"Jadi aku boleh tinggal di sini untuk sementara waktu'kan?" tanya Marwa sesampainya di apartemen Renima. "Boleh dong ... Jangankan sementara waktu, selamanya juga boleh kok. Pertanyaan kamu tu aneh banget tau, Wa." Renima menghempaskan bokongnya dengan sedikit kasar di atas sofa. Terlihat jelas gurat kelelahan di wajahnya. Marwa sendiri melangkah mendekati balkon. Ia tatap langit senja kota Jakarta dari balik kaca tebal unit apartemen Renima. "Apa yang kamu pikirkan, Wa?" tanya Renima. Marwa membalik tubuhnya. Ia sandarkan punggungnya pada salah satu tiang penyangga, pembatas antara kaca satu dan kaca lainnya. "Ma, gimana kalau tiba-tiba Aldo atau keluarganya melihat aku masih hidup dan ada di Jakarta. Semua rencanaku akan gagal total." “Ya, kalau gitu jangan sampai mereka tahu dong