bc

Dear Teacher

book_age12+
2.7K
IKUTI
25.6K
BACA
possessive
contract marriage
love after marriage
arranged marriage
student
drama
sweet
first love
virgin
teacher
like
intro-logo
Uraian

Gk semua perjodohan itu buruk kok. Buktinya sekarang saya bahagia. Walaupun awal-awal emang agak aneh, karena kalian tau? Istri saya itu murid tengil yang jarang ngerjain tugas. Udah gitu dia jutek banget, dan susah buat diluluhin.

Tapi ya namanya cewek ya, kalo dikasih perhatian dan kasih sayang terus-terusan lama-kelamaan juga luluh. Dan saya sayang banget sama istri kecil saya itu!

" Terkadang orang yang kelihatannya cuek, jutek, dan dingin adalah orang yang paling bisa membahagiakan pasangannya " - Agamzhadrian.

chap-preview
Pratinjau gratis
SATU
Pagi hari dikediaman rumah Sandjaya, seorang gadis berambut panjang yang seisi rumah menganggapnya seorang Putri masih tertidur lelap diatas ranjang empuknya, padahal jam dinding sudah menunjukkan pukul 07.03. Hari ini memang hari minggu, jadi wajar saja jika Azkia bangun lebih lambat dari biasanya. Sang kakak yang membuka pintu kamarnya hanya menggelengkan kepala melihat kebiasaan adiknya. " Wake up sayangg.. Udah siang!!" Ucap Ali sambil berteriak tepat disamping adiknya " Busrak de! Ngebo amat sih lu!" Ali hanya menggelengkan kepalanya --Berfikir sebentar -- Lalu tersenyum miring " Gempaa!!! Woy de bangun!! Gempaaa!!!" " Aaahhh!! Astaghfirullah Allahu Akbar Lailaha ilallah ... Gue dimana nih? Gue di surga kah!" Azkia kelabakan saat Ali berteriak gempa Ali menutup mulut berusaha meredam tawanya " Bhahahhah!! Sumpah de komuk lo tak terkondisikan!!! Ngakak gue ngakakkkk!!" Tapi seketika tawa Ali pecah saat melihat ekspresi terkejut adiknya--yang menurutnya sangat aneh--. " Anjir! t*i lo bang! Ngagetin gue aja! Kmfret emang lo sama adek sendiri" Ucap Azkia sambil menoyor kepala kakaknya sendiri, membuat tawa Ali yang menggema diseluruh kamarnya berhenti. " Heh! Kagak sopan lo toyor-toyor pala gue! Dosa tau rasa lo" Ucap Ali sambil mengusap bagian kepalanya yang ditoyor oleh Azkia tadi. Padahal tidak memberikan efek apapun, hanya gerak repleks tangannya saja. " Ada perlu apa tuan kemari? Tumben-tumbenan banget" Ucap Azkia yang memang tidak suka berbasa-basi, dan lagipula memang sangat jarang kakaknya ini mau masuk kedalam kamarnya. " Lo disuruh siap-siap! Dandan yang cantik, terus pake dress yang bagus! Katanya lo disuruh ikut keluar sama ayah sama unda!" Ucap Ali sambil mengusap puncak kepala Azkia dan yang diusap kepalanya hanya mengangguk. Azkia mengambil handuk kimononya setelah Ali keluar dari kamar lalu memulai ritual mandi paginya yang bisa sampai 30 menit.Setelah mandi, Azkia mengeringkan rambut dengan hairdryer lalu setelahnya ia mengambil sebuah dress perpaduan warna baby blue dan pink yang panjangnya hanya selutut dan rambutnya ia biarkan tergerai. Ia mengambil sebuah bando berwarna pink lalu diselipkannya bando tersebut diantara rambut panjangnya. Ia mengoleskan lip balm varian stroberi dan menyemprotkan parfume beraroma vanilla dan terakhir memakai body cream stroberi miliknya. " Yaampun adek gue ternyata bisa cantik juga! Ckc" Puji Ali saat Azkia menuruni anak tangga sambil memakai jam tangan berwarna pink soft, Ali mengedipkan satu matanya dengan genit. " Apaan dah lu bang! " Ucap Azkia sambil memutar malas bola matanya. Ia jengah dengan tingkah abangnya sendiri " By the way, tumben unda ngajak aku keluar sama ayah! Biasanya cuma berdua" " Unda sama ayah mau ketemu sama temen lama kita.. Mereka juga punya anak yang masih muda, siapa tau kalian cocokkan!" Jawab Resti sambil tersenyum Waduh! Jangan-jangan gue mau dijodohin! Alamak! Tebak Azkia dalam hati. " Ayo sayang! Ayah kayaknya udah nungguin lama tuh! Abang? Kamu jagain rumah ya! Jangan bawa perempuan kesini! Harus dikenalin dulu ke unda sama ayah" Ucap Resti pada Ali yang sedang bermain play station as ps " Siap laksanakan unda! Tapi kalo Juna sama Derim kesini gpp kan, nda?" Tanya Ali dan Resti mengangguk menjawab pertanyaan Ali Selama perjalanan menuju ke rumah teman lamanya Handi dan Resti, keluarga kecil ini saling melempar candaan hingga membuat mereka tertawa kegelian. Sampai akhirnya sampai dirumah tujuan. Assalamualaikum! Waalaikumsalam! Darko dan Handi berpelukan ala laki-laki dan Sonya serta Resti ber-cipika cipiki sedangkan Azkia hanya diam melihat interaksi kedua orang tuanya itu. Dia bingung harus melakukan apa, karena ia sama sekali tidak mengenal dua orang dihadapannya ini. " Ini anak lo Res? Yaampun cantik banget sekarang!" Puji Sonya pada Azkia dan seketika pipi Azkia merona " Jeh! Siapa dulu yang nyumbangin gen nya! Handi Alka Sandjaya gitu lohh!" Ucap Handi sambil menepuk-nepuk dadanya dengan bangga, seperti menyatakan bahwa ialah yang membuat Putrinya secantik sekarang. " Pd lo Han! Dari SMA sampe sekarang masih tetep ajaa!! Malu sama umur" Sindir Darko yang sedang terkekeh, keduanya adalah sahabat baik sejak SMA lalu dan persahabatannya masih terjalin walau keduanya sama-sama sudah memiliki anak yang dewasa. " Eh? Malah pada sindir-sindiran disini! Ayo-ayo masuk! Disini panas lohh" Ucap Sonya sambil menuntun Azkia masuk kedalam rumahnya, melupakan Resti yang tadi ia sambut dengan exited. " Anak lo mana Nya? Kok gk keliatan sih! " Tanya Resti sambil clingak-clinguk seperti mencari seseorang, maklum rumah sahabatnya ini memang luas, mungkin saja bisa untuk bermain petak umpet. " Sebentar gue panggilin dulu! Soalnya tadi tuh bocah baru bangun! Kalian minum dulu aja.. Nanti keburu dingin" Ucap Sonya "AGAM!!! SINI NAK!!" Lengkingan suaranya membuat Azkia sontak menutup telinganya karena sedikit mendengung. " Gila itu suara toa makin mantep aja! Kuping lo masih normal kan Ko?" Ucap Handi sambil memegang telinga kanan Darko " Normal lah Han! Lo pikir gue b***k hah?" Tanya Darko sebal sambil menyingkirkan tangan Handi yang masih memegang telinganya. " Secara pan setiap hari lo denger suara dengan frekuensi melebihi batas normal!" Ucap Handi sambil cekikikan, yang langsung dipelototi oleh Sonya khas dengan wajah galaknya. Namun perhatiannya teralihkan oleh derap kaki yang berasal dari tangga. " Nah itu anak gue" Ucap Sonya sambil menunjuk seorang laki-laki yang baru saja turun dari tangga dan sedang membenarkan posisi arlojinya, wajahnya memang menunduk tapi Azkia kenal jelas siapa dia. " Uhuk uhuk!!" Azkia yang sedang meneguk tehnya langsung tersedak ketika melihat siapa yang dilihatnya. Pak Agam. Si guru nyebelin. " Eh? Kamu kenapa sayang? Pelan-pelan dong!" Ucap Sonya sambil menepuk pelan punggung Azkia. Padahal kan yang Ibunya Resti, kenapa yang perhatian malah jadi Sonya. " Wah ini anak lo Nya? Astaga ganteng banget! Gagah lagi!" Ucap Resti sambil memegang bahu Agam dan Agam langsung menyalaminya " Kamu kerja apa nak?" " Pasti ngelanjutin perusahaan papa kamu ya?" Tebak Handi dan Agam mengangguk mengiyakan, memang benar sih tapi bukan hanya itu pekerjaan Agam. " Saya juga guru om! Gurunya Azkia. Anak om" Ucap Agam sambil mengarahkan ekor matanya pada Azkia yang sedang mengatur nafasnya, berusaha menahan segala amarah membuat Agam bergumam dalam hati, Anak itu keliatan banget nggak suka sama sayanya. " Oh jadi kalian udah saling kenal toh? Bagus bagus!" Ucap Sonya lalu menuntun Agam untuk duduk disamping Resti yang otomatis berhadapan dengan Azkia. Dua keluarga ini langsung berbincang-bincang. Mereka menceritakan bagaimana playboy nya Darko dulu, cemprengnya suara Sonya, begitu cerdasnya Handi, dan seberapa aktifnya Resti. Serta banyak lagi kenangan-kenangan lainnya. Lalu berganti topik mulai dari pekerjaan, makanan, dan ini yang terakhir.. " Sebenernya kita kesini ada maksud lain" Ucap Handi memulai semuanya, membuat Agam langsung tersenyum penuh arti. " Apa? Jodohin anak-anak kita? Udah tau kali Han! Jangan basa-basi lah! Sekarang kita tanyain ke mereka. Mau nggak?" Ucap Darko sambil mengangkat dagunya pada Agam, dan laki-laki muda itu mengangguk singkat, Agam menerimanya. " Kamu mau kan sayang dijodohin sama Agam?" Tanya Resti pada Azkia yang terdiam dari tadi tapi sesekali mencuri pandangan pada Agam yang senyum-senyum misterius. Gue? Dijodohin sama guru sok ganteng, nyebelin, ngeselin, kejam kayak Agam? Ya jelas gk mau lah!! - Jawab Azkia dalam hati. Ketika Azkia membuka mulutnya untuk menjawab, Agam menarik tangannya menjauh dari orang tua mereka. Sontak membuat orang tuanya kaget. Tidak menyangka Agam yang dingin dan cuek ternyata bisa agresif seperti ini. Ada sedikit rasa lega dihati Sonya, karena belakangan ini Agam sangat dingin dan sama sekali tidak pernah melirik gadis, mungkin jika gadis itu b***l pun Agam tidak peduli. " Agresif juga anak lo Ko!" Ucap Handi sambil menepuk bahu Darko tak percaya, dan hanya ditanggapi dengusan sebal oleh Darko. " Turunan kali yah!!" Resti yang menimpali membuat semuanya tertawa Sedangkan Agam menarik tangan muridnya itu kedalam kamar. Bukan mau macam-macam, gila saja, bisa-bisa langsung dinikahkan hari ini juga kalau berani macam-macam. Agam hanya ingin berbicara empat mata dengan gadis ini. Nih guru ngapain bawa gue kekamar dia coba? Mencurigakan banget! - Batin Azkia. " Kamu terima?" Tanpa basa-basi Agam langsung bertanya seperti itu. Padahal Azkia baru saja mendudukkan dirinya diatas ranjang empuk milik Agam. " Dijodohin sama guru kayak bapak? Ya jelas nolak lah!" Ucap Azkia sinis. Karena memang ia sebal dengan Agam. Guru baru berwajah dingin itu jelas membuat Azkia ilfeel dipertemuan pertama mereka. Masa dulu gue dihukum hormat bendera sampe tepar cuma gara-gara gk ngerjain tugas? Pan rese! - Batin Azkia. " Eh? Hatters rupanya.. Emangnya kamu gk mau ngebahagiain orang tua kamu? Aku juga kalo bisa nolak pasti bakalan nolak!" Ucap Agam dengan serius, seolah berusaha menyihir Azkia dengan keyakinannya. " Mch! Gimana yaa.. Kalo bapak gk nyebelin sih udah pasti ak-" Sebelum gadis itu menyelesaikan ucapannyam, tiba-tiba " Panggil Agam aja" Sergah Agam memotong ucapan Azkia yang bahkan belum selesai, membuat gadis itu memutar jengah bola matanya. " Yaya.. Agam! Kamu sendiri mau gk?" Tanya Azkia pada Agam, padahal tadi sudah terlihat Agam yang mengangguk menjawab pertanyaan Papanya. " Aku sih terserah kamu! Kamu iya ya aku iya" Jawab Agam sambil mengangkat kedua bahunya " Kalo aku nggak, kamu juga nggak dong?" Ucap Azkia sambil menaikkan satu alisnya, membuat Agam mengerutkan kening seperti sedang berpikir. " Ya aku tetep iya! " Ucap Agam dengan wajah menyebalkannya menurut Azkia, padahal kan wajah Agam memang seperti itu, azkia nya saja yang sedikit berlebihan. " Ish! Tuh kan.. Kamu itu nyebelin! Heran deh Esya, kenapa dia kagum banget sama kamu sih? Apa yang kudu dikagumin dari sosok kamu?" Ucap Azkia sambil menaikkan satu alisnya, lagi. " Mata kamu aja yang kena gangguan! Udah ayo balik lagi! Nanti mereka ngiranya kita lagi macem-macem" Ucap Agam sambil menarik tangan Azkia tanpa sepersetujuan dari sang pemilik tangan. Azkia berontak berusaha melepaskan tangan Agam namun nihil sampai akhirnya hanya bergumam sebal " Jangan narik-narik Gam!" " Eh? Kalian kok lama banget didalem? Abis ngapain? Jangan nakal-nakal ya!" Ucap Darko sambil mengedipkan matanya pada Agam " Paan deh papa! Ya nggaklah! Agam itukan menjunjung tinggi kehormatan seorang perempuan!" Ucap Agam membanggakan dirinya " Menjunjung tinggi kehormatan seorang perempuan katanya? Terus yang nyuruh aku berdiri di lapangan sampe tepar siapa? Amnesia ye pak?" Sindir Azkia sarkas " Yaitukan karena kamu males! Suruh siapa gk ngerjain tugas" Agam menyentil kening Azkia membuat orang tua mereka tersenyum melihatnya. " Jadi gimana? Kalian terima perjodohan ini atau nggak nih? Masalanya waktunya mepet... Pernikahannya 2 minggu lagi" Ucap Handi " Apa yah? 2 minggu lagi? Yang bener aja yah! Sekolah aku gimanaa?!" Ucap Azkia terkejut, jelas saja dirinya kan baru kelas 12 SMA. Masa mau dinikahkan langsung sih, apa kata teman-temannya nanti coba. " Heh? Kamu lupa yaa kalo sekolah kamu itu punya om. Oh.. Papa maksudnya" Ucap Darko santai melihat keterkejutan diwajah calon menantunya itu. " Udah kamu tenang aja.. " Ucap Handi sambil mengelus bahu Putrinya dengan sayang, memberikan keyakinan untuk Putri bungsunya itu " Iya pa, kita setuju" Agam yang menjawab itu dan Azkia mengangguk meng-iyakan. Sekali lagi, Azkia menatap wajah Agam yang terlihat serius dan memperhatikan wajah calon suaminya. Keesokan harinya, saat Azkia tengah mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah didepan cermin, ia mendengar suara Abangnya yang berteriak memanggilnya, membuat Azkia berdecak. Ali itu kenapa hobi sekali berteriak didalam rumah sih " De! Ada yang jemput tuh! " Teriak Ali dari luar kamar Azkia karena ia juga harus bekerja " Siapa bang?!! Mana mungkin si Esya? Tuh bocah mana mau jemput gue? Rumahnya pan jauh banget" Ucap Azkia didepan meja rias putihnya " Apa mungkin Aldi? Cih! Gaya amat tuh orang jemput gue" Azkia menuruni anak tangga rumahnya dengan santai, karena ya memang baru jam 06.15 sedangkan bel masuk masih 30 menit lagi. Lagipula jarak dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh, paling hanya butuh waktu 10 menit. " Kenapa lama banget sih sayang? Itu Agam udah nungguin kamu daritadi loh" Ucap Resti sambil memasangkan dasi pada leher Handi, orang tuanya memang masih tetap harmonis seperti itu walau usianya sudah tidak muda lagi. Deg! Jadi yang menjemputnya adalah Agam? Azkia melirik ke sofa dan memang ada Agam disana. Lengkap dengan kemeja navy, celana licin, tas dinas, dan juga rambut yang selalu disisir kesebelah kiri. Entah memang style nya atau bagaimana, tapi Agam memang selalu memakai kemeja dibanding baju PNS ala guru-guru pada umumnya. Mungkin hanya pada hari-hari besar saja. " Ngapain sih kamu jemput segala?" Tanya Azkia jutek sambil meneguk s**u coklatnya sambil berdiri membuat Agam ingin menegurnya tapi ia urungkan karena melihat wajah Azkia yang sepertinya sedang kesal. " Orang udah cape-cape jemput, ehh malah dijutekin! Kuatkan hati Agam yaa Allah" Ucap Agam sambil mengusap dadanya mendramatisir suasana, padahal sih Agam sudah kebal dengan sifat Azkia seperti ini. " Mch! Siapa suruh jemput! Gk ada yang minta juga" Ucap Azkia sinis " Tuh! Unda kamu yang nyuruh" Ucap Agam sambil menunjuk Resti dengan dagunya " Iya sayang! Soalnya kan semua fasilitas kamu ayah cabut! Jadi.. Daripada kamu naik taksi atau ojek online atau ngerepotin temen dan abang kamu, jadi unda suruh Agam aja buat antar-jemput kamu. Lagian kan kalian ke tempat yang sama!" Ucap Resti " Astata undaa.. Lagian kenapa juga sih ayah cabut semua fasilitas aku? Emangnya aku salah apa sama ayahh sampe ayah giniin aku" Ucap Azkia memasang wajah yang pura-pura sedih " Drama lo drama! Udah sono sekolah! Lagian ya, lo tuh masih kecil buat bawa kendaraan" Ucap Ali menyahut " Tapi walaupun masih kecil gue udah mau nikah tuh!" Ucap Azkia lalu Agam tersenyum ditempatnya, entah kenapa hatinya menghangat mendengar Azkia mengakui pernikahannya. " Ah Agam! Ngapa senyam-senyum begitu lo? Kesambet apaan! Perasaan rumah gue kagak ada setan deh!" Ucap Ali " Gue seneng aja bisa ada ditengah-tengah keluarga ini, rame.. Nggak kayak gue yang sendirian dirumah gak ada temen" Ucap Agam masih dengan senyumnya Gue? Anjir! Gaul jugaa nih guru nyebelin! " Eh? Ayo kita berangkat.. Sekarang kan kamu harus upacara! Nanti telat lagi!" Ucap Agam sambil memegang pergelengan tangan Azkia " Aku salim dulu sama unda sama bang Ali" Ucap Azkia lalu menyalimi ibu dan abang satu-satunya Assalamualaikum! Waalaikumsalam! Didalam mobil Agam semuanya terasa dingin, mungkin karena suhu AC yang rendah ditambah keduanya saling diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing " Kamu ngapain sih jemput aku segala! Kamu liat tuh! Semua fasilitas aku jadi dicabut sama ayah! Nyebelin banget sih!!" Gerutu Azkia sedangkan Agam hanya tersenyum " Lagian sebelum aku jemput kamu juga fasilitas kamu udah dicabut kali! Masih untung aku jemput! Gk ada terima kasihnya banget jadi orang!" Ucap Agam " Yeehh kan aku juga gk nyuruh kamu jemput!! Itu mahh kamunyaa aja kali yang terlalu kangen sama aku jadinya pengen cepet ketemu!" Ucap Azkia dengan tingkat kepercayaan dirinya " Pd amat de!! " Agam menjulurkan lidahnya mencibir ucapan Azkia yang kelewat pd " Ehh!! Udah ah aku turun disini! Nanti anak-anak seantero sekolah curiga lagi" Ucap Azkia sambil memegang pergelangan tangan Agam " Bentar lagi bel loh! Kelas kamu kan diatas.. Nanti telat! Mana harus upacara kan?" Ucap Agam " Ya tapi nanti aku harus jawab apa kalo misalnya temen-temen nanya kenapa aku bisa sama kamu!" Ucap Azkia yang menggigit bibirnya cemas karena Agam tidak menurunkannya didepan gerbang " Ngapain pake gigit bibir segala sih! Nanti kalo bibir kamu luka gimana? Pasti aku yang disalahin! Dikiranya aku udah macem-macemin kamu" Ucap Agam " Mch! Lebay banget sih! Lagian kan aku gigitnyaa pelan, nggak mungkin sampe luka- aww!" Ucap Azkia yang diakhiri ringisan karena tak sengaja gigi taringnya menusuk bibirnya hingga berdarah " Bisa gk lebih ngeyel dari ini? Sini aku liat!" Ucap Agam setelah memakirkan mobilnya ditempat parkir khusus guru " Nggak! Kan kata kamu takut telat! Jadi aku harus buru-buru! Ih bukaa pintunyaa!!" Ucap Azkia sambil berusaha membuka pintu mobil Agam " Coba aja kalo bisa! Aku gk bakal izinin kamu keluar sebelum aku liat luka kamu" Ucap Agam tersenyum miring " Yaudahh ini liat! Tapi jangan diapa-apain lohh ya!" Ucap Azkia lalu Agam mengangguk Agam berangsur dari tempat duduknya untuk melihat bibir Azkia yang terluka. Dan jaraknya sangat dekat, hingga Azkia bisa melihat dengan jelas alis, mata, hidung, bibir Agam tanpa terkecuali.. Ganteng sih! Banget mungkin ya.. Pantes Esya kagum banget sama nih guru! Eh? Gue gk boleh terpesona sama guru nyebelin ini! Gk boleh! - Batin Azkia mengakui. " Ah! Sakit tau Agam! Sini! Biar aku aja yang lap.. Kasar banget jadi cowok!" Ucap Azkia sambil merebut tissue ditangan Agam "Sekarang udah liat kan? Ayo buka pintunya!" " Kamu gk pamit dulu sama calon suami " Ucap Agam sambil menaikkan satu alisnya Gadis itu malah ikut-ikut Agam mengangkat alisnya lalu “ Emangnya aku harus pamit dengan cara yang seperti apa bapak Agam Hadrian yang terhormat!" Ucap Azkia sambil memutar jengah bola matanya Agam memajukan badannya membuat Azkia mundur hingga menabrak kaca mobil Agam, wajah laki-laki itu tampak sangat dengan mata Azkia “ Sini aku contohin!” Ucapnya " Kamu apaan sih? Nyontohinnya harus sambil gini banget apa? Agam ih! " Tanya Azkia was-was karena Agam sudah menahan kedua tangannya pada kaca mobil Agam tersenyum sekilas lalu mengecup kedua pipi Azkia sambil berucap " 'Aku sekolah dulu ya calon suamiku! Kamu yang semangat ngajarnya!' Gitu!" Ucapnya seraya melempar senyum manisnya pada Azkia yang terdiam batu ditempatnya. " Ap-apaan deh! U-udah ya.. Aku turun! Bye!" Ucap Azkia gugup lalu keluar keluar dari mobil Agam dengan perasaan yang Azkia sendiri tidak mengerti kenapa " Ada apa sama pipi gue? Kenapa panas gini abis dicium sama Agam? Gk beres nih!!" " Lucu banget sih kalo pipinyaa blushing gitu! Dasar anak jaman now " Agam terkekeh geli sambil menggelengkan kepalanya

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

OM's Mine

read
36.6K
bc

When Janda Meet Duda

read
221.9K
bc

Om Duda Nikah Lagi

read
77.0K
bc

My Doctor is My Imam

read
55.9K
bc

NIKAH MUDA

read
149.3K
bc

Over Protective Doctor

read
480.1K
bc

Lantunan Cinta Dari Khalilla

read
107.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook