Tak Ada Kesempatan

1998 Kata

Marcell membuka pintu penthouse dengan senyum manis tersungging di bibirnya. Meski wajah istrinya itu sangat muram, tapi ia sangat senang karena Ay masih mau pulang ke rumahnya. Ay segera menerobos masuk ke dalam tanpa permisi. Bahkan salam yang biasa ia ucapkan juga tidak ada sama sekali. Marcell mengikuti langkah cepat Ay yang berjalan menuju balkon. Ay berdiri bersedekap di depan dinding kaca menatap padatnya aktivitas kota di pagi hari. "Aku berikan kesempatan satu kali untuk menjelaskan semuanya." Ay berbicara dengan suara datar. "Maafkan aku Ay. Aku mengakui kesalahanku. Tapi kejadian itu terakhir kali aku lakukan sama Agnez sekitar dua bulan yang lalu, sesuai usia kandungan dia. Setelah itu kami nggak pernah melakukannya lagi. Aku memutuskan semua hubungan dengan dia, sesuai ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN