Bagian .6 Anjing gila.

1325 Kata
“Gadis yang seberang kamar dengan mu mengaku di kejar anjing gila, dia cukup cantik” tulis Arya. “jika kerjaan mu sudah selsai kembali lah kekantor” balas Rangki. Tidak ada yang tau baik Arya maupun Ray apa yang dilakukan nya pagi ini. hanya Alando yang mengetahui dengan jelas. Ketiga karyawan nya itu adalah sahabanya sehingga apa yang biasanya dilakukan Rangki mereka selalu membantu dan sangat tau apa yang di inginkan Rangki hanya dengan satu perintah. Rangki masih memegang isi tas Nata, membuka kartu identitasnya, melihat alamat rumah orang tua Nata, dan menempatkan beberap pekerja untuk mengawasi rumah orang tua Nata beserta aktifitas mereka. Denan memiliki HP Nata ditanganya tentu sangat mudah baginya menemukan sahabat serta nomor HP orang tua Nata. saat ini Rangki sudah tidak berniat melepaskan Nata, tidak seperti biasa yang sangat mudah meninggalkan para gadis yang bersamanya selama ini, namun Nata sangat menyiksanya, kekawatiran nya menjadi-jadi jika menyangkut tentang Nata. Padahal gadis ini baru dikenal nya pagi ini, walau disadari melakukan kesalahan fatal padanya, namun perasaan ini bukan karena melakukan kesalahan, ini berbeda. *** Rangki datang kekosan sedikit lebih cepat, di antar supir sampai depan gang, dia datang kekosan dengan stelan sederhana, berjalan kaki memasuki lorong kosan, ya memang kosan ini hanya bisa ditempuh melewati lorong pejalan kaki dan sepeda motor. tidak sesuai rencana awalnya yang akan masuk jam 12 malam. Karena datang disore hari Rangki sempat menyapa ibu kos hanya untuk sekedar basa basi. Lalu bergegas kekamar. Didalam kamar Rangki melanjutkan beberapa pekerjaan paginya yang tertunda, mengecek beberapa dokumen penjualan hari ini dan proyek kontruksi restoran baru yang sedang berjalan. Ketika hari mulai gelap, diluar angin, dan hujan dan lengkap dengan badai petir. Dikamar Nata kedinginan, Badanya Panas dingin, diserang demam, dia terus menambahkan selimut dibadanya, meringkuk seperti bayi. Rintihanya mulai terdengar keluar kamar, ketika Rangki balik dari membeli makan malam, saat ingin membuka pintu kamar mendengar suara rintihan gadis, yang di duga dari kamar seberang, dan diyakininya adalah Permata Nata. Kosan ini termasuk kosan sepi penghuni, dilantai dua ini hanya dirinya dan Nata, sehingga saat menyewa kamar dia sangat mudah memilih kamar yang berpapasan dengan kamar Nata. Rintihan itu terus didengar… Rangki masuk menyimpan makan malam nya, lalu mengambil tas Nata, dia berniat jika ditanya hanya ingin mengembalikan tasnya. Tok…tok.. tok…, tiga ketukan tidak ada yang menjawab tidak ada tanda-tanda pintu akan dibuka. Lalu Rangki merohoh tas Nata, disana ada kunci, yang di duga ini adalah kunci kamar, lalu mencoba memasukan kunci dan benarsaja pintu terbuka saat kunci itu diputar. Rangki masuk dengan perlahan-lahan, kamar itu gelap, dia mengikuti suara rintihan tanpa menyalakan lampu mendekatinya. Samar-sama melihat Nata sedang meringkuk dengan selimut tebal, saat melihat itu Rangki ikut merasakan sakit dan sesak didalam dadanya, tenyata Nata mengigau, menangis dalam tidurnya. Rangki membungkuk, menyentuh dahi Nata, ternyata Nata mengalami demam tinggi. Rasanya sakit yang diderita Nata masuk ke tubuhnya, Rangki juga ikut merasakan kesakitan Nata. Setelah tau Nata demam, Rangki keluar dengan cepat dan berlari ke apotik terdekat , membeli parasitamol, dia sangat tau obat penurun panas, dengan segera diperoleh obat dan berlari kembali ke kamar Nata. Nata tidak sadarkan diri, saat obat diberikan padanya, namun masih bisa menelan pil Parasitamol. “gadis ini keraskepala seakan-akan kuat lalu menderita sendiri disini” pikir Rangki. Melihat kondisi ini membuat Rangki berpikir keras. Nata terus mengigau kedinginan dan menangis dalam tidurnya, kemarin cukup mebuatnya hancur, sehingga tubuhnya bereaksi lebih dan menyebabkan demam. Rangki sangat tau saat orang demam, pertolongan dengan skin to skin sangat cepat mengobati dan membantu demam turun dengan cepat. Lalu dengan cepat rangki membuka bajunya, yang tertingal hanya celananya, sesaat dia lupa tubuhnya akan bereaksi seperti apa jika berdekatan dengan Permata Nata. Lalu perlahan-lahan dibukanya selimut Nata, masuk kedalam selimut Nata, mulai membuka haduk yang membaluti tubuh nata dan dia menyunsup kedalamnya mempuk Nata seperti memeluk bayi. Nata berhenti menangis, tidak terdengar lagi rintihan tangis Nata, Namun yang terdengar sekarang memangil suara Ibu, aku rindu Ibu. Rangki tidak melepasnya, terus memeluk Nata, namun yang terjadi malah menyiksa dirinya sendiri, harus mengendalikan diri agar tidak meniduri Nata, kondisi tubuh bawahnya sudah bereaksi, dan dia berusaha menahanya, memeluk Nata dengan erat, mencoba mengalahkan egonya. Ini pertama kalinya bagi Rangki mengendalikan diri dengan susah payah. Sepanjang malam Rangki menahan nafsu gilanya, tidak mungkin mencampuri Nata dengan kondisinya begini sehingga dia harus mengendalikan dirinya, tentu tidak bisa tidur sepanjang malam, hingga pagi hari baru ia terlelap dengan kondisi masih memeluk Nata. *** Saat pagi hari, cahaya mulai masuk dari sela-sela jendela, kamar menjadi terang, lalu Nata sudah tidak demam lagi, betapa kagetnya saat dia sadar, mengetahui ada tangan lelaki yang memeluknya sangat erat. Kondisi nya Nata merikuk pada d**a bidang lelaki itu. Nata mengangkat kepalanya pelan-pelan ingin mengetahui ada dimana dia, dan siapa yang memeluknya, betapa terkejutnya saat yang dilihat adalah CEO Rangki yang memeluknya, lalu melihat sekelililing, sangat familiar dengan suasan kamar ini, ya ini kamar ku, sadar Nata. Satu detik kemudian Nata menendang Rangki sampai terjatuh kelantai, rangki menjerit terbangun dan kaget. “aou” sambil memegang pinggang nya yang terbentur lantai, dengan linglung Rangki bangun. Melihat Nata dengan mengenggam selimutnya penuh ketakutan, “Kau b******n sialan kenapa kau disni? Rangki diam lama memikirkan, lalu otak jahatnya kembali bekerja, Rupanya kau sudah sadar, semalam memangil ku, memaksa ku untuk masuk ke selimut mu, dan Permata nata ingin sekali masuk kedalam pelukan ku, ucapnya asal sambil bangkit dan kembali duduk diranjang Nata. Tidak,, tidak mungkin, muka Nata memerah dan tidak percaya kebohongan yang di ucapkan Rangki. Kau bohong, pembohong , ucapnya pelan. Nata sengaja memelankan suaranya, dia tidak ingin ada orang yang mendengarnya apalagi bersama lelaki b******n ini. Melihat kondisi Nata yang sudah kembali sehat, rangki kembali berniat tidak ingin melepasnya, mengingat bagaimana tubuhnya menginginkan gadis ini. dia sendiri sudah terlanjur terikat denganya. Tidak punya cara lain selain mendekatinya secara langsung. Kondisi orang tua nata sudah didapatkan , dari orang-orangnya yang ditempatkan disina. “Ia aku bohong” Permata nata kau tidak memangilku tapi aku yang terpanggil oleh mu. Ucapnya pelan ke telinga Nata. “jangan sebut nama ku denagan mulutmu yang menjijikan itu” Lalu aku harus memanggilmu apa? “sayang”? baiklah. Keputusan dibuat sendiri oleh Rangki. Rangki memang tipikel pria yang suka memakasa atas kehendaknya. Pikiranya tidak akan logis jika menyangkut wanita, namun kali ini lebih berbeda dia sangat posesif. Tidak ada pilihan untuk menolak ku, aku cukup gila bisa melakukan apapu terhadap kamu, Rangki mulai mengelus wajah Nata. Lalu dengan cepat mencium bibir Nata, Nata tidak sempat bereaksi. “kamu Manis” ucap Rangki lagi setelah selesai berciuman dipagi hari. “Pergi kau sialan” caci Nata. “tidak aku tidak akan pergi darimu, dan kamu tidak bisa lepas dari ku” tegas Rangki. Berani berpaling dariku maka kamu mempertaruhkan kehidupan keluargamu di Desa W. ucap Rangki tegas. “kau benar-benar Anjing Gila” ucap Nata sembarangan. Kalimat cacimaki sangat mudah lolos dari mulutnya. “hahahahha, Anjing Gila, aku tidak peduli kau memangilku apa, jika terjadi apapu padamu maka yang terluka bukan hanya kamu tetapi keluargamu di Desa W juga akan sama menderitanya, jadi jangan sampai kau tergores sedikitpun, bisik Rangki ditelinga nata lalu turun ke leher jenjang Nata, Rangki mendaratkan ciuman nya disana, Rangki menikmatinya, lama disana mengendus leher Nata. Nata mendorong nya, namun kedua tangan nya digengam erat oleh Rangki, lalu dengan cepat Rangki sudah di posisi menindih Nata. “sudah ikuti saja mau ku, jangan melawan maka aku akan memperlakukan mu dengan lembut” bisik Rangki kembali. “tidak ada pilihan selain menuruti perintahku dan kemauan ku, ucapnya lagi. Kalau tidak kamu bisa rasakan akibatnya, selain kamu juga keluargamu. Paksa Rangki, terdengar biadab. “kau boleh tidak percaya namun lihatlah ini, masih dalam posisi di atas Nata, Rangki mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan kegiatan orang tuanya siang kemarin, yang memang itu hanya liputan siang dari orang suruhanya. “disana ada yang mengawasi mereka sayang” ucap Rangki kembali dan kembali mengulum telinga Nata. Nata frustasi dibuatnya, wanita 20 tahun ini tidak punya pilihan selain menurut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN