kartika dari samping dengan tangan kiri menahan lengan bu kartika agar ketiaknya terbuka sementara tangan kanannya memeluk badan bu kartika dengan erat, mulutnya pun mulai beraksi. Kartika membiarkan saja dede melakukan aksinya itu. “enghhh bu.. enak banget ketiak mu bu kartika… *cpok cpok* *sluuurppp* *sluurpp*..” “hmmmhhmm *sluuurpp* *sluuurpp* ahh..” Suara cipokan, jilatan dan hisapan dede terdengar lumayan jelas di dapur itu. Seakan dede ingin melumat habis semua keringat bu kartika. Kontol dede tidak tinggal diam, dede menggosokan kontolnya di paha bu kartika ke kanan dan ke kiri. Kadang dede juga menghentak hentak kontolnya kedepan. Bu kartika memakai legging lagi siang itu sehingga enak sekali ketika dede menggesekan kontolnya di paha bu kartika. Diperlakukan seperti itu kartika menjadi ikut sange, kartika merasa geli sekaligus enak ketika dede menghisap dan menjilat ketiaknya, sementara terasa dipahanya ada k****l dede yang menggesek gesek ke kanan ke kiri. Kartika menggerakan tangan kirinya yang dari tadi diam untuk menahan pinggul dede sehingga k****l dede yang sedang menggeseki pahanya tidak akan lepas sedetik pun dari pahanya. Sementara di pihak dede hidungnya sudah penuh oleh bau ketiak bu kartika, mulut dede pun terasa agak asin. Kartika sampai lupa pada posisinya sebagai tuan rumah dan ibu dari dua anaknya. Dipikirannya hanya ada dede dan kenikmatan saat ini. Suara mulut dede yang beradu dengan ketiak bu kartika makin kencang terdengar, goyangan pinggul dede di paha bu kartika pun makin heboh. *cpok* *cpok* *cpok* *cpok* *sluuurppp* *sluuurpp* *sluuurppp* Dede iseng memegang s**********n bu kartika, terasa basah disana. Bu kartika juga sedang h***y!. Dede jadi makin beringas melecehkan bu kartika siang itu. 2 menit berlalu dede merasa akan segera keluar. Sepertinya kedua insan yang lebih mirip ibu dan anak dibanding sepasang kekasih ini akan segera mencapai puncaknya. Puncak kenikmatan. “Hnghhhh buu aku mau keluar bu!!... *sluuurppp* *sluuurpp* hmmmh…” “iii-iyaa deee… teruss jilat ketiak ibu…gesek terus k****l mu dee..” Pertama kali dede mendengar bu kartika bicara kotor seperti itu, dede jadi makin liar. Pelukan dede semakin erat, kontolnya makin agresif menghentak hentak pahanya, wajah dede dibenamkan semua ke ketiak bu kartika. Inilah puncaknya bagi dede. “Buuuu aku keluar buuu!!!...arghh…ahh..” Ketika dede sudah diujung tanduk tiba tiba bagai tersambar petir terdengar suara ketukan pintu yang disusul suara derik pintu yang terbuka. Dede dan kartika yang sedang sange sangenya berubah sekejap jadi panik dan latah. “EHHHHGHH GAWATT DEE!!!” ucap bu kartika sambil mendorong tubuh dede “BURUAN KAMU NGUMPET KE KAMAR MANDI!!!!..” Kartika pun dengan kasar mendorong dede menuju kamar mandi kemudian langsung dikunci. Kartika segera pergi ke ruang tamu untuk menyambut. Sementara itu di dalam kamar mandi dede marah marah sendiri. “ARGGGGHHH SIALAN!! SIALAN!! SIALAN!!! DODI MANUSIA SIALAN!!! MANUSIA KENTANG!!! SILUMAN KENTANG j*****m!!! DODI MANUSIA SILUMAN KENTANG j*****m!!! GOBLOKK!!!..” ujar dede sangat kesal sampai menonjok nonjok tembok. “KENAPA PAS UDAH DIUJUNG LU NONGOL DODII SIALANN!!..” “arghhagagagagagagagagagag brrrr huekk” Saking emosinya dibuat kentang, dede sampai gila mengerogoti selang kamar mandi. Sementara itu di ruang tamu. “Ehh bentar duluu… jangan buru buru…” “Ihh ibu kenapa sih ko aneh gitu..orang aku udah kebelet bu..” “Ummmmm… uhh.. ituu oiya sepatu kamu masukin dulu kedalam sekalian angkatin jemuran…” “sepatu udah aku masukin bu dan diluar nggak ada jemuran!.... dah ah bu lepasin tangan aku.. orang kebelet malah di tahan tahan bu??..” “LEPASIN!!...” Karena kartika sudah terpojok, orang itu pun dengan mudah memaksa melepas pegangan tangan kartika yang sedari tadi menahannya. Kartika hanya bisa terduduk pasrah di sofa. “loh pintunya kok dikunci?..” orang itu terheran *TOK TOK TOK*!! “woii ada orang apa didalam??!..” “buruan woii udah kebelet nii..!..” Dede terkejut mendengar suara orang itu, sangat berbeda. Jelas bukan suara dodi. “i-i-iiya.. bentar..” dede pun membuka slot pintunya dan… Bagai tersambar petir lagi dede terkejut melihat sosok jangkung didepannya yang 11 cm lebih tinggi darinya. Itu adalah Elita Putri Anandita “LOHH DEDE??! KATANYA IBU KAMU LAGI DIDALAM KAMAR??..” Itu yang ia tahu ketika ibunya mengajak ngobrol di ruang tamu tadi. “ee-e-ee-ehh aa-anuu ituu uhmmm iya itu tadi… i-ini aku baru kesini..” ucap dede grogi “Lah itu rambut kamu masih berantakan gitu??? Bajunya juga lecek banget..keringetan pula?? Emang belum mandi??..” tanya elita curiga. “ohh ini u-uuu-uhh emm-mmm a-anuuu emmm..” dede makin grogi karena bingung mau jawab apa. “Apaan sih kamu uh em uh em gitu..lama!, Sanah keluar kakak mau pipis!!..” ucap elita kesal. Dede pun keluar dengan wajah malu, ketika dede menghampiri bu kartika ia malah disuruh pergi ke kamar, padahal dede mau makan siang. Dede pun hanya bisa menurut. Dengan perut kelaparan dede kembali naik keatas kasur. “ahh sialan banget.. Harusnya gue lebih awal tadi ngerjain bu kartika..” keluh dede sambil menahan sakit perutnya. Di ruang tamu kartika tidak habis pikir, bisa bisanya malah kak elita yang datang siang itu. Rupanya mulai hari ini, elita akan pulang lebih cepat yaitu jam 12:30, tidak jam 17:30 lagi, karena penambahan shift baru. Padahal jika dodi yang lebih dulu pulang siang itu, kartika bisa dengan mudah menyuruh dodi diluar dulu sementara kartika menghilangkan bukti aktivitas mesumnya. Di dalam kamar mandi, Elita jadi banyak pikiran. Aneh sekali ibunya menahan tangannya tadi ketika ia kebelet ke kamar mandi, dan tau taunya didalam ada dede.. padahal ibu bilang dede sedang dikamar tadi..? Pikir elita sambil mengganti baju seragamnya. “huft gue jadi lapar mikirin kejadian tadi..” Elita pun pergi ke dapur untuk mengambil nasi dan lauk namun ia merasakan sesuatu yang berbeda, lantainya licin.. bukan licin karena minyak, ini berbeda. Itu adalah bekas kehebohan aktivitas m***m dede dan kartika tadi yang membuat keringat mereka bercucuran banyak sampai kena lantai. Kecurigaan elita makin menjadi jadi. apalagi tadi waktu menyambutnya di ruang tamu ibunya terlihat berbeda. Ibunya terlihat seperti habis berlari maraton, keringatnya bercucuran banyak, rambutnya berantakan, baju dasternya juga terlihat lecek. Pikirannya jadi kemana-mana, namun elita tetap berusaha bersikap normal dan ia segera menuju ruang tv membawa piringnya untuk makan. Bahkan ketika ibunya lewat ia mengajaknya ikut makan seperti biasa. Kartika yang merasa tidak ada perubahan sikap pada elita menjadi lega, padahal sebenarnya elita jadi makin curiga sejak kejadian siang ini. Seorang ibu yang seksi dengan anak SMA berduaan, dua duanya berkeringat dan mereka bertingkah aneh ketika ia tiba tiba datang, jelas telah terjadi sesuatu, Pikir elita. Ditambah belakangan ini kartika selalu memakai tank top atau baju yang agak terbuka lainnya dan semalam mereka tidur seranjang. “Ah bisa pusing aku mikirin ini terus.. huft.. dah lah ngantuk aku..” “semoga cuma firasat ku aja..” ucap elita sambil rebahan dikasurnya. Pukul 15:00 Dodi baru saja pulang sehabis main ke rumah temannya. Tanpa memberi salam dodi langsung pergi ke dapur untuk mencari ibunya, namun hasilnya nihil, tidak ada siapa siapa di dapur. “lah orang orang pada kemana ini??..” “Hmmm pasti ibu lagi tidur ni..cek ah..” Baru dodi memegang gagang pintu, samar samar terdengar suara lenguhan dan erangan dari dalam kamar. Dodi menempelkan telinganya ke pintu, suaranya malah makin jelas. Takut terjadi apa-apa, dodi langsung membuka pintu kamar ibunya. *kreekk* “HAHAHAHAHA DEDE KENAPA LO..!..” “sialann lo dodi ngagetin aja!!..” Bagaimana dodi tidak tertawa, saat ini ia mendapati dede sedang dikeroki punggungnya, terlihat wajah dede lucu sekali menahan sakit. “ya ampun dodi..kamu pulang kok ga salam..??...ibu juga kaget kamu tiba tiba masuk..” “haha iya bu maaf, lagian itu si dede mukanya kenapa berlipet gitu jadi kaya kodok nahan sakit.. hahaha..” ujar dodi mengejek dede. “iya nih dod, dede masuk angin ini.. gara gara telat makan..” ucap kartika. “lah kenapa de?? Lu ga doyan masakan ibu gue??..” “ehh bukan.. tadi gue di bentak kakak lo dod.. jadi gue takut keluar kamar buat makan..” “hahahaaha rasain lo.. bener kan galak kakak gue??..” “iya dod jadi kayak diomelin tiang gue, kan kakak lo jauh tingginya sama gue..” “haha.. emang gimana ceritanya lu bisa diomelin kakak gue de?..” “emmmm.. it-tuuu..” dede gugup “udah udah dodi kamu gangguin orang lagi sakit aja… sanah ganti bajunya terus makan!..” “yaelah buu mau tau aku… jarang jarang kan ini haha..” “Udah jangan membantah! Keluar dari sini!..” “iya iya.. pakai emosi segala…” “oiya bu.. kalo pakai koin kurang mantep, ke kamar aku aja ambil cutter, ada di lemari hihi..” “DODII!!!!!!!..” Teriak kartika mengusir dodi yang menggangu dede. “Nah dede.. udah ya kerokan nya..” “udah mendingan kan..?” “Oh iya iya bu lumayan lah, makasih ya bu kartika.. *muach*” “Ihh dede apaan sih nyosor bibir ibu..” “Ah Ibu semalem sama tadi siang kita udah begituan masih nolak aja hihi..” “Hihi dede ngambek.. yaudah sini cium ibu lagi..” “Hah?? Beneran buu??..” “Yaudah kalau ga mau..” “Mau mau buu!!..” Tanpa dikomando, dede segera merebahkan tubuh bu kartika untuk diciumnya, dede kini berada diatas tubuh seksi ibu temannya itu. Tangan kirinya meremasi t***k besarnya, sementara tangan kanannya memeluk erat tubuh bu kartika. Tidak lupa kontolnya dikeluarkan untuk dijepit pangkal paha bu kartika. Dede mulai menggenjot. Kedua tangan kartika pun memegangi pinggul dede yang sedang menghentak hentakan kontolnya ke s**********n bu kartika. Nikmat sekali dirasakan dede, sepertinya tinggal selangkah lagi dede dapat merasakan nikmat dunia yang sebenarnya. Yaitu memasukan kontolnya ke liang senggama bu kartika. Apalagi bu kartika sama sekali tidak menolak dede mesumin, malahan menikmatinya. Dede mengangkat tubuhnya untuk melihat badan bu kartika yang bergoyang goyang seirama dengan hentakan pinggulnya. Pemandangan yang sangat indah melihat bu kartika dengan daster pink tanpa lengan sedang mendesah sambil ia genjot s**********n nya dengan liar, terlihat bu kartika berkeringat lagi sore itu, dede yang melihatnya langsung dengan nafsu menjilati keringat bu kartika di lengan sampai pinggir ketiaknya, tidak lupa dilehernya juga. Diperlakukan seperti itu, kartika tidak tahan untuk mendesah lebih kencang, Kartika kehilangan akal sehatnya, padahal dirumah ada kedua anaknya. Sangat nekat. “Ahhh ahhhnn ahhhhhh terus dee…. Gesek terus kontolmu de” desah kartika “ahh ahhhhh iya buu… tapi jangan keras keras… nanti kak elita denger!..” “ahh ahhh i-ii-iyaa ehmmmmmm enakk de…” Sekitar 10 menit dede menggenjot s**********n bu kartika, ia merasa akan segera keluar. Genjotan dede makin kencang, pelukan dede makin erat, ciuman dede makin hot keringat mereka berdua makin bercucuran. Tiba tiba terdengar suara pintu terbuka diluar. “Sial!! Itu pasti kak elita yang baru bangun tidur” Kartika mendorong dede yang hampir sampai dipuncaknya, dan langsung keluar kamar menyudahi aksi m***m mereka. Lagi lagi dede merasa kentang. Pelaku utamanya lagi lagi kak elita. Pukul 16:00 Benar saja, diluar kartika mendapati elita dan dodi sedang menonton TV bersama. “ehh ibu baru bangun ya bu..” ucap dodi “Aku juga baru bangun 5 menit lalu bu hehe..” ucap elita “ehehe iya.. kalian mau dimasakin apa buat nanti malam??..” “apa aja lah buu asal jangan batu..” balas dodi. “Haha oke oke siap..” Elita menyadari ada sesuatu yang aneh pada ibunya, baju dasternya acak acakan dan badan beserta wajahnya terlihat licin berkeringat. Berbeda dengan kakaknya, dodi cuek cuek saja sambil mengganti ganti channel TV. “emmm ibu kok keringetan gitu?...” tanya elita “e-eehh ini…. Umm ibu abis olahraga dikamar tadi..hehe..makanya keringetan..” “Olahraga?? Bukannya ibu tadi kerokin si dede?..” ucap dodi “Kerokin dede? Bener dod?..” “Iya kak.. si dede masuk angin, telat makan.. dia juga takut keluar ambil makan gara gara kakak… katanya abis digalakin..” “GARA GARA KAKAK?!..” “Iya kak.. emang gimana ceritanya??..” “Lahh orang cuman disuruh keluar kamar mandi dia dod… kakak tanya kenapa bajunya lecek keringetan dia malah kebingungan..” “Oalah gitu doang kak..” “Yang bener yang mana ini bu?? Jujur dong bu! Ibu hari ini aneh banget!!..” elita mulai emosi “eehhmmmm i-i-ituu oh iya setelah kerokin dede Ibu langsung olahraga ringan dikamar.. hehe” ujar kartika grogi “Yaudah kalo emang begitu bu.. aku gamau bikin panjang perihal ini.. yang jelas ibu aneh banget hari ini!..” ujar elita kesal sambil pergi ke kamarnya lagi. “hihi hayoloh bu kakak marah..galak kan bener?..” Kartika hanya mendengus lalu pergi ke dapur untuk memasak. Di dalam kamar kartika, dede yang menguping percakapan tadi merasa terancam, kini kak elita jelas merasa curiga. Bisa kacau hubungannya dengan bu kartika jika elita mengetahuinya. Apalagi malam ini dede berencana akan menggarap bu kartika lagi. Entah bisa atau tidak nanti malam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN