Ngidam

1002 Kata
Segala sesuatunya berubah ke arah positif bagi Swana. Itu berdampak pula pada emosi dan perasaannya. Betty memberi nasehat untuk pemulihan jiwanya yang terluka tanpa ia sadari dan Ford yang melimpahinya dengan kasih sayang. Dia benar-benar menjelma menjadi cinderela modern yang mengejutkan. Tapi Swana mulai takut dengan keserakahan yang timbul di hatinya. "Nyonya, tuan Ford mengirim tas lagi untuk anda. " "Eh, lagi? Ya ampun Ford. Dia membuatku menjadi kolektor perhiasan dan tas, " keluh Swana main-main. "Kau tidak suka hadiah dari Ford?" tanya Betty main-main. "Bu-bukan tidak suka mbak, cuma Ford terlalu boros. Dia kemarin ngirim perhiasan, sepatu trus bunga. Sekarang tas...sudah nggak ada tempat di lemari buat nyimpan. Aku sukanya dia nabung mbak. " Swana menjawab dengan wajah ceria. Meski demikian dia terlihat malu-malu. Betty memperhatikan itu. Dia tersenyum karena banyak yang berubah dari Swana. Matanya tidak lagi tertutup kabut kesedihan yang disembunyikan, wajahnya berekspresi spontan dan ceria terutama jika menyangkut tentang Ford. "Ford punya jutaan dolar di bank. Jadi memanjakan istrinya yang hamil bisa jadi kesenangan tersendiri bagi Ford." "Mbak Betty... " Sudut bibir Betty melengkung. "Apa kau bahagia dengan pernikahanmu, Swana? " Tanpa menunggu waktu lama, Swana mengangguk. "Aku mensyukuri pernikahanku Mbak. Berkat mba Betty, aku sekarang tau gimana caranya menerima pernikahan ini tanpa dihantui kejadian itu. Sepertinya kebahagiaanku diawali dengan bencana lebih dulu. " Kembali Betty menangkap senyum tulus dari Swana. Kebahagiaan murni yang keluar secara spontan membuatnya bersinar penuh kebahagiaan. "Apa yang buat kamu bersyukur? Hadiah itu, Ford atau apa? Coba jelasin ke aku." Swana tidak memiliki waktu untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya. Sangat memalukan menunjukkan perasaannya dengan begitu jelas pada Betty. "Itu karena Ford kan? " "Mba Betty, jangan menggodaku lagi." "Hihihi, ibu hamil yang jatuh cinta. " Betty pun tertawa senang. Di matanya tidak hanya Swana yang berubah menjadi lebih positif, tapi Ford juga. Layaknya pria bersuami yang bertanggung jawab, ia mendedikasikan perhatiannya pada Swana dan bayinya. Tidak ada lagi Ford yang terlibat pesta clubing di kelap malam. Betty mengambil tangan Swana. Dia menatap dalam-dalam mata coklat madu Swana. "Swana, waktunya kau mendandani dirimu. " Swana terlihat bingung dengan maksud Betty. "Memangnya kenapa, Mbak? " "Swana, bukan maksudku ngerusak kebahagiaanmu. Tapi... Ford pernah punya tunangan super cantik kayak Cindy. Kurasa kau tidak kalah cantik darinya, tinggal permak sedikit wajahmu pake make up dan boom, kau terlihat menakjubkan." Swana hampir saja lupa dengan fakta itu. Apa lagi Ford tidak pernah sedikitpun mengungkit gadis itu. Mereka juga tidak pernah terdengar berita berduaan di infotaiment. Itu membuat Swana berpikir jika hubungan mereka berakhir. 'Apa yang kau pikirkan Swana, ' pikir Swana. Meskipun Ford pernah mengatakan jika pernikahan mereka berdua untuk selamanya tapi Swana tidak pernah mengharapkan lebih. Akan tetapi sekarang dia memiliki keserakahan untuk mempertahankan kebahagiaan ini. "Apa yang harus aku lakukan Mba? " tanya Swana. Wanita jatuh cinta pada pendengaran dan pria jatuh cinta pada penglihatan. Tidak ada salahnya menuruti saran Betty karena selama ini nasehatnya terbukti membawa hal baik. "Aku akan bicara pada Ford untuk girls time, besok kita beri kejutan untuk Ford. " Swana mengangguk. Dia memang tidak menampik jika perlakuan Ford menjadi air hujan di musim kemarau. Diam-diam hatinya merindukan Ford di setiap detik yang terlewat. "Mba, makasih ya udah baik banget sama aku. " "Hei, teman tidak kenal kata terima kasih. " . . . Malam hari sepulang dari kantor, Ford langsung menuju ke kamar dan mandi. Dia ingin tubuhnya bersih sebelum menemui istri hamilnya. "Ford, aku sudah menyiapkan makan malam." Swana membuka pintu perlahan dan mendapatkan Ford setengah telanjang. "Ah... Maaf. " Swana menunduk malu dan kembali menutup pintu. Swana tidak tau jika sudah membuat sesuatu pada diri Ford merasa tidak nyaman. Pria itu terus memikirkan dan sangat ingin melakukan apa yang dipikirkannya. "Ada apa denganku? " Usai mandi, keinginan Ford bertambah kuat. Dia akhirnya menyerah pada keinginannya. "Swana... " "Ada apa Ford, Eh! " Swana melotot tak percaya melihat kondisi Ford saat ini. Suaminya tampil di depannya dengan hanya bertelanjang d**a. "Aku sendiri tidak tau apa yang terjadi padaku. Tapi ini seperti bukan diriku...'' gerutu Ford. Ia lelah dengan perasaan aneh di hatinya. "Me-memangnya kenapa Ford. '' Wajah Ford yang seperti empat hari mengalami sembelit mengkhawatirkan Swana. Pria itu bergerak gelisah dan tetap rapi dan tampan. "Aku... Tiba-tiba ingin mencium ketiak mu." Kulit wajah Ford yang putih memerah sempurna. Itu karena rasa malu yang menderanya. Hanya saja keinginannya begitu kuat dan nyaris tak tertahankan. Dia tau akan menjadi bahan tertawaan Swana sebentar lagi. "Ford, a- apa kau sekarang sedang ngidam? " tanya Swana ragu - ragu. Jika dipikir-pikir dia memang tidak mengalami proses ngidam. Mungkin saja Ford yang menggantikannya ngidam. Tapi demi Tuhan, mengapa harus mencium ketiaknya? Kenapa dia tidak ngidam dalam hal makanan saja. Itu lebih mudah dari pada ngidam mencium ketiak atau kaki. "Aku tidak tahu. Keinginan itu timbul begitu saja dan aku merasa frustasi jika itu tidak aku lakukan. Jadi... biarkan aku tidur ya. Tentu saja diketiakmu. " "Ji-jika itu maumu, aku tidak melarangnya Ford. Itu juga karena bayi kita," cicit Swana. Entah hal ini harus ia syukuri atau ia tangisi. Ford seperti terbang ke arah Swana. Dia mendudukkan diri sebelum mendudukkan Swana di pangkuannya. Dia segera mencium ketiak Swana untuk meredam rasa frustasi yang tiba-tiba timbul. Terang saja itu menjadi pemandangan unik bagi para pelayan. Tapi mereka bersikap pintar dengan berpura- pura tidak melihat. Swana tau jika mereka semua menahan tawa. Dia memberi isyarat agar para pelayan pergi. Lagi pula ini keinginan bayi. Jadi tidak ada yang bisa disalahkan untuk ini. "Swana... " "Ya, aku ingin tidur sambil mencium ketiakmu," Ford meminta dengan wajah melas. Padahal pria itu tidak terbiasa memelas dan memohon. "He? Tapi kau harus makan Ford. " Swana kebingungan dengan ulah Ford yang ajaib. Bagaimana ia bisa meminta hal aneh seperti itu. "Aku sudah makan tadi. Tolong, jangan menolak. " "I-iya. " Swana jelas tidak bisa menolak dan akan membiarkan Ford tidur di ketiaknya. 'Pasti sangat memalukan.' Swana tidak membayangkan dirinya tidur dan Ford berada di ketiaknya. Bahkan dalam mimpinya ia tidak pernah memimpikan hal ini. Baginya ini kemajuan dan perlu disyukuri. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN