Luke mulai terbiasa dengan luka di tubuhnya. Setelah latihan berakhir ia segera pergi ke markas untuk memberitahu temannya. Suara rintih kesakitan membuat Luke mempercepat jalannya. Di depan sana ia melihat beberapa serigala liar sedang menyerang ketiga temannya. Markas mereka sudah porak-poranda. Husel, Wisky dan Domino sudah terkapar di atas tanah. Luke mengepalkan tangannya geram. Bau darah tercium dari tempatnya. Luke mengumpat dalam hati karena terlambat membantu temannya. “Lepaskan teman-temanku!” teriak Luke membuat perhatian tertuju padanya. Luke menatap lima serigala liar itu tajam. Bibir mereka berlumuran darah. Luke yakin mereka sudah bertarung cukup lama. “Sepertinya ada bala bantuan.” Luke mulai waspada dengan serangan tiba-tiba musuhnya. Benar saja, tanpa basa-basi dua