Fahri sedang duduk di gazebo belakang rumah, kepalanya disandarkan pada tiang penyangga, matanya menatap awan keabu-abuan dan rintik hujan kecil ikut menyertai. Dirinya sedang dilanda galau yang sangat berat, mau punya adik baru. Tadi pagi sang mama kembali berulah dengan suara cemprengnya, memberikan kabar bahwa dirinya tengah mengandung. Fahri galau sekaligus senang secara bersamaan, di satu sisi dirinya ingin sekali mempunyai adik, namun satu sisi yang lain, dirinya sudah dewasa pastilah malu jika baru saja mempunyai adik. Naja terlihat tengah membawa nampan berisikan teh hangat dengan sepiring pisang goreng yang baru saja keluar dari wajan. “Mas kenapa sih?” Naja mendudukan dirinya tepat di samping Fahri. Hanya gelengan kepala sebagai jawabannya, kok galaunya melebihi di putusin pa