Pukul 18:30
Dodi, dede dan kartika sedang menyantap makan malam mereka, namun kali ini tanpa kak elita.
Itu karena elita enggan untuk makan bersama dede, sedari tadi dipanggil untuk makan tapi ia tidak membalas. Dodi pun kebingungan kenapa kakaknya tidak mau makan bersama.
Selesai mencuci piring dan membereskan dapur kartika berniat untuk menghampiri kak elita.
*tok* *tok* *tok*
“kakak.. Ibu boleh masuk?..”
10 detik berlalu dan tidak ada jawaban dari dalam.
*tok* *tok*
“Kak??? Buka kuncinya kak??..”
Kartika menunggu lebih lama namun tetap tidak ada balasan dari dalam.
Diulang sekali lagi dan hasilnya tetap sama. Kartika menyerah kemudian pergi ke kamarnya dengan beribu pertanyaan dalam benaknya
Kartika memanggil dodi untuk mengantar makan malam untuk kakaknya, khawatir kakaknya telat makan dan jatuh sakit, dodi pun menurut.
*tok* *tok* *tok*
“Kakak!.. ini dodi!.. boleh masuk ga??..”
“Iya...sebentar..” akhirnya elita membuka pintunya.
“Nih kak.. makan dulu, nanti sakit lambungnya kalau telat makan..” ucap dodi sambil menyerahkan sepiring nasi dan lauknya.
Elita memandangi dodi, terlihat wajah adiknya yang melas itu seperti kasihan pada dirinya.
“i-iya dod.. makasih ya dod..” ucap elita tersenyum manis.
Dodi membalas dengan senyuman tengilnya.
Sudah lama dodi tidak melihat senyum manis kakaknya, karena sehari hari selalu saja ia mengomel perkara ini itu bahkan ibunya kena omel tadi sore.
“hihi ada perkara apa nih pakai acara ngambek segala kak?..”
“udah kamu ga perlu tau.. fokus sekolah kamu aja sana..”
“ihh kak.. aku malah tambah penasaran tau..”
“udah dibilang ga perlu tau..”
“please kak.. ga baik menyembunyikan sesuatu.. apalagi kakak sampe ngambek tadi gamau keluar kamar..”
Sambil menghela nafas elita menyuruh dodi keluar kamar dulu.
“Huffhh.. iyaa.. biar kakak habisin makan dulu ya dod, nanti setengah jam lagi kesini lagi.. oke?..”
“oke oke siap kak..”
Dodi pun pergi dari kamar kakaknya kemudian menemui ibunya di ruang tamu.
“Eh udah dod, gimana kakak mau makan gak?..” tanya ibunya.
“mau makan bu, kakak juga keliatan baik baik aja.. cuman ngambek aja..”
“oh.. syukurlah yang penting gak sakit aja.. terus kamu tanya gak ada masalah apa?..”
“udah bu.. kakak awalnya nolak tapi akhirnya mau juga ngomong nanti sekitar setengah jam lagi, aku disuruh kesana lagi..”
“oalah gitu..yaudah.. mungkin kakakmu lagi perlu waktu sendiri dod..”
Pukul 19:30
Singkat cerita setengah jam sudah berlalu, dodi pergi ke kamar kakaknya untuk menjawab rasa penasarannya.
*tok* *tok* *tok*
“kakk.. ini dodi..”
“iya dod masuk aja.. ga dikunci..”
“tutup lagi dod..”
Dodi menurut dan menutup kembali pintunya
Dodi mendapati kakaknya sedang tiduran bermain hp.
Saat ini elita mengenakan setelan baju tidurnya yang berwarna biru.
Sambil duduk di kursi belajarnya, dodi memulai percakapan.
“Dodi ada perlu apa ke kamar kakak?..”
“lah?.. kakak lupa??.. yang tadi itu loh..”
“tadi yang mana?..”
“Ihhh.. kakak kan tadi suruh aku kesini setengah jam lagiii!.. huuuhhh..”
“hahaha iya iya dodi... kakak tau lah, gausah ngambek gitu mukanya kenapa... tambah jelek tau..”
“Auk ah kak terserah.. jadi gimana ceritanya.?..”
“Iya.. tapi awalnya kakak minta kamu tetap berpikir positif ya..”
“Iya iya iya.... kok kayanya serius banget si kak..”
“oke, jadi gini dod awalnya.......”
Elita tidak melanjutkan perkataannya karena ia melihat ada bayangan dibawah pintu kamarnya, seperti ada seseorang.
Elita dengan gestur tangannya menyuruh dodi mendekat, kemudian ia berbisik ke dodi.
“Sst dodi.. itu ada siapa didepan pintu?..”
“hah???.. gatau kak.....”
“coba kamu jalan ke pintu pelan pelan terus buka pintunya..”
“oke oke siap kak..”
Dengan langkah hati hati, dodi menuju pintu kamar.
Dodi sudah memegang gagang pintu, kakaknya memberi kode hitung mundur dengan jari.
10..9..8..7..6...5.....4.......3....2....1...
*brakkkk!!*
“IBUU???!!..” teriak elita dan dodi terkejut melihat ibunya terjatuh.
“Ibu ngapain disitu??...” ucap dodi sambil membantu ibunya berdiri.
“eerghh...ee-eehh anuuu ini ibu lagi nyender aja...”
“nyender apa nguping bu?.. “ tanya elita dengan ekspresi dingin, ia tahu ibunya jelas menguping.
“Ehh ngga..ngga kok..”
“ih kakak jangan nuduh ibu begitu kak, ga baik tau..”
“siapa yang nuduh dod?.. kakak Cuma nanya”
“Huuftt..ada apa sih ini sebenarnya.. aku jadi bingung!, Dodi tidur duluan ya!..”
“Ibu juga ah dod, maaf ya kak udah bikin kaget..”
Elita tidak membalas, hanya menatap ibunya dengan tatapan dingin. Dodi dan kartika pun menuju kamar masing masing.
Setelah ditinggal sendiri, elita memilih untuk bermain game di Hp-nya untuk melepas penat, tidak ia sangka akan serumit ini sampai hubungannya dengan ibunya renggang.
Dodi pun demikian, pikirannya jadi kemana-mana. Jelas ibu dan kakaknya sedang tidak akur, Dodi tidak bisa melakukan apa apa karena masalahnya pun ia tak tahu.
Setelah itu kartika perasaannya campur aduk, setelah gagal menguping percakapan anaknya ditambah tatapan dingin kak elita terhadapnya. Sangat menyeramkan dan penuh pertanyaan.
Kartika sangat khawatir elita tahu hubungan gelapnya dengan dede. Kali ini ia harus lebih berhati-hati.
Pukul 20:45
Malam itu dede disuruh kartika tidur lebih awal karena kesehatannya masih belum pulih, suhu badannya masih tinggi.
Kondisi dede tidak terlalu beda dengan kemarin, hanya sudah tidak menggigil saja.
Sambil mengganti air kompres, kartika membangunkan dede.
“de...dede.. bangun de, minum obat dulu ini..”
“hhmmmm?? Obat?..”
“iya de, badanmu masih panas de..”
“gamau ah buu.. pait obatnya..” tolak dede kemudian tidur lagi.
“Ehh dede malah tidur lagi, ini diminum dulu obatnya.. nanti tambah parah kalau dibiarin..” bujuk kartika sambil menggoyang goyang badannya.
“iya iyaa... aku bangun, hoammm..”
“Nahh gitu dong, nih obat sama sendoknya..”
Dede dengan malas malasan menuang obatnya ke sendok kemudian diminumnya.
“Ih dede kok lemes gitu minum obatnya..”
“Wajar lah bu, orang lagi sakit..”
“tadi siang kok semangat hihi..”
“Itumah beda bu hehe, langsung seger aku..”
“Jadi itu obatnya?..”
“hehe iya bu, paling manjur hehe..”
“Ada ada aja kamu de..”
“berati aku boleh minta ‘obat’ nya lagi malam ini bu?..”
Kartika yang tahu maksud dede tersebut hanya tersenyum sambil mencubit hidungnya.
“hih maunya kamu..”
“ouwww sakit buu.., tapi ibu mau kan?.. buktinya ga melarang hehe..”
Kartika bingung ingin menjawab apa, disatu sisi benar ia menikmatinya, disisi lain ia merasa telah mengkhianati suami dan anaknya.
Namun iya setan selalu menang. Kartika merasa bodo amat dengan suaminya, sudah jarang pulang, uang bulanan pun hanya cukup untuk belanja bahan makanan. Mereka paling banyak sebulan melakukan seks 5 kali.
Sekarang tinggal dodi dan elita apa mereka bisa menyelamatkan ibunya. Atau tidak.
Sebenarnya bisa saja elita menggertak lebih keras sejak memergoki ibunya dan dede habis bercinta di dapur. Namun ia merasa kasihan pada adiknya yang masih polos itu dan takut keluarganya hancur. Sehingga sekarang ia memilih jalan yang aman dulu. Apalagi untuk berteduh dan makan ia masih mengandalkan rumah ini dan ibunya.
Pukul 21:15
Setelah memastikan dodi dan elita sudah tertidur, Kartika pergi ke kamarnya untuk mengganti baju dengan tank top hitam dan bersiap untuk tidur.
Ia melihat dede sudah tertidur lelap, tidak akan terjadi sesuatu malam ini pikirnya.
Setelah mengunci pintu depan tidak lupa pintu kamarnya, kartika langsung naik ke atas kasur bersama dede untuk tidur.
Pukul 23:50
Dede terbangun haus ingin minum, namun seketika rasa hausnya hilang melihat tubuh seksi bu kartika yang mengenakan tank top hitam sama seperti semalam tertidur membelakanginya. Kontolnya langsung mengeras, nafsu birahinya meronta ronta melihat p****t besar bu kartika yang mengenakan celana pendek malam itu, pahanya yang putih mulus malam itu tersaji didepannya.
Tanpa basa basi dede langsung memeluk bu kartika dari belakang. Tangan kanan dede memegangi pinggul, tangan kirinya disisipkan dibawah lalu telapak tangannya meremas p******a kartika sementara kontolnya yang masih didalam kolor menggesek gesek p****t bu kartika, maju mundur ke kanan ke kiri gerakan pinggul dede sambil sesekali mulutnya mengecup dan mengenyot lengan bu kartika.
Terasa nikmat sekali rasanya dede menggeseki p****t bu kartika sambil mengecup lengannya, apalagi kini tangan kirinya sedang meremas buah d**a bu kartika yang besar dan empuk terasa ditangannya.
Sekitar 5 menit dede tetap diposisi itu, dede dan bu kartika mulai berkeringat.
Merasa ada benda keras dipantatnya dan payudaranya diremasi, kartika langsung terbangun. Namun ia tidak bisa bangkit dari posisinya saat ini karena sudah dipeluk erat dede.
“Dede???... k-kamuu ngapain..”
“Ughh bu.. aku lagi minum ‘obat’ ku bu..” ucap dede sambil terus menggesek p****t bu kartika.
“Ahhh ah dede k-kamu.. kan udah minum obat tadi sebelum tidur...ahh..” ucap kartika mulai mendesah
“B-beda buu.. yang tadi kurang manjur..”
“paling manjur yang ini nih bu..”
Dede menarik pantatnya kemudian mengeluarkan kontolnya dan langsung dijepit diantara kedua paha bu kartika.
*PLOK* dede mendorong keras sehingga terdengar suara benturan dengan p****t bu kartika.
*PLOK* *PLOK* *PLOK* Suara tepukan itu berulang kali terdengar ketika dede mulai menggenjot bu kartika.
Kartika sempat teringat kak elita yang hari ini kecewa terhadapnya namun rasa itu seketika sirna ketika dede mengenyot lehernya, meninggalkan bekas cupangan dilehernya.
Nafsu birahi mulai menguasai bu kartika, segala sopan santun terlupakan, ia bahkan mulai terang terangan dengan dede.
“Ouhh ohh ohh iya dee betul itu obatnya..ahh..”
Dede yang mendengarnya semakin liar menggenjot paha bu kartika.
*PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK*
Suara tepukannya semakin keras terdengar.
“ughh ughh uhhh uhhh bu... enak kan bu?..”
“i-iyaa de...enak banget, kalo kamu geseknya gitu m***k ibu jadi keenakan..ahh ahh ahh..”
“ahh ibuu iyaa.. aku tambah cepet ya bu kartika..”
“Jangan de.. uhhh n-nanti kak elita dengar..”
“Yah bu.. t‐tapi aku buka ya baju sama celananya bu..uhh..”
“Ahh iya deh ibu buka buat kamu..t-tapi lepasin ibu dulu..”
Dede melepas pelukannya agar bu kartika bisa bangun untuk melepas pakaiannya. Tidak lupa dede juga ikut melepas semua pakaiannya. Kini dede sudah telanjang bulat
Kartika bangun dan terkejut melihat k****l dede yang sudah keluar dari CD nya.
“ya ampun dede k****l kamu ngacung banget de.. keras lagi..”
Kartika mulai mengocok k****l dede dengan tangannya, terasa licin dan keras ditangannya.
Dede terkejut kontolnya dikocok oleh bu kartika, ini pertama kalinya kontolnya dikocok orang lain. Rasanya sangat berbeda apalagi yang mengocok ibu temannya yang montok dan seksi.
Posisi dede saat ini duduk selonjoran berhadapan dengan bu kartika di depannya menindih kaki dede sambil mengocok kontolnya.
3 menit k****l dede dikocok, ia mulai merasa tidak tahan.
“hmmmhhh enak ga de di giniin..”
“Oughhh gila bu enak banget k****l aku bu.. aghhh uhhh..geli geli enak bu..”
“ibu percepat ya nak dede.. hihi..hmmh”
“Ougghhh jangan buu stopp! Nanti aku keluar buuu..aghhhhhh..”
“oh iya iyaa haha dede mau bukain baju ibu ya..hihi lupa”
“hahh hahh hahh hahh.. iya bu aku buka ya..”
Inilah yang ditunggu tunggu dede, dengan perlahan dede mengangkat tank top bu kartika, setelah lepas dede melemparnya ke lantai.
Kini terpampang untuk pertama kalinya tubuh bagian atas bu kartika yang hanya berbalut BH hitam di depan dede.
Tanpa basa basi dede beringsut menindih bu kartika dari atas, dicium dan dijilati seluruh tubuhnya dari bibir sampai perutnya.
Kini kulit dede dapat bersentuhan langsung dengan kulit bu kartika, sambil mengenyot ketiak bu kartika, dede menabrak nabrakan kontolnya ke s**********n bu kartika dengan cepat. Tangannya tidak tinggal diam, tangan kanan dede meremas t***k bu kartika yang kini tinggal berbatasan dengan kain BH nya. Terlihat lebih besar t***k bu kartika ketika sudah dibuka bajunya.
“Hmmm sluurpp sluurpp b-buuu aku k-keenakan bu... enghhh ahhhh sluuurpp..”
“Ahhh dede terus dee..kenyot terus..yang kenceng.. ahhhnnnnn..”
“Iya bu aku kenyot yang keras ya bu.. aku bakal minum semua keringat bu kartika malam ini..sluurp sluuurppp ahhhgghh enak banget buu...”
“Ahhh dede....kamu belajar dari mana ini..ahh pinter banget kamu..”
“sluurpp sluurpp ahhh, aku belajar dari video di warnet bu..”
“Ouhhh pantes kamu pinter bikin enak wanita de..”
Dede kemudian bergeser ke belahan d**a bu kartika untuk dijilati juga, lidahnya menari nari di belahan dadanya, harum tercium aromanya diantara dua gunung kembar itu.
“Ahh dede... jangan disituu ahh gelii...”
Dede tidak menghiraukan larangannya dan terus menjilati belahan d**a bu kartika.
“ahh buu disini keringatnya banyak yang belum aku jilat bu..”
“iya, tapi...hmmhh..”
“tapi apa bu?..tapi enak kan?..”
“iyaaa.. Enak banget k****l mu de gesek gesek s**********n ibu.. Uhhh"
“aku buka celananya ya buu.. Sluurpp sluurpp..”
“ahh iya iya de.. Buka celananya..”
Dede bergerak menyusuri kebawah, dengan semangat 45 dede membetot celana pendek bu kartika kebawah hingga terlepas, kini terpampang bu kartika hanya mengenakan BH hitam dan CD berwarna putih.
Nafsu birahi dede berkobar kobar, dede menciumi ujung kaki bu kartika sampai pangkal pahanya, dikenyot dan dijilatinya paha putih mulus bu kartika oleh dede.
“hmhhh muach muach sluuurppp manis banget kaki ibu..hmmhh..” mulut dede asyik mejelajahi kaki bu kartika.
Dede melihat CD bu kartika sudah basah, tanpa basa basi dede langsung membenamkan wajahnya di CD bu kartika, tercium santer bau tubuhnya dari sana.
Kemudian dede mengenyot m***k bu kartika yang hanya terbalut kain CD.
“ahhhsss ahhh dee..terus de..kenyot terus dede..ahhhhh anak nakal!..”
“enghh enghh arghhhh hmhhh bu.. Enak banget baunya bu..”
“ahhh iyah dede sayang..pinter kamu kenyotnya.. Ughh..”
Aktivitas mengenyot m***k bu kartika yang terbalut CD itu berjalan selama 5 menit, kemudian dede beringsut menindih lagi bu kartika untuk mencium bibirnya.
“muach muach mhmmm..”
Semenit berlalu kemudian kartika melepas ciuman dede.
“ihh dede k****l kamu kok belum keluar keluar de..”
“hehe ini soalnya dari tadi aku selalu dibuat kentang bu.. Makanya sekarang aku semangat banget ingin main lagi sama bu kartika.. Pasti ga bakal ada yang ganggu kan bu sekarang..”
“ahhah iya de, tadi siang kita main kentang ya.. Pas sore juga.. Gara gara kak elita tuh..”
“hahh ahhh iya bu, aku genjot yang kenceng ya bu memeknya..”
Sambil memeluk erat tubuh bu kartika, dede kembali menggenjot s**********n bu kartika.
Kontol dede menabrak nabrak m***k bu kartika yang terbalut CD itu, sementara mulutnya menciumi belahan d**a bu kartika sambil memeluk erat tubuhnya.
Terasa nikmat sekali ketika kulit dede bersentuhan langsung dengan kulit bu kartika tanpa halangan, keringat mereka berdua bercampur menjadi satu, bau keringat mereka berdua memenuhi kamar bu kartika.
*PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK*
Suara benturan s**********n dede dengan bu kartika memenuhi kamar itu, entah sadar atau tidak kartika padahal suaranya cukup keras untuk terdengar dari luar kamar.
“ahhssss ahhhhhnn ahhhhhh dede teruss dee... goyang k****l mu yang keras.. Ouhhhhhhhh..”
“ah ahh ahh enghhhhhh iya buu.. Enakk banget bu, meluk bu kartika sambil genjot gini...oughhhh..”
“ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh dedee... ibu mau keluar de!!..teruss teruss yang kenceng..!”
“enghh enghhhhh iya buu aku juga mau keluar..”
“keluarin dimana buu..oughhh..”
“hahhhh eghhh dimana aja asal jangan diatas spreii!!..ahhhhnn..”
“yaudahh di mulut bu kartika aja ya...enghhh..”
“Ehhhhh jangan dede... ibu gamauuu!..”
Dede tidak menghiraukannya, ia beringsut bangun dan mengocok kontolnya di depan mulut bu kartika.
Kartika terkejut dede tiba tiba mengocok kontolnya di depan wajahnya, kini ujung k****l dede hanya berjarak 5 cm dari wajahnya.
“buu buruan buka mulutnya buu biar bisa masuk kedalam buu pejunya..ughh ughhh uhh..”
“ahhh dedee! Ibu gamauu dimasukin ke dalam..! Keluarin di badan ibu aja!...”
“tapii buu nanggung...buu aku sebentar lagi keluar!..ouhhh.. Aku pengen keluarin p**u aku di mulut bu kartika!..”
“jangan de..! Ibu ga pernah di gituin!!..”
“MAKANYA AYO DICOBA BU!..”
Merasa kesal karena dilarang, dede dengan paksa mendorong kontolnya kedalam mulut bu kartika hingga serta merta masuk semua kontolnya kedalam.
Kartika syok saat mulutnya tiba tiba dipenuhi k****l dede, ia tak mampu melawan hanya bisa pasrah sambil mendesah desah tertahan.
“haghh haghh harghh harghhh d-dd-dd-deedhh harghh..s-stopphh!..” susah payah kartika untuk berbicara ketika mulutnya disesaki k****l dede
“oughhhhh hahhh bu kartika enak banget mulut mu buu... aku genjot ya bu mulutmu..”
*cplok* *cplok* *cplok* *cplok* Suara air liur bu kartika diaduk aduk k****l dede.
Posisi dede saat ini berlutut dengan kedua kakinya diantara d**a bagian atas kartika sementara kedua tangannya memegangi kepala sambil menggenjot mulut bu kartika.
Dede hanya bertahan 2 menit di posisi ini, kemudian dede mempercepat genjotannya di mulut bu kartika untuk mencapai puncaknya.
*cplok* *cplok* *cplok* *cplok* *cplok* *cplok* *cplok* *cplok* Makin cepat kocokan kontolnya di mulut bu kartika.
“haghh haghh harghh harghhh haghh haghh harghh harghhh d-d-dddeeee j-jang-ann d-di-k-kkeluarin di d-d-ddalam.. haghh haghh harghh harghhh hahh..” ucap kartika susah payah melarang dede mengeluarkan p**u dimulutnya.
Namun apa daya, nafsu setan sudah menguasai dede. Ia tak mengindahkan perkataan bu kartika, malah ia semakin nafsu mengentoti mulut bu kartika.
Sambil menahan kepala bu kartika, dede memasukan dalam dalam kontolnya di mulut bu kartika.
Kartika merasakan k****l dede semakin berkedut kedut dimulutnya, kemudian..
“AHH AHH BUU AKU KELUAR BUU.. ENGHHHHHHHHHHH.. *CROT* *CROT* *CROOOT*..”
Dede akhirnya menyemprotkan pejunya dalam 3x tembakan langsung di tenggorokan bu kartika.
Kartika tidak dapat melakukan apa apa, ia hanya bisa pasrah ketika anak SMA itu membuahi mulutnya dengan ribuan calon anak. Kartika terpaksa menelan semua pejunya karena k****l dede masih belum dicabut setelah 20 detik. Terasa lengket tenggorokannya dipenuhi p**u.
Dede masih ingin merasakan hangatnya mulut bu kartika setelah crot, jadi ia masih membenamkan kontolnya dalam dalam.
Semenit kemudian dede mencabut kontolnya dari mulut bu kartika, dede lalu rebahan di samping bu kartika sambil memeluknya. Nafas mereka memburu seperti habis di setan.
Sungguh dede sudah merasakan nikmatnya surga dunia, kini tinggal selangkah lagi, lubang yang atas sudah ia buahi, kini tinggal lubang terakhir yang dibawah.
“Hahh hahh hahh.. bu kartika, en-nak kan..?..” ucap dede tersengal sengal
Kartika tidak menbalasnya, ia masih mengumpulkan nyawa setelah mulutnya di kontoli dede.
Dari samping dede melihat besarnya t***k bu kartika yang masih memakai BHnya.
Pemandangan yang sangat indah di depan hidungnya ini membuat kontolnya yang baru saja ejakulasi kembali keras, tangannya kembali beraksi meremas t***k bu kartika.
Masih di posisi menyamping sambil tiduran. Tangan kanan dede mengangkat lengan bu kartika agar bisa mencium ketiaknya sambil tangan kirinya meremas t***k bu kartika, sementara itu kontolnya kembali beraksi menekan nekan paha bu kartika.
“Ehhmmm ahh sluuurppp sluurpp ahh..” dede mengenyot kembali keringat bu kartika di ketiaknya.
Kartika mengelus elus kepala dede yang sedang menikmati ketiaknya itu
“Dede..?”
“Hmmhh? Apa bu?..”
“Belum selesai minum obatnya?..”
“ahhh. mhh belum bu.. aku mau ini..” ucap dede sambil meremas t***k bu kartika.
“Mau apa..?”
“Mau nenen bu..”
“Nakal kamu ya.. ini kan punya dodi dulu..”
“Please bu.. jangan buat aku kentang lagi.. aku mau nenen sama bu kartika..”
“Kamu jangan maksa ya.. ini aja udah jauh de… emang kurang puas tadi gesek gesek sampai crot di mulut ibu?..”
“Yaudah deh kalo ga boleh.. biar aku sakit terus..sakit kentang..”
“Sakit kentang??.. ada ada aja kamu de cari alasan hihi..”
“pleasee.. ya bu kartika.. nanggung banget ..”
“Iyaa iyaa buat kamu deh s**u ibu malam ini..”
Dede kegirangan mendengarnya, akhirnya ia di izinkan menikmati gunung kembar milik ibu temannya itu.
Kartika bangkit untuk meminta bantuan dede melepas kait tali BH nya, dengan tergesa-gesa dede segera melepas tali BH bu kartika dan melemparnya ke lantai.
Kini terpampang dua buah d**a bu kartika yang lumayan besar itu, dengan p****g coklat seukuran ujung spidol.
Dede langsung menindih tubuh bu kartika sambil meremas t***k dan mencium leher bu kartika.
“mhhmmmhmmm dede sayang.. iyaa remess t***k ibu dee..ahhhhhh..”
“oughh iyaa dee remes yang kenceng..hmmhh yaahh..”
“ouhhh bu kartika t***k ibu gede banget… kenyal dan licin..ahhhgghh..”
Dede tidak lupa memelintir p****l bu kartika.
“Aaaahhhhhhh dedeee!! Jangan dipelintir p****l ibuu..ahhhh!!” desah kartika keenakan
“Ehh ibu, jangan teriak gitu… sstttt!, nanti kak elita denger!..”
“E-elitaa udah tidur deee tenang aja kita aman… ahhh..”
“Yaudah buu.. aku kenyot ya buu susunya..”
Dede tidak menunggu waktu lama langsung menuju t***k bu kartika dan menikmati setiap jengkalnya, mulutnya mengecup, menjilat, menyedot t***k bu kartika di akhiri dengan kenyotan kuat di p****g bu kartika.
Hisapan dan kenyotan kencang dede di pentilnya membuat kartika kelojotan, ia memeluk badan dede, tangan kirinya menahan kepala dede di teteknya sementara tangan kanannya mengelus elus punggung dede.
“Ahhh iya dee teruss sedot p****l ibuu yang kenceng dede!!.. ahhhhh..”
“Hmhhmhmhhh ahh enak buu.. nenen bu kartika asin..dan manis..aku ga tahan buu!!..”
Sambil terus mengenyot p****g bu kartika, dede menekan nekan kontolnya ke CD bu kartika.
Sebenarnya dede sudah tak tahan ingin segera melepas perjakanya malam ini, namun pikirnya belum saatnya, dede harus membuat bu kartika lengah dengan kenyotan dan genjotannya.
Cukup lama sekitar 10 menitan dede mengenyot dan menggenjot, kartika kini telah terombang ambing permainan dede, kesadarannya mulai hilang. Hanya terdengar lenguhan dan desahan bu kartika.
Dede yang melihat kesempatan ini langsung menyibak CD bu kartika dengan tangan kirinya lalu mengarahkan kontolnya sejajar dengan m***k bu kartika dan..
“SETANN KAU DEDE!!!!!!!!..*DOARRRRR*..”
Bagai serangan petir tepat di depan mata suara teriakan wanita dari luar itu sangat mengagetkan dede dan kartika. Apalagi diikuti suara pintu yang ditonjok.
Namun dede yang sudah sangat nanggung mengabaikannya dan segera menusuk kontolnya kedepan *BLESSSS* k****l dede serta merta ambles semua ke dalam m***k bu kartika.
Dede kini sudah merasa di surga ketujuh, jepitan otot m***k bu kartika sangat kuat seperti ingin menyedot kontolnya, di dalam pun rasanya sangat becek dan hangat.
Dede segera mengentoti bu kartika dengan tempo cepat dan liar. Ia ingin membuahi bu kartika dengan pejunya lagi.
Kartika syok ketika tiba tiba memeknya dipenuhi benda tumpul yang maju mundur mengobok-obok memeknya. Ingin kartika mendorong tubuh dede namun apa daya energinya sudah tidak cukup, ia hanya bisa pasrah menerima tusukan demi tusukan k****l dede sambil mendesah desah terpaksa.
“Ahhh ahhh ahh buuuu akhirnya aku masuk bu ahh ahh..”
“Akhirnya aku ngentotin bu kartika.. ahh aghhh oughhhh..”
“Ahh ahnnn ahnnnn d-dd-dede.. j-jangan..s-stoop.. itu d-diluar ada s-siapa?.. ahnn ahhh..”
“Arghh ahhh udah buu ga pentingg, yang penting kita n*****t sekarang buu.. ahhhhggh enakk..”
*PLOK* *PLOK* *PLOK* *PLOK* Suara k****l dede yang beradu dengan m***k bu kartika memenuhi ruangan itu, cukup keras untuk terdengar sampai luar.
15 menit dede di posisi tengkurap menindih bu kartika sambil mengentotinya dengan liar.
Dede merasa kontolnya mulai berkedut kedut, inikah saatnya?
Dede semakin mempercepat entotannya sampai bu kartika mendesah keras bahkan teriak.
“Ahhhhhhhhh ahhhh ahhhh!!! Dedeee... j-jangan di..k-keluarin di dalam!!.. ahh ahhh ahnn..”
“oughh enak banget bu rasanya ngentot.. oguhhh ahhggh m***k ibu sempit banget.. licinn!..”
“Ahhgg buu aku mau keluar buu.. ahh ahh ahh ahh ahh.. keluarin di dalam ya bu!...”
“Ahhh jangann!!!!..”
Tinggal hitungan detik dede akan segera membuahi rahim bu kartika dengan pejunya.
Dede memeluk tubuh bu kartika sambil membenamkan wajahnya diantara teteknya, sementara itu pinggulnya naik turun semakin cepat mengebor m***k bu kartika.
Kartika melakukan perlawanan terakhir, ia menekuk kaki kanannya membentuk huruf V di samping paha dede dan tangan kanannya memegang leher dede.
“Buu aku sampee buuu ahh ahh enghhh terima p**u aku buu....!”
Bersamaan ketika dede bilang mau keluar, Kartika dengan tenaga terakhirnya mendorong kaki dan tangannya bersamaan ke arah kiri hingga dede terhempas ke samping dan kontolnya terlepas.
Pukul 02:10 dini hari
Dede pun akhirnya ejakulasi, namun ia merasa ada yang berbeda, tidak terasa lagi empotan kontolnya, ketika ia membuka mata betapa terkejutnya dede sudah berada dipinggir kasur hampir terjatuh. s****a dede pun jatuh ke badannya sendiri.
Kartika dengan terseok-seok memakai kembali pakaian dalam dan bajunya kembali. Ia menuju pintu kamarnya untuk memeriksa ada apa tadi diluar, meninggalkan dede dibelakang.
Betapa terkejutnya kartika ketika melihat sosok tergeletak di depan kamarnya.
Kak elita terkapar dilantai bersama dodi yang sedang menangis, hancur hatinya melihat seorang adik menangis tersedu sedu bersama kakaknya yang sudah tidak sadar.
“YA AMPUNN KAKAK?? KENAPA INI..?? DODI?? KENAPA KAKAK MU??..”
“Huuuhhuuhu a-akuu gatauu buu!.. tadi jam 2 kurang aku bangun.. dengar suara keras, aku cek keluar ternyata kak elita udah tergeletak gini bu..!”
“Aku coba bangunin tapi ga bangun bangun bu.. huhuhu.. gimana nih bu??”
“Ya ampunn anakku... Elita putri sayang.. ya ampun kenapa kamu nakk..” Kartika mulai mengeluarkan air mata.
Kartika pun mengecek denyut nadi di lehernya. Ia masih merasakan denyut nadi kak elita, akhirnya kartika menyimpulkan kak elita mungkin hanya pingsan.
“Dod, masih ada denyut nadinya ini, kakak Cuma pingsan ini.... syukurlah..”
“KOK CUMA? KOK SYUKURLAH BU?!!..”
“INI BUKAN WAKTUNYA BERSYUKUR BU?!!.. KAKAK MASIH BELUM SADAR!!..” Dodi emosi mendengar ibunya.
“ya ampun dodi.. iya iya maafin ibu nak.. ayo gotong kakakmu ke kamarnya..”
Kartika dan dodi pun dengan sekuat tenaga menggotong tubuh kakaknya yang jangkung itu keatas kasur.
Sesampainya di kamar, kak elita direbahkan telentang. Kartika mencoba membangunkan dengan mendekatkan minyak kayu putih ke hidungnya, berharap bisa segera sadar, Namun gagal.
Dodi memperhatikan dengan cemas dari samping, sambil memanggil nama kakaknya.
“Ibu kenapa tadi aku ketuk pintunya ga bangun bangun bu??..”
“Padahal tadi ada suara keras banget bu.. masa ga bangun si buu??..”
“E-eehh ituu uhh ibu terlalu lelap mungkin tidurnya dod..” ucap kartika berbohong
Kartika tidak sadar pintunya diketuk ketuk tadi, karena yang ia dengar saat itu hanyalah desahan dede dan suara s**********n yang beradu.
“ahh ibu masa sih bu?? Terus gimana ini kakak bu?..”
“Hmm tenang aja nak, yang ibu tahu biasanya orang pingsan pasti akan bangun, Cuma butuh istirahat aja.. nanti pasti kakak mu bangun..” ujar kartika coba menenangkan dodi.
“Sekarang kamu tidur lagi sana, udah dini hari gini.. kak elita biar ibu temenin tidur disini..”
“yaudah deh bu.. aku balik lagi..”
“ehh dod tunggu dod..”
Kartika bangun menghampiri dodi dan memeluknya.
“Maafin ibu ya nak..”
Dodi terkejut dipeluk ibunya, sudah lama sekali dodi tidak dipeluk ibunya ini, namun ia merasa ada yang aneh, bau badan ibunya tercium santer dan tank topnya terasa basah. Andai dodi tahu alasannya.
Dodi membalas memeluk erat ibunya, kepalanya menempel di d**a besar ibunya. 15 detik kemudian ia melepas pelukannya dan pergi ke kamarnya.
Sementara itu kartika naik lagi keatas kasur bersama kak elita, dalam lamunannya ia tahu ini ada hubungannya dengan aksi bejatnya tadi dengan dede.
Apa jangan jangan Elita mendengar semua aktivitas seksnya dengan dede sampai jatuh pingsan?
Kartika hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi besok.