19 Beberapa hari berlalu dengan sendu. Aku masih sering tersedu. Sesekali menutup diri di dalam kelambu. Meratapi nasib yang pahit bak empedu. Aa' Andre sepertinya memang takut untuk menemuiku secara langsung. Beberapa kali aku melihat sosoknya di seberang rumah. Dia hanya berdiri memandangi rumahku dari pagar bambu. Menurut Papa, beberapa kali Om Andra dan Om Andri meneleponnya. Meminta untuk diadakan gencatan senjata dan perdamaian. Isshhh. Dikata lagi perang?! Tanpa terasa sudah lewat dari satu pekan setelah peristiwa menyakitkan hati dan sanubariku. Perlahan namun pasti aku mulai ceria lagi. Sekarang, aku lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-teman kampus. Jalan-jalan ke mall, ngopi-ngopi di pasar, dan sesekali bertengger di atas atap kampus. Dengan setia Mpus Zac