Detik berlalu saat Ruby masih mendominasi kecupan itu, Crystal tersadar. Dia mendorong bahu sang tunangan karena malu, wajahnya merah. Ruby tersenyum tipis, membuat jantung Crystal terus berdesir karena bisa melihat kebahagiaan di mata Ruby. "Kamu ...." "Mang Udin kenapa? Malu?" kata Ruby, tertawa kecil. Bibir Crystal mencebik. Dipukulnya bidang dad'a pria itu, mengalihkan tatapan darinya. Malu sekali telah menguntit Ruby, padahal dirinya yang membuat acara ngambek ditambah lagi aksi blokir ala bocil patah hati. "Kamu ... tau itu aku?" tanya Crystal, menunduk malu. "Hm. Mana mungkin aku nggak ngenalin kamu." "Jadi semua yang kamu bilang tadi ... sengaja?" Senyum Ruby terhenti. Dia menarik bahu Crystal agar gadis itu menatapnya serius. "Aku nggak akan paksa kamu. Tapi itulah isi hati