"Kenapa kamu menagis? Bukannya kamu juga diselingkuhi putra angkatku? Dia selingkuh dan kamu harusnya balas juga. Kamu selingkuh saja denganku. Dia tidak cinta kamu dan peduli kamu tapi kamu masih ingin setia sama dia?" jawab Jonathan..
"Aku masih mencintai Rangga, meskipun aku tahu dia selingkuh. Aku belum bisa melupakannya. Tapi aku bukan w************n yang bisa kamu tiduri sesuka hati kamu. Kamu itu Papa mertua yang paling mesum." Bella menampar pipi Jonathan.
"Sudah cukup! Jika kamu ingin tahu putraku hanya menikah karena pernikahan yang diatur oleh Papa. Kamu sekarang pergilah ke kamar pengantin kamu di hotel ini, kamu pasti akan menemukan bagaimana putraku tidak pernah mencintai kamu." Jonathan saat itu memakai bajunya lalu bergegas pergi meninggal kamar hotelnya sendiri.
Bella saat itu hanya menangis, dia pergi mandi lagi dan dia mandi dengan memakai kimono. Dia menangis dan benci pada dirinya sendiri karena kesuciannya sudah direnggut paksa Jonathan. Tadi juga dipaksa melayani pria tersebut, dia mandi berulang kali karena merasa tubuhnya kotor.
"Ah... aku jijik dengan tubuhku sendiri. Kenapa aku harus bertemu Rangga dan Daddynya? Mereka sama-sama m***m dan tidak punya hati." Bella menangis di bawah guyuran air yang ke luar dari shower karena dia sedang mandi.
Tidak lama kemudian, dia ke luar dari kamar mandi dan segera berganti baju. Setelah mandi, dia memakai bajunya dan langsung pergi ke kamar pengantin, tepatnya kamar hotel yang tidak jauh dari kamar Jonathan sang Papa Mertua.
Dia mendekat ke depan kamar yang ditempati suaminya, dia masuk ke kamar itu karena tidak dikunci. Berapa kagetnya kalau dia mendapati wanita cantik yang dia kenal. Ada wanita lain di kamar pengantin, wanita itu berpelukan mesra bersama suaminya.
"Apa yang kamu lakukan? Jadi kamu mencambuk aku waktu itu, tidak minta maaf padaku karena kamu mau bersama dia? Kenapa kamu tega?" Bella masuk ke kamar hotel itu langsung berteriak dan dia menangis histeris melihat semuanya.
"Bella, kamu itu hanya istri di atas kertas jadi diamlah! Jika sampai Kakek dan Papa tahu, maka aku akan membunuh kamu." Rangga sangat marah ketika dia menangis histeris.
"Apa tidak cukup melukai aku? Kenapa wanita ini di kamar pengantin kita? Aku saja belum pernah tidur di kamar ini? Kenapa kamu tega Rangga?" Bella berteriak kencang dan menangis.
"Bella, kamu kenapa? Kenapa kamu menangis? Anggap saja aku ini hanya suami palsu dan aku cintanya sama teman kamu. Dasar pria tukang selingkuh! Tidak cukup hanya satu wanita saja." Bella marah dan memukul d**a Rangga yang baru saja berdiri di dekatnya.
"Kamu harus tahu, wanita lain aku suka. Jika kamu menjadi istriku maka kamu hanya perlu diam dan jangan banyak bertanya. Ke luar kamu dari kamar ini." Rangga justru mengusir Bella.
"Hahaha... sahabatku sayang, kamu pergi dari kamar ini. Kamu boleh saja bangga menikah dengan Rangga menjadi istri sah ahli waris keluarga Kusuma tapi kamu tidak akan pernah memiliki cinta suami kamu. Temanku, Tengah iri cintanya sama aku dan tidak akan pernah cinta sama gadis yatim piatu Seperi kamu." Anna sahabatnya sendiri saat itu menertawakan temannya sendiri karena dia cemburu hausnya dia yang menikah dengan Rangga Bella.
Plak..
"Tamparan ini untuk kamu, aku sudah bilang jangan pernah menganggu Rangga." Bella langsung menampar sahabatnya sendiri.
"Berani sekali kamu mengatakan pelakor padahal kamu tidak mau s*x dengannya. Kamu sudah diusir sama suami kamu, jadikan pergi! Aku kasihan sama kamu." Anna sahabat pengkhianat itu malah tertawa melihat Bella yang diusir dari kamar hotel padahal itu kamar pengantin Bella dan Rangga.
"Ceraikan aku saja! Kamu nikah sama w************n ini. Dasar sahabat pengkhianat! Perebut suami teman." Bella pergi begitu saja ke luar dari kamar hotel yang menjadi tempat kamar pengantinnya.
Sekarang dia ingin pulang saja, untungnya dia masih membawa uang dan barang-baranhnya dia sudah sejak awal dia pingsan dibawa ke kamar Jonathan. Dia berlari ke luar dari hotel tempatnya mengadakan pernikahan dan resepsi itu. Namun saat dia masuk ke dalam lift yang pintu liftnua baru terbuka, dia menabrak seorang pria.
"Bella, apa kamu sudah melihat siapa di dalam kamar pengantin kamu?" Jonathan ternyata pria yang ditabrak Bella saat masuk ke dalam lift.
"Anda benar, dia tidak pernah mencintai aku? Apa karena aku jatuh miskin sekarang? Sungguh tega putra kamu.". Bella menangis dan tanpa sadar dia memeluk Papa Mertuanya.
"Sudah jangan seperti ini. Kamu pulanglah lebih dulu ke rumah besar, kamu jangan bilang pada siapapun. Biar aku yang menghukum Rangga." Jonathan menghapus air mata Bella dan dia juga membalas pelukan gadis cantik yang kini menjadi menantunya.
"Maaf! Aku tidak sengaja memeluk Anda." Bella tersadar lalu dia sedikit menjauh.
Mereka berdua sudah sampai di lantai bawah, pintu lift segera terbuka dan Bella lari ke luar begitu saja. Dia harinya merasa sakit padahal dia sudah balas dendam.
Dia saat itu langsung ke luar hotel dan mencegat taxi. Lalu dia memutuskan minta diantarkan ke suatu tempat. Jonathan ternyata mengikuti Bella, dia kasihan dan ada perasaan yang tidak enak kalau tidak mengikuti gadis ini.
Jonathan juga ke luar dari hotel dan dia mengikuti Bella dari belakang. Taxi yang di kendarai Bella berhenti di suatu tempat ya sebuah jembatan yang di bawahnya terdapat aliran sungai di kota besar.
Bella turun dari taxi, setelah membayar supir taxi dia mendekat ke jembatan.
Jonathan saat itu juga turun dari mobilnya. Bella saat itu naik ke tiang jembatan, dia merasa putus asa. Saat dia di atas jembatan dia berkata sesuatu.
"Apa lebih baik aku mati di sini? Aku tidak sanggup menjalankan pernikahan tanpa cinta dan aku diselingkuhi? Aku tidak bisa lepas dari pernikahan ini. Kesucianku juga direnggut Papa Mertuaku?" Bella stress mendadak karena memang begitu sangat menyakitkan baginya.
"Bella, jangan naik ke tiang jembatan itu. Apa kamu mau bunuh diri?" teriak Jonathan dari kejauhan.