TIGA

2726 Kata
Agam merangkul Azkia untuk masuk kedalam cafe setelah Azkia mengenakan jaketnya. Tangannya tak lepas dari bahu Azkia. Walaupun mungkin Azkia merasa risih, tapi Agam nyaman dengan posisi yang seperti ini. Dan Azkia pun tidak memprotesnya sama sekali, hanya melirik-lirik Agam dan tangan Agam yang ada dibahunya. " Kamu mau makan apa?" Tanya Agam sambil membuka setiap lembar buku menu. Dirasa pertanyaannya tak dijawab, Agam mengalihkan pandangannya dari buku menu lalu menatap Azkia yang menangis " Mbak! Beef teriyaki sama orange juice nya dua!" Agam meraih kedua tangan Azkia diatas meja dan menggenggamnya sangat erat " Dek udah dong.. Jangan nangis terus! Aku yakin nggak bakal kenapa-napa kok, lagian kan kamu nggak salah. Udah ya jangan takut" Agam melepaskan genggamannya. Dan Azkia sangat menyayangkan itu, padahal ia sangat butuh genggaman Agam. Agam bangkit dan ternyata pindah tempat, menjadi duduk disamping Azkia lalu memeluknya erat " Maafin aku! Aku gk bakalan bosen buat bilang maaf kalo kamu masih nangis.. Aku ngerasa bersalah banget karena nggak tau pas kamu ditampar sama si Mira anak IPS itu" " Nggak Agam. Ini bukan salah kamu kok! Mungkin ini emang udah seharusnya aku kayak gini.. Aku cuma shock aja Mira ternyata-" " Udah jangan dilanjut! Aku ngerti kok! Makanya aku pindah tempat kayak gini, biar aku bisa meluk kamu.. Aku tau kamu butuh pelukan seseorang buat meringankan shock kamu" Ucap Agam sambil mengelus rambut panjang Azkia dengan lembut, membuat Azkia memejamkan matanya merasa nyaman. " Emm maaf mas, mbak! Ini pesanannya" Ucap seorang waitres sambil menyimpan semua pesanan Agam diatas meja, hal itu membuat Azkia membuka matanya dan mengerjap beberapa saat. " Makasih mbak! " Ucap Agam pada waitres yang mengantarkan pesanannya " Ayo makan!" Ajaknya sambil meraih garpu dan pisau kecil yang dibungkus tisu. Karena Azkia tak kunjung menyentuh makanannya, akhirnya Agam inisiatif untuk menyuapinya. Biar saja walau dia dianggap lebay. Kan sayang, makanannya sudah dibayar dan itu mahal, mubazir jika hanya ditonton seperti itu. Namun tanpa Agam tau, makanan ia masukkan kedalam mulut calon istrinya masih panas hingga membuat Azkia hampir memuntakannya kembali. " Aw-Agam ini panas!! Kamu bisa pelan-pelan gk sih!!" Ucap Azkia sambil meneguk orange juice nya dengan rakus, perempuan itu mendelik sebal pada Agam yang sedang terkekeh. Laki-laki itu tersenyum sesaat " Eh? Ya abisnya makanannya cuma diliatin doang! Mahal tau itu " Ucap Agam sambil menyantap beef teriyaki nya" Aduh! Panas!" " Nahkan.. Aku juga tadi bilang apa! Panas Agam.. Makanya masih aku liatin! Ini minum" Ucap Azkia sambil memberikan orange juice milik Agam Agam meneguk minumannya dengan sekali tegukan " Bilang kek ah! Aku kira kamu masih kepikiran si Mira yang tadi makanya aku suapin! Kurang care apa lagi coba aku sama kamu" Ucap Agam sambil mengibas-ngibaskan tangan pada bibirnya " Emang panas banget ya Gam sambe bibir kamu merah gitu?" Tanya Azkia yang sedikit... cemas. Apalagi melihat bibir Agam yang memerah seperti itu " Udah nggak terlalu kok. Bibir kamu masih sakit nggakk?" Tanya Agam sambil meniup makanannya, laki-laki itu teringat bibir Azkia yang terluka tadi pagi akibat ulahnya sendiri. " Perih Gam kalo kena sausnya! Aku mau mango thai ajaa!" Ucap Azkia sambil menyilangkan tangannya diatas meja, perempuan itu menggeser piring miliknya kedepan Agam. Agam mengeryit bingung " Terus ini makanannya siapa yang makan?" Tanya Agam sambil menunjuk piring yang berisi beef teriyaki milik Azkia yang kini sudah berada didepannya. " Kamu lah! Siapa lagi coba" Jawab Azkia dengan santainya sambil meneguk orange juice nya, senyum licik ia pamerkan pada calon suaminya itu. Agam meneguk salivanya susah-susah " Mch! Bungkus aja ya? Takutnya nanti pas udah dirumah kamu mau lagi! Aku gk kuat kalo harus makan semuanya Ki" Ucap Agam bernegoisasi " Nggak ada nego-negoan bapak Agam Hadrian yang terhormat!" Ucap Azkia sambil menyuapkan satu potongan daging ke mulut Agam, seperti membalas perbuatan Agam padanya beberapa menit lalu. " astaghfirullah!!! Ini panas gilaa!!" Ucap Agam sambil menjulurkan lidahnya yang terasa terbakar, padahal yang pertama saja masih kerasa panasnya ini sudah ditambah lagi. " Hahahhaha emang enak! Itu tuh pembalasan! Suruh siapa kamu maen masuk-masukkin aja! Rasain!" Ucap Azkia sambil menertawakan Agam yang berusaha menghilangkan rasa panas dilidahnya. " Dosa loh durhaka sama calon suami!" Ucap Agam sambil meneguk orange juice milik Azkia yang membuat gadis memberenggut kesal Azkia dengan cepat merebut gelas miliknya sebelum Agam meneguk habis minumannya " Agam itu punya aku!! Tuh kan! Sedotannya jadi terkontaminasi sama mulut kamu yangg iyuuh banget! Dasar Bapak Guru jorok” Ledeknya sembari mengusap sedotannya menggunakan tisu. Agam tersenyum miring sambil mengedipkan sebelah matanya pada Azkia " Nanti juga kamu ngerasain langsung mulut aku! Jangan kayak gitu deh.. Masuk neraka tau rasa!" Ucap Agam lalu Azkia meliriknya dengan sebal Melihat Azkia yang malah memainkan minumannya Agam kembali bertanya " Abis makan mau langsung pulang apa mau kemana dulu?" Tanya Agam sambil menyuapkan beberapa potongan daging. " Pulang aja Gam! Ngantuk.. Panas-panas gini mah enaknya tidur" Jawab Azkia seraya memainkan sedotan Agam mengangguk " Sebelum tidur kerjain pr dulu! Jangan pemales kalo cewek itu!" Ucap Agam sambil mengacak-acak poni Azkia dengan gemas membuat gadis itu memanyunkan bibirnya. " Gk ada pr kok! Kalo ada juga aku ngerjainnya malem abis makan" Ucap Azkia " Gk ada malem-malem! Pokoknya harus sekarang! Malem itu harus kamu gunain buat istirahat.. Otak kamu gk boleh kamu paksa kerja terus" Ucap Agam sambil mengelus kepala Azkia dengan sedikit kasar Mulai deh sikap guru nyebelin nya! Bikes! " Ck bawel banget sih! Palingan juga nanti kalo aku gk ngerjain tugas, kamu hukum!" Ucap Azkia sambil memutar jengah bola matanya " Aahh giliran dihukum aja bilangnya guru nyebelin! Tapi disuruh ngerjain tugas gk mau! Dasar aneh" Ucap Agam ikut-ikutan memutar bola matanya Setelah makan bersama di restaurant tadi, Agam dan Azkia menjadi diam-diaman. Azkia kesal karena Agam mulai berani mengatur-ngatur hidupnya, walaupun apa yang Agam katakan benar semua tapi tetap saja Azkia tidak suka. Dan Agam juga jadi sedikit emosi karena Azkia menentangnya, Agam paling tidak suka jika perkataannya ditentang seperti itu Bahkan saat didalam mobilnya pun Agam dan Azkia seperti sedang berlomba dingin-dinginan seperti ini. Azkia yang memilik sikap jutek dan cuek terhadap sekitar dan Agam yang memiliki sikap dingin. Ditambah lagi keduanya sama-sama keras kepala dan tak mau mengalah satu sama lain. Jadilah seperti ini, tapi nanti Agam akan meminta maaf. Entah kapan, intinya nanti. Dan sekarang, Azkia jadi merasa sedikit bersalah dengan menentang Agam tadi, laki-laki itu bahkan tidak mengucapkan apa-apa saat Azkia turun dari mobil. Jadilah sekarang Azkia belajar dan menuruti ucapan Agam tadi. Walaupun sebenarnya malas sih, dan bukan Azkia sekali. Ali mengeryit bingung saat masuk kedalam kamar adiknya, kamar itu berantakan karena buku-buku yang berserakan " De! Makan dulu woy! Kesambet apaan lo jadi rajin gitu?" Tanya Ali Sontak Azkia mendongak menatap kakaknya " Mata lo rajin! Gue terpaksa kali! Si Agam noh! Nyebelin banget jadi orang.. Pake ngatur-ngatur hidup gue segala lagi. Dipikir dia siapaa?!" Jawab Azkia setengah menggerutu sambil menutup bukunya. " Calon suami lo kali de! Lo harus nurut sama dia! Nanti dosa terus masuk neraka tau rasa lo!" Ucap Ali sambil menekankan kata 'suami' dengan sengaja membuat Azkia memutar jengah bola matanya, sudah lebih dari 3 kali ia mendengar kata itu. Azkia menyimpan semua bukunya diatas ranjang lalu mengambil ikat rambutnya " Tau ah! Lo sama Agam sama aja! Males gue! Meningan makan" Ucap Azkia lalu melengos meninggalkan Ali sendiri dikamarnya " Bang Ali nya mana dek?" Tanya Resti sambil menata piring di meja makan, terlihat Ayahnya yang sedang tersenyum sambil menatap Undanya yang tengah sibuk. " Aku tinggal Nda! Abisnya nyebelin sih! Kayak Agam.. Eh? Ayah kok gk biasanya udah pulang?" Ucap Azkia lalu duduk dikursi yang biasa ia tempati " Udah dong! Ayah kan pengen makan malem sama kalian.. Soalnya akhir-akhir ini ayah sibuk kan?" Ucap Handi dan Azkia mengangguk " Cape" Keluh Ali setelah lari-lari dari kamar Azkia ke meja makan " Makanya jangan lari-lari abang! Nggak bakalan abis kok makanannya, emang ayah makan sebanyak apa sih" Ucap Handi terkekeh melihat kelakuan anak sulungnya yang terkadang suka nyeleneh Ali meneguk segelas air putih dengan rakus “ Dih bukan masalah takut keabisan makanan yah, tapi takut keabisan momennya hehe” Jawabnya membuat Resti tersenyum lalu mengalihkannya pandangannya pada Azkia yang terdiam menatap makanan diatas meja makan. Kening Resti berkerut heran " Kok gk dimakan de? Biasanya kamu lahap banget kalo ada udang saus padang" Tanya Resti pada anak perempuannya yang sedari kelihatan aneh. " Bibir aku luka nda! Jadi kayaknya perih deh kalo kena kuahnya, sebenernya aku laper banget.. Soalnya tadi siang nggak jadi makan sama Agam" Ucap Azkia sambil menunduk memegangi bibirnya yang memang terluka akibat gigitan giginya sendiri. Ali menggeser kursinya lebih dekat dengan adiknya " Sini gue liat!" Ucapnya lalu melihat luka 'gigitan' dibibir bawah Azkia, setelahnya menggelengkan kepala seraya tersenyum sinis " Lo sama Agam abis ngapain? Gila! Agam ganas banget!" " Abang! Gue sama Agam gk ngapa-ngapain! Pikiran lo yaa! Ini ke gigit sama gue sendiri tadi! Kenapa jadi bawa-bawa Agam sih!!" Ucap Azkia kesal sambil menepis tangan Ali yang kini bermain-main dipipi kanannya yang mungkin memerah. Kini berganti Handi yang menggoda anak gadisnya itu dengan berdehem membuat Resti melotot kearahnya " Ehem! Ke gigit sendiri apa sengaja digigit Agam!" Godanya sambil mengedipkan mata dengan genit pada Azkia. " Ayaahh!! Iihh!! Nyebelin banget sih! Jadi gk mood makannya! Mana bibir aku perih lagi" Gerutu Azkia " Ayah! Abang! Udah ah.. Kasian adenya tuh! Nanti unda obatin lukanya. Sekarang makan dulu" Ucap Resti lalu Azkia mengangguk Dan keesokan paginya, kesialan menimpa Azkia.. Lagi. Ia terlambat 30 menit dan hal itu membuat Bu Ira, si guru seni budaya marah besar. Badannya kecil, tapi suaranya itu yaampun. Sudah begitu cerewet sekali, dan jika sudah mengomel akan langsung menusuk ke hati yang paling dalam. Bukan tanpa alasan Azkia terlambat, itu karena Agam yang mengganggunya pagi-pagi buta. Azkia disini harus dihukum dan laki-laki itu sudah enak-enakkan diruangannya pasti, membuat Azkia harus bisa menahan emosinya. " Kenapa kamu telat! Udah tau masuknya jam 07.00 jam segini kamu baru datang!! Udah kelas 3 masih gk tau waktu!!" Semprot bu Ira pada Azkia yang datang terlambat karena ulah Agam. Azkia menggaruk tengkuknya yang mendadak gatal setelah mendengar omelan Bu Ira" Ma-maaf bu.. Tadi mobil abang saya mogok dijalan, jadi mau gk mau saya harus cari taksi" Ucapnya lalu menundukkan kepala merasa berdosa membohongi gurunya. " Alasan aja! Udah sekarang kamu bersihin toilet belakang! Gk usah ikut pelajaran ibu hari ini! Plus dapet alpa! Sana!!" Ucap bu Ira sambil mengibaskan tangannya mengusir Azkia, didalam kelas teman-temannya sedang menahan tawanya membuat Azkia ingin menjitak kepalanya. " Hufft.. Iya bu!" Dengan langkah berat, Azkia melangkan kakinya menuju toilet belakang. Toilet belakang sedikit beda dengan toilet-toilet lainnya, toilet disana agak bau karena jarang dibersihkan. Saat melewati lorong, kebetulan Azkia bertemu dengan Agam yang berlawanan arah dengannya. Dilihat dari ekspresi wajahnya sih Agam sedang kesal, mungkin saja ada siswa kelas 10 yang tidak mengerjakan tugasnya. Walaupun wajah Agam lempeng juga Azkia tetap tau laki-laki dingin itu sedang kesal. " Minggir Gam!" Ucap Azkia ketika terus menghalangi jalannya. Azkia kekiri Agam ikut, Azkia ke kanan juga Agam mengikutinya.Tingkah Agam itu membuat Azkia jengah, ingin rasanya mendorongnya sampai laki-laki itu jatuh sekalian. " Kamu mau kemana? Kelas kamu kan diatas! Ngapain ada dilantai kelas 1?" Tanya Agam masih terus menghalangi tubuh Azkia yang kini wajahnya memerah karena kesal Azkia menghela nafas panjang " Bukan urusan kamu juga!" Jawab Azkia ketus. Karena jujur, ia masih sangat kesal dengan Agam karena tadi pagi. " Sekarang apapun urusan kamu jadi urusan aku! Kamu mau kemana?" Agam kembali menanyakan pertanyaan yang sama Dengusan Azkia berikan untuk menjawab ucapan Agam yang seperti menerornya " Huh! Aku dihukum sama bu Ira suruh bersihin toilet belakang gara-gara aku dateng telat! Kena alpa juga!" Jawab Azkia akhirnya Agam tersenyum puas saat Azkia menjawab pertanyaannya dengn jujur " Yaudah, sekarang kamu tunggu diruangan aku aja! Bawa tasnya sekalian!" Ucap Agam sambil menggulung lengan kemejanya sampai sikut " Eh? Ngapain? Gk! Gk! Gk mau! Nanti hukuman aku malahan ditambahin lagi" Ucap Azkia cepat dengan wajah yang cemas, akan jadi apa nanti dirinya kalau sampai ketahuan hukumannya dilakukan oleh Agam si Guru Kimia. " Nggak akan! Kamu tunggu diruangan aku aja! Biar aku yang bersihin toiletnya! Kamu telat kan juga gara-gara aku! Jadi biar aku yang tanggung jawab" Ucap Agam membuat Azkia melongo mendengarnya Azkia membulatkan matanya tak percaya mendengar ucapan Agam" Ap-apa Gam? Kamu yang bersihin? Yang bener aja! Udahh gk usahh.. Kamu kan harus ngajar! Lagian nanti gak enak kalo misalnya ada yang tau " Ucap Azkia keukeuh pada pendiriannya. Dengusan Agam membuat Azkia menunduk takut" Biar aku aja sayang.." Ucap Agam dan itu ampuh membuat Azkia diam tak melawan " Emangnya harus aku panggil sayang dulu ya baru diem?" " Ya-ya.. Ya gk gitu Agam! Maksudnya tuh- Ahh pokoknyaa gk usahh! Aku bisa sendiri kok!" Ucap Azkia sambil menggoyangkan tangan Agam agar laki-laki itu tidak jadi membantunya. Agam menggelengkan kepalanya merespon Azkia yang sedang merayunya " Nurut atau aku peluk kamu disini!" Ucap Agam sarat dengan ancaman,sampai akhirnya Azkia hanya bisa mengalah dan mengiyakan tanpa berani lagi membantah. " Yaudahh tapi aku bantuin yaa.. Gimana pun juga kan ini tanggung jawab aku!" Ucap Azkia sambil memasang senyum semanis-manisnya " Yaudah.. Tapi kamu lap-in kaca depan wastafel aja ya! Biar aku yang pel" Ucap Agam sambil memegang kepala Azkia tanpa mengelusnya, hanya menempelkannya saja.Perlakuan kecil yang nantinya akan membuat hati Azkia berantakan tanpa bisa dikendalikan. *** Tadi pagi memang Agam menjemputnya lagi saat Azkia tengah memakai sepatunya disofa ruang tengah, dan laki-laki itu terus menggodanya sampai-sampai telinga Azkia panas mendengarnya, puncak kekesalan Azkia adalah pada saat Agam mencolek pipinya membuat gadis itu melempar sebelah sepatunya pada Agam namun sialnya laki-laki itu malah mengerjainya dengan tidak memberikan sepatu itu pada Azkia " Agam!!! Balikin sepatu aku!" Ucap Azkia sambil mengejar Agam yang mengambil sepatu sekolahnya, seperti anak kecil yang berebut lolipop. Wajah Azkia yang sedang kesal selalu menjadi favorit Agam, menjadi kebahagiaan tersendiri baginya. Agam menggeleng semakin mengacungkan sepatu Azkia dengan tinggi hingga mustahil Azkia bisa menggapainya" Nggak! Sebelum kamu hapus foto itu!" Ucapnya. Memang alasan Agam menjahili Azkia adalah karena Azkia yang menjahilinya terlebih dahulu, dengan mengambil fotonya saat wajah Agam penuh dengan lumpur. Dengan gemas Azkia melompat-lompat berusaha menggapai sepatunya" Udah aku hapus Agam sekarang balikin! Cepetan! Ini udah jam 6 lewat 50 menit!! Cuma tinggal 10 menit lagi! Ih yaampun kamu nyebelin banget" Ucapnya. Bukannya mengalah dan memberikan sepatu yang dipegangnya pada Azkia, Agam malah terkekeh mengejek" Lain kali kamu harus rajin olahraga ya biar tinggi!" Ucap Agam sambil mengacungkan sepatu Azkia lebih tinggi dari sebelumnya " Agam balikin ih!!" Ucap Azkia sambil terus melompat setinggi mungkin yang dia bisa sampai akhirnya kakinya terkilir " Agam!!" Dirasa tubuhnya akan jatuh, Azkia menarik kerah kemeja putih dengan kedua tangannya membuat Agam ikut jatuh. Azkia kira dengan memegang kerah kemeja Agam dirinya tidak akan jatuh. Namun itu malah menambah penderitaannya. Agam jatuh menimpa tubuh Azkia tanpa jarak se-centi pun. Sehingga Azkia harus menahan berat tubuh Agam. Sepatunya jatuh entah kemana. Agam tatapannya tajem banget sih! Kayak pedang! - Batin Azkia Terjadilah adu tatap antara dua anak manusia ini. Entah dorongan darimana, tapi Agam sangat ingin menatap calon istrinya ini dari jarak dekat seperti ini. Azkia terlihat lebih kalem jika sedang begini, andai saja setiap hari, sayangnya wajah juteknya yang selalu menemani hari-hari gadis itu. Mata kecil yang sedikit bulat itu membuat Agam betah menatapnya lama-lama, dalam hati Agam tertawa. Kini ia merasa sedang berada didalam FTV. " Astaghfirullah!! De lo lagi ngapain?!" Pekik Ali kaget ketika melihat adiknya dan Agam dengan posisi yang kurang enak dilihat dan mungkin tidak senonoh itu. Laki-laki yang memakai jas berwarna abu-abu itu kemudian menarik lengan Agam hingga Agam kini bangkit terpaksa Agam menggaruk tengkuknya menghilangkan gugup lalu terkekeh canggung " Eh! Ali! Tadi gk sengaja gue jatoh terus kena sama ade lo” Ali hanya menggangguk-anggukkan kepalanya seolah-olah percaya “ Kok kalian belum berangkat sih? Ini udah jam 7 kurang 6 menit tau, sultan amat.. “ Ucapnya santai sambil meneguk secangkir teh yang tadi dibawanya dari dapur. Sontak Azkia membulatkan matanya lalu ikut-ikutan melirik jam dinding yang memang benar apa kata Ali tadi, perempuan itu kelimpungan mencari-cari sepatunya yang tadi diacungkan tinggi-tinggi sebelum keduanya jatuh. Semakin cemas ketika ia tak menemukannya, “ Agam sepatu aku, kamu kemanain? Kok nggak ada disini sih? Kamu taro dimana tadi ha?” Tanyanya dengan nada yang sedikit meninggi " Gk tau! Tadi pas kamu jatoh sepatunya juga ikutan jatoh! Dan aku gk tau jatohnya kemana" Ucap Agam sambil mengangkat kedua bahunya dengan santai " Nyebelin banget siihhhhh kamu Agaaaammm!!!" Teriak Azkia frustasi Flashback off..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN