Ingin sekali Cia menjahit bibir pria sedang terluka parah, namun tak berhenti membuatnya kesal. Sang dokter meletakkan kotak obat dengan kasar hingga membuat Geraldo menarik ke atas kedua alisnya. “Nanny jangan terus marah-marah.” Mendengar suara Rion, Cia melirik anak itu. Ya bela terus papamu, batin Cia kesal. Wanita itu menghembus keras karbondioksida dari mulut. “Besok Rion sekolah. Jangan marah.” Rion pikir, nanny nya itu sedang marah padanya karena dia tidak berangkat sekolah. Seperti waktu sebelumnya. Geraldo menoleh ke arah sang putra. Pria itu menatap Rion yang sedang menyipit menatap Cia. Kening pria itu berkerut halus. “Rion janji, Nanny.” Lalu anak itu berhenti beberapa detik sebelum kembali melanjutkan. “Tapi, nanti kalau papa sudah sembuh. Rion mau tunggu papa dulu.” Sep