IBUKU TERLALU BAIK 16

3914 Kata
Sementara itu di dalam kamar elita.. “Tuh kak, dengar...mereka jadi ribut, ini gara gara kamu..” ucap bu kartika pada elita yang sedang ngambek “Kok gara gara aku??!... itu gara gara ibu!..” ucap elita dengan bernada lirih “Ibu yang jodohin aku sama orang itu, bahkan ibu sama sekali ga ngasih tau!..” “Tapi elita, ibu lakuin itu demi keamanan kamu!, ibu trauma sejak kamu diculik waktu itu!...kamu udah butuh pendamping hidup nak..” “Tanpa persetujuan aku?..” “Ibu yakin nak, mas dimas itu orang yang tepat dan mapan buat kamu..” “Itu menurut ibu! Bukan menurut aku!!..” tegas elita “T-tapi nak…umur kamu udah pas untuk menikah, lihat anaknya pak RT kemarin yang seumuran mu udah nikah sama juragan di kota…masa kamu belum nak..” “Gak ada tapi tapi, aku gak mau dijodohin sama om om gendut kaya mas dimas, walau hartanya berjuta-juta...sekarang ibu keluar dari kamar ini atau aku yang keluar dari rumah ini!!..” hardik elita “Kamu jangan membangkang Elita putri!!..” “Gak!! Aku tetap gamau di jodohin sama ibu! Peringatan terakhir!..., Ibu yang keluar atau kakak yang pergi dari rumah ini!!..” “huftt..iya iya, ibu keluar...maafin ibu ya nak...” Kartika pun keluar dari kamar elita meninggalkan beribu perasaan. Kartika enggan berdebat lebih lama dengan elita, ia tahu betul elita sosok yang galak dan tegas. Jelas kartika kalah galak dengan anak pertamanya ini. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, harapan akan pernikahan anaknya dengan juragan itu gagal total. Kartika pikir elita akan tergiur dengan harta dan rumah mewah yang dijanjikan mas dimas itu, rupanya tidak. Di luar, ketika kartika hendak menghampiri tamunya, ia malah mendapati dodi sedang makan coklat. “Loh dodi, tamunya pada kemana?..” tanya kartika pada dodi “Udah pulang bu, batal lamarannya bu..” jawab dodi “Huhh...iya iya iya...percuma ibu masak sebanyak ini buat mereka..” dengus kartika “Ga percuma bu, kita makan sendiri aja atau kasih ke tetangga kan..” “Yaudah nanti kamu bagi bagiin ke temen temen kamu di sekolah ya besok senin, yang di parcel itu juga..” ‘Ehhh apaan buu... yang di parcel ini buat dodi kata ibunya tadi..hehe..” “Dodi...jangan pelit...atau ibu gak kasih jatah lagi nih..” goda kartika sambil mengedipkan sebelah mata “Ahh ibu mah gitu, yaudah iya iya..” ucap dodi dengan terpaksa “daripada gak dapet m***k lagi, yaudah lah ya..” ucapnya dalam hati “Dod, kamu udah tau permasalahannya?..” tanya kartika “Udah tau bu, ya salah ibu sendiri jodohin kakak tanpa ngasih tau sebelumnya..” “Tapi kan hak orang tua menentukan jodoh untuk anaknya dod..” “Ah ibu, sekarang jaman udah berubah…anak gadis mana mau dijodohin lagi, mereka bakal milih sendiri pasangannya. Apalagi cewe secantik kakak, harusnya gampang dapet pacar..cuman kakaknya aja males pacaran, atau ga laku hahaha..” ucap dodi sambil membuka bungkus coklat ke sembilannya “Ya iya sih, ngomong-ngomong kamu udah punya pacar belum dod?..” tanya kartika “Udah lah..” “Wah baru tau ibu, siapa namanya dod? Tinggal dimana dia?..” “Tinggal di desa cianduk, namanya Kartika Anandita..ahahaha” Sontak wajah kartika memerah. “Heleh itu mah ibu dod…kirain temen cewek kamu, berati dodi juga ga laku dong..hahaha..” “bukan ga laku, kata ibu kan aku harus fokus belajar dulu. Kalau pun dodi ga laku kenapa ibu mau kuda kudaan tiap hari sama aku hehe..” goda dodi “Ah itu mah lain cerita, itunya dodi kan enak..” ucap kartika “Enak waktu di apain bu? Hehe..” “Waktu itu kamu keluar masuk sayang…, e-egghh ngomong apa ibu ampunnn….udah udah ah ibu mau beresin meja dulu..” Dodi senang sekaligus h***y mendengar perkataan ibunya tadi. Dodi merasa berhasil memancing ibunya. “Bu?..” “Ya? Apa?..” jawab kartika sambil membereskan piring piring di meja “Dodi pengen..” “Hmm? Pengen?.. yaudah ini ambil mau yang mana..asal jangan kebanyakan..” “B-bukan makanan bu…pengen gituan bu..ahh ibu mah ga peka..” pinta dodi “Gituan apa sayang?..” tanya kartika “Yang asik itu bu..keluar masuk keluar masuk gitu…ah ibu mah pura pura gak tau…hufttt..” “Ahaha anak ibu ngambek…ada ada aja kamu dod, minta gituan jam segini waktu ada kakak mu pula..” “T-tapi bu..sebentar aja boleh yaa…dari pagi belum dikeluarin ini p**u aku..” “Gak ada tapi-tapi, ibu mau cuci piring dulu!...jangan lupa ruangan ini di sapu ya!..” Ucap kartika lalu pergi ke dapur membawa tumpukan piring Dodi mengikuti ibunya yang pergi ke dapur, karena permintaannya belum terkabuli. Sesampainya di dapur dodi langsung memeluk ibunya yang sedang mencuci piring dari belakang. Pagi ini kartika memakai setelan batik wanita berwarna coklat karena ada tamu yang berkunjung. Agar terlihat sopan. Ketika dodi tiba tiba memeluknya, Kartika tidak kaget sama sekali. Ia sudah tahu anaknya pasti akan menghampirinya. Bahkan ia pernah mencuci piring sambil bersetubuh dengan dodi yang saat itu sedang sange berat seperti saat ini. Dodi yang tidak mendapat penolakan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia bertekad untuk menikmati tubuh ibunya sekarang juga. Walau kak elita sedang di rumah. Dodi mulai menggerakan pinggulnya maju mundur hingga terasa gesekan enak antara penisnya dengan p****t empuk ibunya. Sementara kedua tangannya mulai meremasi kedua buah d**a besar ibunya walau masih terhalang beberapa lembar kain tapi tetap saja terasa nikmat ketika diremas. “Dodi, kamu nakal yah..” ucap kartika manja Dodi tidak membalas, ia terus menggesek kelaminnya di p****t ibunya. “Dodi…kakak nanti lihat loh, jangan disini sayang..” “Hihihi aku kebayang gimana kalo kakak liat kita n***e bu..” “Ih, cari mati kamu dod…gimana kalo nanti kakak lapor ke bapak? Bisa ribet urusannya…ini kan rahasia kita berdua..” ucap kartika sambil merapihkan piring ke rak-nya “Yaudah bu ayo kita n*****t…udah kan nyucinya?..” ajak dodi Kartika tidak menjawab, ia hanya berdiam dengan tangan menahan di pinggiran meja sambil terus digenjot dan dipeluk dodi. Dodi melihat keringat ibunya mulai bercucuran di lehernya. Tak tinggal diam, dodi langsung menjilat dan mencupangi leher ibunya. Terasa di lidah dodi keringat ibunya agak asam namun malah makin menambah nafsu dodi. Ia mempercepat gesekan penisnya sambil ditubruk-tubruk ke arah depan. Mulai terdengar suara desahan dodi yang keenakan menikmati memeluk ibunya dengan gaya dan gerakan m***m. Kedua tangan dodi pindah memegangi kedua pinggul ibunya lalu ia genjot kuat kuat p****t empuk ibunya dengan nafsu membara. Sambil sesekali nekat bicara hal yang tidak pantas di ucapkan seorang anak pada ibu kandungnya. “engghh..ahh ahhh ahhh bu, ayo bu kita n*****t…dodi udah ga sabar pengen ngentotin m***k ibu nih..ahhh..boleh ya bu..boleh ya bu..” “Ughh ini nih p****t gede yang selalu dodi entot seminggu ini…makin montok aja bu… pasti karena di entot terus kan bu..engghhh..ahh..terus bu goyang bu..empuk dan anget p****t ibu…bikin dodi ga tahann..ahhh..” “Ahhh bu enak bu enakkk…ibu udah cantik, montok, seksi, mau lagi dimesumin anaknya sendiri ughhh..” ucap dodi sambil terus menggoyang pinggulnya maju mundur. Kartika sebenarnya enggan untuk bercinta dengan dodi saar itu, Ia masih kepikiran acara lamaran tadi yang gagal total. Ucapan m***m dodi diiringi gesekan benda tumpul di pantatnya lama kelamaan membuat kartika h***y juga. Dengan gerakan cepat, Kartika membalikkan tubuhnya menghadap ke arah dodi. Dodi kaget ibunya tiba tiba menghadap dirinya. Baru ia mau bertanya, mulut dodi langsung dicium oleh ibunya. Sudah kepalang tanggung, Kartika akhirnya meladeni permintaan dodi. Sambil terus berciuman, ia berjalan menuju kamar mandi. Tak mau kalah, dodi meladeni ciuman ibunya. Lidah dan bibir ibu dan anak ini saling beradu dengan panasnya. “Mmhhmmmm mhmmm sluurrppp..d-dod…” “Sluurrpppp hmmmhhmmm..ap-a..buu..sluurpp..” “Ayo di kamar mandi aja dod, biar ga ketahuan..” ajak kartika setelah melepas ciumannya “Ahhh..hahhhahh hahh..i-iya bu..” Sesampainya di kamar mandi, kartika langsung mengunci slot kamar mandi. Untuk berjaga-jaga bila kak elita masuk tanpa permisi. Sesudah mengunci pintu, kartika meminta dodi untuk membuka pakaiannya. Tak lupa dodi juga melepas pakaiannya. Setelah setelannya terlepas, kini kartika hanya memakai tank top hitam yang biasa ia pakai sehari-hari. p***s dodi yang sudah keras sedari tadi bertambah keras setelah melihat ibunya yang montok dan seksi hanya memakai tank top di hadapannya. Tak lupa, dodi juga melepas celana dalam ibunya itu. Dodi langsung menelan ludah setelah melihat s**********n ibunya tanpa sehelai benang. Walau sudah sering melihatnya, Dodi selalu menelan ludah ketika melihat v****a ibunya. Fakta bahwa itu tempat ia dulu lahir dan akan segera ia masuki lagi membuat dodi agak merinding memikirkannya. Namun juga membakar nafsu remaja dodi. Tak pernah ia bayangkan sebelumnya akan melepas keperjakaannya ke ibu kandungnya sendiri yang seksi. Tak sabaran ingin mengobok-obok liang senggama ibunya, Dodi menubruk tubuh ibunya lalu ia benamkan wajahnya ke belahan d**a ibunya yang sudah berkeringat. Tercium harum aroma keringat ibunya di belahan dadanya ketika ia hirup dalam-dalam. Dengan nafsu, mulut dodi mengecup d**a bagian atas yang terbuka itu. Tak lupa lidahnya menjelajahi setiap senti kulit yang tak tertutup kain. Sementara kedua tangan dodi menggapai kedua bongkahan p****t ibunya yang kini tanpa penghalang. Dodi meremas kuat-kuat p****t ibunya sambil menekan-nekan kontolnya maju kedepan. “Ehhh s-sayang kamu ga sabaran banget sih hihihi..” ucap kartika dengan nada lembut “Mmhhh m-maaf bu, p**u dodi dari tadi pagi belum dikeluarin…dodi ga kuat lagi..” ucap dodi sambil terus menggerayangi tubuh ibunya “Ahh anak ibu udah nakal ya sekarang…emang harus dikeluarin terus tiap pagi pejunya hihi..” ucap kartika sambil mengelus-elus kepala dodi yang sedang terbenam di belahan dadanya “Mhmmhh…iya bu biar ga beban..” “Ahahaha alesan aja kamu…bilang aja sange pengen ngentot..” “Iya sih bu hehe, dodi tiap pagi pengen banget bisa n*****t sama ibu…tapi ibu selalu larang karena ada kakak..” “Iya kan pagi pagi waktunya siap siap sekolah…masa n*****t dod dod…jangan kebawa nafsu kamu ah. kalau nanti nilai kamu anjlok, ibu ga kasih ginian lagi..ngerti!??..” ucap kartika tegas “Ahh iya iya ampun bu..ngerti...ih ibu mah mau n*****t malah di omelin sih dodi huuuhh..” rengek dodi “Iyalah terserah ibu mau ngomelin kamu kapan aja hihi, yaudah sekarang dodi taruh kontolnya di antara paha ibu, lalu kamu gesek gesek..” “Iya bu, dodi gesek ya..” ucap dodi lalu menyelipkan batang gembiranya diantara kedua paha montok ibunya. Lalu ia genjot sambil kedua tangannya menggenggam pinggul ibunya. “Inget ya sayang, jangan buat suara berisik…nanti kakak mu bisa dengar..genjot pelan pelan jangan lang..*ENNGGHHH*….sung..di-masuk-kin..” Belum selesai kartika bicara, dodi tiba tiba menusuk keatas dengan keras hingga kontolnya serta merta ambles kedalam liang senggama ibunya. Dodi yang sedari tadi tak sabaran ingin bercinta dengan ibunya tak berpikir panjang ketika kontolnya berada di s**********n ibunya, Ia langsung saja menghentakkan kontolnya keatas saat ibunya lengah. m***k ibunya yang memang sudah basah membuat k****l dodi mudah masuk ke dalam. Dodi tak tahan lagi ingin mengeluarkan semua pejunya. Karena gesekan paha ibunya saja sudah cukup untuk membuat dodi ejakulasi. Tapi dodi ingin lebih, ia ingin mengeluarkan pejunya di dalam m***k ibunya agar kenikmatannya berkali-kali lipat. Ibunya yang lebih tinggi darinya membuat dodi tak kesulitan untuk menggenjot m***k ibunya sambil berdiri. Dengan kedua tangan merangkul badan ibunya sementara mulutnya aktif mencium leher sampai belahan d**a ibunya, Dodi mengentoti ibunya dengan gerakan cepat. Ibunya yang masih mengenakan tank top hitam tampak bergerak naik turun seirama dengan tusukan kontolnya dibawah. Sengaja dodi tak membuka tank top ibunya karena tampak sangat menggairahkan ibunya ketika masih mengenakan tank top hitam ini, apalagi sehari-hari ibunya suka mengenakan tank top ini. Jadi sensasi baru bagi dodi. Sambil terus mendekap ibunya, dodi mengobok-obok m***k ibunya yang basah. Untuk kali ini dodi mematuhi perintah ibunya untuk tidak membuat suara. Maka gerakan pinggul dodi hanya sekedar mengocok kontolnya tanpa hentakan keras yang dapat menimbulkan suara. Namun tetap saja terasa nikmat m***k ibunya yang sempit dan basah menyedot k****l dodi agar segera mengeluarkan pejunya. “Ahhh ahhh ahhh ohhhh ssshhhhh buuu…ibuuu…engghh..” *cplok cplok cplok cplok cplok cplok* Suara cairan kewanitaan kartika yang diobok-obok k****l anaknya “emhhhh ahh ahh ahh ahh ahh ahh ahhnn oughh d-dodi nakal..ibu b-belum selesai ngomong..ah…udah d-di-masukin…enggghhh ouhhh..” “Dodi ga tahan mau n*****t bu…ibu lama-lamain aja sihh..ohhhh sshhhhhh..” “Ahhh yaa terus dod..entot ibu kuat kuat…sodok terus..ahhhhhh…” “Kamu boleh ngomong yang nakal dod..ibu suka..” “m***k ibu…ohhh m***k ibu kandung ku…aku n*****t m***k ibu aku sendiri…ohhh arghhh…Ibuuuu…dodi ga tahan empotan m***k ibuu…engghhh..” ucap dodi liar sambil terus mengentoti ibunya di posisi berdiri berhadapan *Clek clek clek clek clek clek clek* Keluar masuk k****l dodi dengan cepat di liang senggama ibu kandungnya, suara cairan yang terkocok terdengar sangat erotis di tambah suasana kamar mandi yang panas membuat kedua insan sedarah ini bercampur keringat, menambah panasnya persetubuhan kartika dengan anaknya. “Iya terus dod…ohh ohh ohh ohh iyaa teruss genjot lebih keras lagi sayangg..anak ku sayang…ohhh hmhh..” desah kartika “Uhhhh i-iya bu…tapi katanya jangan berisik ngentotnya bu?..” tanya dodi sambil terus mengentoti ibunya “Ahh biarin aja sayang…ibu ga tahan kalau kamu kocok kocok doang…ibu pengen kamu hentak hentak m***k ibu…bisa yah dodi sayang…aaahhh ohhh..” “Engghh t-tapi dodi takut kedengeran k-kakak bu..” “Anggap aja kakak mu lagi tidur sayang, buruan entot ibu lebih keras sayangg….ahhhhhh ahhh enghhh..” “Ahh iya iya bu, dodi genjot ya…” Ucap dodi lalu menarik pinggulnya kemudian dihentakkan ke depan dengan keras hingga terdengar bunyi tepukan *PLOKK* “AAAHHHH IYA BEGITU DODD AHHH SSSHHH..” desah kartika dengan keras “Engghhhhh ibuuu!!! Enak banget ngentotin ibuu…arghhhhh..ini m***k anget dan sempit banget buu..ohhhh…siap siap ya buu…dodi entot ibu keras-keras” *PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK* Suara kelamin yang beradu di iringi desahan kartika main terdengar, dari yang awalnya tadi mereka berusaha menahan agar tidak menimbulkan suara. Kini telah lepas. Kartika dan dodi sudah tak peduli lagi bakal ketahuan kak elita, mereka hanya punya 1 tujuan. Yaitu puncak kenikmatan mereka. Desahan Kartika dan Dodi mulai memenuhi kamar mandi yang berukuran 4 x 3 meter itu. Walau mereka coba tahan. Kartika justru yang tak dapat menahan lagi desahannya, kocokan k****l anak kandungnya yang mengobok-obok tempat ia lahir dulu membuat kartika tak tahan ingin mendesah keras. Dengan gerakan yang makin cepat dodi menghujam m***k ibunya dengan liar. Ia sudah tak menahan-nahan lagi, kini dodi bisa mengerahkan semua tenaganya mengentoti ibu kandungnya itu. Tampak tank top hitam kartika sudah basah kuyup oleh keringatnya sendiri dan dodi. Kartika sendiri heran kenapa dodi tidak melepas tank topnya. Padahal ia ingin payudaranya dihisap juga oleh dodi. Tiga menit berlalu, ritme gerakan dodi makin cepat dan liar. Keringat mereka telah bercampur, Mulut dodi yang sedari tadi juga mencupang d**a bagian atas ibunya telah meninggalkan bekas merah di kulit ibunya itu. Dengan gerakan cepat dodi mengangkat tank top ibunya keatas hingga mencuat keluar kedua t***k besar ibunya yang sudah berkeringat, tanpa basa basi dodi langsung memegang t***k ibunya lalu ia kenyot kuat kuat. Terasa agak asin p****g coklat ibunya karena tercampur keringat, namun tak menghalangi dodi untuk menikmati suguhan surga dunia ini. Malah makin menambah nafsu dodi mengentoti ibunya. “Ahhh sluuurpp mhhmmmm sluurrppp ahh ammnn amnn sluurrpp ahhh…enak bu nenen sama ibu sambil ngentot..sluurppp..” “Ahhh sluuurpp mhhmmmm sluurrppp ahh ammnn amnn sluurrpp ahhh…enak bu nenen s**u ibu sambil ngentot..sluurppp..asin dan basah s**u ibu..mhmmm..” ucap dodi sambil menjamah p******a ibunya. Di hisap, cium, jilat, gigit, bahkan di kunyah p******a ibunya oleh dodi dengan nafsu. “Iyaa terus sayang nenen yang banyak ya..biar p**u kamu makin banyak hihihi…ahhhh iya anak pintar..emhhh..” “Tapi bu…nenennya ga keluar s**u bu…” ucap dodi menghentikan sejenak aktivitas mesumnya di p******a ibunya “Haha iya lah sayang, kan ibu ngga hamil…gimana sih kamu…selama ini nenen sama ibu baru sadar hihi..” “Berati dodi harus hamilin ibu biar bisa minum s**u ibu lagi yaa…” “Iya sayang... Ehhh..ehh.. e-engga lah..apa apaan sih kamu, ngurus kamu sama kak elita aja repot..gimana nanti ada adik bayi...” “Aahhhhh…. Gapapa bu nanti kita urus bareng adik bayinya…iya bu ya boleh ya, mulai hari ini ibu stop minum pil kb nya yah..” pinta dodi “Apa apaan kamu dod…ngga ah, apa kata tetangga nanti liat ibu hamil…padahal suaminya di pulau seberang..” tolak kartika “Ya bilang aja dihamili dodi bu, hahaha…awww sakitt..” canda dodi “Ngawur kamu..” cubit kartika di paha dodi “Haha tapi itu kan kenyataannya bu, ibu sendiri yang minta dodi keluar di dalam..” ucap dodi sambil membenamkan wajahnya ke t***k ibunya yang penuh keringat “Iya sih, ehh malah jadi ngobrol sih…lanjut dong ngentotnya sayang…jangan didiemin gitu kontolnya..” pinta kartika mesra “Hehe biar dodi keluar di dalam ya bu..” ucap dodi lalu melanjutkan menggenjot m***k ibunya “Ahh..iya sayang keluarin pejunya yang banyak buat ibu..ohhh..” ucap kartika mendesah Nafsu birahi dodi meledak mendengar ucapan ibunya. “Ohh ohh ohh ohh bu, ibu ngomongnya binal gitu dodi jadi pengen keluar buu…terus buu..ngghhh ohhh..” desah dodi “Aww..pelan pelan dod..ahhh ahh…keluarin sayang, keluarin p**u kental kamu dod…yang banyak di m***k ibu kandungmu ini…ohhh…enak sayang??..” “Enak bu..” “Enak ngapain sayang emhhh..” ucap kartika sambil menggigit bibir bawahnya “Enak ngentotin ibu, ahhh..” “Hihi dasar anak nakal..” “Ibu juga nakal, binal pula..mau aja di entot anaknya..” ucap dodi lalu lanjut memeluk erat ibunya sambil menghentak-hentakkan kontolnya di m***k ibunya. *PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK* Andai dede ada di dapur saat ini, pasti hatinya akan hancur berantakan mendengar bu kartika sedang bercinta dengan anaknya yang juga sahabatnya itu. Kartika mulai kehilangan kontrol atas dirinya, ia sudah terlalu terbawa nafsu. Segala norma dan adab ia abaikan, kini hanya ada seks dan k****l di pikirannya. Dalam seminggu dodi berhasil merubah ibunya yang dahulu tegas padanya kini menjadi binal padanya. 3 menit berlalu dan dodi sudah tak tahan lagi, ia ingin segera memuntahkan p**u panasnya di liang senggama ibunya. Sambil menyedot t***k ibunya kuat kuat dodi menusuk sedalam mungkin kontolnya lalu… “Ohh ohh ohh ohh ohh ohh ohh ohh buu…dodi keluar buu…ENGGHHH OHHHHH SSHHHHH..” “Ah ah ah ah ahh ahh ahhh iya keluarin dod, keluarinnn yang banyak…ibu butuh p**u sayang…ibu mau p**u…AHHHH!!!..” Genjotan dodi makin cepat, inilah puncaknya *CPLOK CPLOK CPLOK CPLOK CPLOK CPLOK* *CROOT CROOOOOT CROOOT CROT CROT CROT CROT CROOOOT* “AHHHHHHHHHH!!!!!..” Teriak kartika ketika k****l dodi menyemprot rahimnya dengan p**u panas “Ahh..ahh…ah…ah….ahh…..” desah dodi setelah merasakan ejakulasi terbaik seumur hidupnya Saking lelahnya setengah jam bercinta sambil berdiri, dodi dan kartika pun ambruk ke lantai kamar mandi ditindih dodi. Tenaga mereka telah terkuras habis oleh nafsu birahi. Dodi pun mengejan-ejan karena ejakulasi barusan. Nafas mereka berdua terdengar berat seperti habis berlari jauh. Setelah dua menit beristirahat di posisi menindih ibunya, dodi mencabut kontolnya yang sudah menciut. *plop* Dodi terkejut oleh banyaknya p**u yang luber dari m***k ibunya. Bagaimana tidak banyak, dodi tadi menembak delapan kali di dalam. Yang mana biasanya hanya empat atau lima kali. Dengan tenaga yang tersisa dodi berusaha bangkit. Lalu memakai pakaiannya kembali, sementara ibunya yang masih larut dalam kenikmatan masih memejamkan matanya. Sebelum pergi keluar tak lupa dodi mencium bibir dan p****g ibunya lalu berterima kasih “cupp cupp..sluurrpp.. makasih ya buubuu Kartika langsung tersadar ketika dodi mencium bibirnya. Dodi lalu pergi keluar dari kamar mandi setelah persetubuhan panas dengan ibunya. Baru beberapa langkah dari kamar mandi, dodi di kagetkan oleh kemunculan kak elita dari kamarnya. “Astaga..kakak…nongolnya tiba tiba gitu bikin syok dodi aja..” “Apaan sih dod kayak ga pernah liat kakak aja...oh iya dod, kakak mau ngomong soal tadi..” “Apaan kak, dodi udah tau semua…kan dodi tadi nguping pembicaraan om om tadi sama ibunya..” “Oh..syukur lah udah tau, ngomong apa tadi mas dimas?..” “Katanya dia itu sayang banget sama kakak, tapi malu mau nembak dan seminggu ini, om om itu ketemuan sama ibu diam diam minta restu biar langsung kawin aja gitu..” jelas dodi “Huhhh..iya iya…kakak ga menduga sama sekali…maafin kakak ya dod, atas semua keributan tadi…dodi jadi disuruh masak kue yah pagi pagi buta..” ucap elita meminta maaf sambil memegang pundak dodi “Ah iya namanya juga kehidupan kak, pasti banyak hal tak terduga. Yang penting ikuti aja kata hati kakak, jangan dibuat ribet hehe..” ucap dodi sok bijak “Hihi ucapan mu manis dod hihi, eh tadi habis beres beres yah? Mejanya udah bersih tuh..” “Iya kak hehe..” “Gimana capek gak? Kakak buatin teh manis sama mie goreng mau ya?..” tawar elita pada dodi sambil tersenyum Dodi kaget kakaknya tiba tiba baik padanya, padahal selama ini selalu judes bahkan galak padanya. “Ehh e-engga usah kak…makasih kak hehe..” “Ah gapapa dod sekali kali…kakak juga pengen makan mie goreng juga sekalian buat dua gitu..” “J-jangan kak gapapa ihh…udah istirahat aja..” Bukan tanpa alasan dodi melarang kakaknya ke dapur, ia takut bila ibunya keluar dari kamar mandi dan mengenakan tank top yang penuh keringat tadi. Bisa curiga nanti kakaknya. Elita pun kesal oleh tingkah aneh adiknya ini. “Kamu apa apaan sih dod…minggir!, yaudah kalau emang gamau tapi kakak mau!..MINGGIR!!..” ucap elita mulai kesal pada dodi yang menghalanginya Berlompat ke kanan dan kiri dodi menghalangi kakaknya agar tak pergi ke dapur. “hup hup hup hup hup hehehe..” “hup hup hup hup hup hehehe..” lompat dodi ke kanan dan kiri “IHHH IBUUU!! DODI NGESELIN NIH LOMPAT LOMPAT KAYAK KODOK…KAKAK GA BISA LEWAT!! AHHH MINGGIR KAMU KODOK!..” Elita yang menunggu balasan ibunya malah di kejutkan oleh ketukan pintu depan. *tok tok tok* “Punten…bu kartika…dodi!!..” “Eh siapa itu kak?..” tanya dodi “Mang yana itu mah dod, BENTAR MANG!!..” teriak elita Elita pun meninggalkan dodi lalu pergi ke pintu depan. Sementara elita pergi, dodi buru-buru ke kamar mandi menghampiri ibunya. Menjelang siang pukul 10:00 Elita membuka pintu depan dan benar saja mang yana yang sedang menunggu di depan pintu. “Eh mang yana, ada apa mang?..” tanya elita “Eh teteh, ini mamang nemu ini di depan halaman teteh…pas di buka kayaknya untuk neng ita..” ucap mang yana memegang kotak putih “Huh buat saya? Apa coba lihat isinya mang..” “Oh iya, nih teh ambil aja..” ucap mang yana menyerahkan kotak itu pada elita. Elita pun mengambil kotak itu lalu ia buka penutupnya. Rupanya isinya kue. Namun elita terkejut saat membaca tulisan diatas kue ini. Tertulis diatasnya “I love you Elita” Elita tahu betul ini dari siapa, tak mungkin dari mas dimas. Karena bingkisan mas dimas kemasannya bagus semua sementara ini memakai kotak yang biasa di pakai nasi kotak. Elita yakin ini dari dede untuk dirinya. Bukan sekedar bingkisan, ini bingkisan sederhana yang berarti besar, mengungkapkan perasaan hati dede yang sebenarnya dan bukti perhatian dede padanya yang nyata. Elita terdiam memandangi tulisan itu. “Uhh, teteh… kok diam aja..emm, ohhh iya mamang mau ambil belanjaan bu yanti dulu ya ke pasar…permisi mari neng..” pamit mang yana meninggalkan elita Elita tidak menggubris mang yana yang pergi, pikirannya kemana-mana memikirkan kenapa kue ini bisa ada di depan rumahnya. Apa jangan jangan dede tahu ada yang melamarnya pagi ini? Pikirnya dalam hati. menghancurkan Elita khawatir telah perasaan dede karena kedatangan mas dimas tadi. Kini elita duduk di sofa memandangi kue yang ia taruh di meja sambil memikirkan hubungannya dengan dede. Terlalu larut dalam lamunan hingga elita baru sadar kuenya sudah tidak di meja. “Ehh??..” “Hah apa ini I love you elita…hahahaha kue cinta dari om om hahahahaha…ampunnn…IBUUU!! liat nih kakak bu hahahaha!..” tawa dodi “DODI!!!!!!!!!!!!!!!!...NGESELINNN!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN