Fahri telah kembali dengan membawa sekarung beras berbobot 10 kg di pundaknya. Wajah lelaki itu sudah memerah akibat menahan berat yang tidak pernah dirinya bawa sebelumnya. “Udah pulang mas?” tanya Naja yang berada di depan pintu. “Udah lah! Emang lu pikir yang di depan lu ini siapa?” jawab Fahri kesal. “Jin tomang,” ucap Naja asal. Fahri merenggut kesal. Bibirnya maju beberapa senti. Tatapan Naja beralih ke sepatu Fahri yang nampaknya sudah kotor akibat lumpur. Naja prihatin melihatnya. “Bon, kamar mandi di mana? Gua pengen cuci kaki, risih banyak lumpur yang nempel.” “Mas kebelakang aja.” “Ya udah deh. Nih berasnya.” “Wow, mas kuat bawa sekarung beras yang bobotnya 10 kg?” tanya Naja sembari menutup mulutnya sendiri. “Ya iya lah. Itu no tipu-tipu.” “Iya dah percaya.” Naja me