Jam di dinding baru menunjukan pukul lima subuh. Namun, seisi rumah sudah dihebohkan dengan suara lengkingan, siapa lagi pelakunya kalau bukan Winda yang tengah bediri di depan pintu sembari bersidekap d**a dan mulut komat-kamit membaca mantra. “Fahri, kamu ngapain di kamar Naja?” tanya sang mama dengan mata yang melotot. Fahri yang bangun dengan kesadaran yang belum sepenuhnya kembali. “Mama kenapa marah-marah di kamar Fahri? Fahri salah apa lagi sih mah?” tanya Fahri dengan suara parau. “Masih nanya lagi salah apa? kamu ngapain di kamar Naja?” “Mana ada kamar Naja sih mah? Ini kamar Fahri. Nyawa mama belum kumpul sepenuhnya nih.” “Nyawa kamu itu yang belum ngumpul.” Winda menghampiri Fahri sudah bersiap-siap untuk menjewer kuping sang putra. “Aw! sakit mah. Fahri salah apa sih?”