'Tante Mitha benar-benar mengakuinya sebagai menantu, bahkan tanpa mau tahu bagaimana seluk beluk perempuan itu. Hanya karena dia ibu dari cucunya, dia begitu mudah menerimanya.' Ya, kalimat-kalimat pertama yang tergumam di dalam hati, tatkala Berlyn dikenali oleh para kerabat Darte. Cemburu, jelas! Padahal hal itu yang sangat dinanti-nantikannya dulu, tapi posisi dia justru digantikan. "Mitha, lalu sekarang bagaimana? Apa sudah ada persiapan?" tanya Sintya. "Belum ada, karena saat ini mereka masih terfokus pada putrinya. Hmm ... aku memang sungguh malu atas perbuatan anakku, tapi di sini Berlyn tidak disalahkan, apalagi anaknya yang menjadi aset terpenting untuk kita," jawab Suamintha. "Ya, salahkan saja ayahnya!" sahut Luke, menyindir Darte. "Oh ya apa tidak ada perempuan lagi, ana