Mama Mertua

1925 Kata

Meja makan telah ditata rapi. Piring-piring disiapkan di masing-masing bagian. Makanan yang dibeli oleh Mas Romi sudah kami sajikan di sini. Tinggal menunggu kedatangan sangat Ibu Suri. Kami telah bersiap, mandi dan memakai pakaian yang wangi. Menunggu memang selalu tidak enak, membosankan, dan juga membuang waktu. Jika kita bisa melakukan sesuatu sembari menunggu, itu akan lebih baik. Dan di sinilah dia, mulai mencolek-colek lenganku. Saat aku sedang fokus melihat televisi. Di layar sana sedang ada adegan menantu yang dinyinyiri ibu mertuanya sendiri. Sementara suaminya hanya diam seperti patung dan tak mampu membelanya. Katanya, takut durhaka. “Apa sih, Mas?” ucapku kesal karena sedari tadi dia mencolek lenganku terus. Aku menoleh dengan wajah yang tidak ramah pastinya. Alis bertaut

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN