Kontrak

1256 Kata
Ayuna hanya menatap Gio dengan tatapan horor, pria ini sangat mengerikan. Sungguh nasibnya memang sangat tidak beruntung, dia tidak menyangka akan berurusan dengan pria menakutkan yang ada di hadapannya ini. Ayuna tidak bisa bergerak sama sekali , tubuhnya berada di antara lengan kekar Gio yang sangat kuat. Mata Gio menatap wajah merona Ayuna, wajah itu sangat polos dan cantik. Gadis muda yang sangat menggairahkan. Gio jadi ingin mencium bibir mungil merahnya itu. Bibir merah alami tanpa polesan yang membuat hati Gio bergetar sekaligus merasa sakit dan sesak di waktu yang sama. Kenapa dia bisa merasakan perasaan aneh seperti itu? Kenapa gadis ini bisa membawa dampak terhadapnya? Dia merasa sangat membenci gadis ini, tapi juga sangat menginginkannya. “Sa..saya mohon Pak, lepaskan saya.” Pinta Ayuna dengan derai air mata yang mulai mengalir deras dari pelupuk matanya. “Terima saja, hanya dengan menerima apa yang aku tawarkan baru aku bisa melepasmu. Jika tidak, aku akan melakukan pemaksaan dan tentu saja hal itu tidak akan baik untukmu.” Ucap Gio sambil mendekatkan wajahnya ke bibir Ayuna. Gadis itu semakin panik dan entah kekuatan dari mana dia akhirnya bisa mendorong tubuh Gio ke belakang sehingga gadis itu bisa meloloskan diri dan berlari ke arah pintu. Tapi gadis itu lupa jika pintunya terkunci sehingga dia hanya bisa berlari menjauhi Gio. “Jangan buat aku seperti pria yang akan memperkosamu, atau aku benar-benar akan melakukannya..!” kali ini suara Gio terdengar penuh penekanan. Dia menjadi kesal karena gadis itu ternyata tidak tertarik sama sekali padanya. Sulit dipercaya, disaat tidak ada wanita satu pun yang akan menolaknya, kenapa gadis ini malah tidak tertarik sama sekali? Gio menjadi kesal sendiri. Mendengar ancaman Gio Ayuna serta-merta berdiri membeku di tempatnya, ucapan Gio tentu saja membuatnya semakin takut. Jika dipikir-pikir hanya dengan menerima perjanjian itu dia bisa lepas dari jeratan pria kejam itu, mungkin dia memang harus menerimanya. Lagi pula, kalaupun Ayuna menolak, dia akan celaka dan tentu saja tidak ada satu orang pun yang bisa membantunya. Ayuna sama sekali tidak ada pilihan lain selain menerima pekerjaan itu. Dari OB menjadi asisten pribadi, mungkin tidak buruk. Apalagi dirinya memang membutuhkan pekerjaan, bukan malah ego dan harga dirinya yang dominan. Dia tidak ingin menyusahkan orang lain ,lagi, biarlah dia sendiri yang bertanggung jawab atas hidupnya, sudah cukup dia merepotkan sahabatnya, Indra. “Oke baik, saya terima..! bapak puas sekarang?” ucap Ayuna kesal, dia lalu melangkah kearah meja dan langsung membuka amplop berwarna merah yang berisi surat perjanjian, dia kemudian langsung menandatangani bagiannya. Gio yang melihat itu tersenyum puas, akhirnya gadis itu tidak akan bisa ke mana-mana lagi. Dasar gadis bodoh, apakah dia langsung menanda tangani surat itu tanpa membacanya terlebih dahulu? Padahal jika membaca dulu sudah pasti banyak bagian yang mungkin akan dia hilangkan karena penolakan gadis itu. Tapi siapa sangka, sepertinya gadis itu tidak menyadari jika sebentar lagi hari-harinya di kantor ini akan membawanya dalam penderitaan yang tidak berujung. “Saya sudah menandatangani surat itu, jadi tolong biarkan saya pergi!” ucap Ayuna, yang merasa sudah tidak betah lagi berlama-lama di ruangan Gio Mata hazel Gio menatap tajam kearah Ayuna, senyum sinis tersungging di bibirnya. Ayuna menjadi merasa semakin khawatir. Apakah keputusannya untuk menyetujui perjanjian itu adalah hal yang sudah benar? “Selamat datang asistenku.” Ucap Gio sambil melangkah menghampiri Ayuna, mendekatkan wajahnya ke telinga gadis itu. “Sekarang kau bisa keluar dan berpamitan dengan teman-temanku. Hari ini adalah hari terakhir kau bekerja sebagai OB bersama mereka, jadi gunakan waktu itu sebaik mungkin. Sana pergilah.” Tanpa menunggu perintah kedua lakinya, Ayuna segera melangkah meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang kacau. Sebentar lagi dia akan menjadi pelayan pria jahat itu, apa yang harus dia lakukan? “Ayuna…!” seru Anita setelah melihat gadis itu muncul di balik pintu. “ Bagaimana, apa kau baik-baik saja?” Tanyanya lagi sambil memeriksa tubuh Ayuna, dia terlihat begitu cemas dan itu membuat Ayuna semakin sedih. Gadis itu tiba-tiba tidak bisa membendung air matanya lagi, dia memeluk Anita sambil menangis tersedu-sedu. Besok dia dan teman-temannya yang lain tidak akan bisa bersama lagi seperti biasa. “Hei ada apa? Kenapa kau menangis Ayuna?” Tanya Anita bingung. Jangan-jangan sudah terjadi sesuatu. “Kak, besok aku tidak bekerja di sini bersama kalian lagi.” ucap Ayuna disela isak tangisnya. “Apa, kau di pecat? Tapi pak Darto bilang..” “Bukan kak, aku tidak di pecat. Tapi dipindahkan. Aku sudah menandatangani kontrak baru sebagai asisten pribadi CEO.” Ayuna menjelaskan. “Jadi, kau di tarik sebagai pelayan asisten pribadi CEO? Ayuna, apa kau tahu artinya itu?” Anita semakin panik mendengar penjelasan Ayuna. “Maksud kak Anita apa? Bukankah asisten pribadi hanya melayani keperluan kantor di ruangannya saja kan?” Tanya Ayuna, gadis itu bingung kenapa Anita terlihat semakin cemas. “Ayuna, kau membaca isi surat yang kau tanda tangani itu kan?” Tanya Anita. Dia punya firasat tidak baik, tapi semoga itu salah. Tapi Anita terlihat semakin tegang setelah melihat Ayuna menggeleng sebagai respon dari pertanyaannya. “Apa? Kau tidak membaca aturan dan tugasmu sebelum kau menandatangani surat itu? Ayuna, menjadi asisten pribadi itu bukan hanya sebatas mengemban tugas di kantor saja, akan tetapi semua keperluan CEO. Itu artinya…” “Aku harus menjalankan tugas di luar kantor termasuk di rumahnya, begitu kak?” Ayuna memotong ucapan Anita dan melanjutkannya dan ternyata hal yang Ayuna katakana benar demikian. Ayuna terdiam, apa yang sebenarnya baru saja menimpanya, kemalangan hidup apa ini Tuhan? Kenapa harus selalu dirinya yang mengalami penderitaan hidup. Apakah dia tidak berhak hidup bahagia sesuai dengan keinginannya? Dimulai dari dia dibesarkan oleh seorang ibu yang kejam dengan segala macam cercaan dan hinaan, dipaksa menikah dengan pria yang sama sekali dia tidak sukai, dan sekarang dia harus berhadapan dengan seorang pria mengerikan itu. Dosa apa yang dirinya telah perbuat di masa lalu sehingga penderitaan hidup yang Tuhan berikan tidak kunjung pergi darinya? “Kak, apa yang harus aku lakukan sekarang?” air mata Ayuna kembali mengalir. Nasibnya benar-benar tidak beruntung. Anita memeluk Ayuna dengan perasan sedih, dia merasa kasihan dengan sahabatnya ini. Dia sudah menganggap Ayuna seperti adik kandung sendiri dan sangat menyayanginya. Tapi ,mengingat mereka tidak bisa bekerja di tempat yang sama lagi membuatnya sedih. “Kau yang sabar, percaya semua yang terjadi dalam hidup ini pastinya itulah yang terbaik. Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu di luar batas kita sebagai manusia. Begini saja, kau jangan memikirkan bagaimana kau akan melakukan tugasmu, tapi bayangkan berapa banyak gaji yang kau akan dapatkan nanti. Kau pasti akan mendapatkan gaji yang lebih besar dari yang sebelumnya.” Anita mencoba menghibur Ayuna yang terlihat putus asa. Dan benar saja, setelah mendengar ucapan Anita, wajah sedih Ayuna sirna seketika. Mendengar kata uang, Ayuna serta merta menghapus air matanya dan menatap Anita seolah mencari keyakinan tentang apa yang baru saja sahabatnya itu ucapkan. Anita hannya mengangguk dan tersenyum. Akhirnya semua teman-temannya mengetuai jika besok Ayuna tidak lagi bekerja bersama mereka lagi dan tentunya mereka semua sedih, tidak terkecuali Abram. Pria itu terlihat gelisah saat mengetahui jika Ayuna tidak akan muncul lagi di hadapannya lagi. Selama dia bekerja sebagai OB di perusahaan ini, dirinya sama sekali tidak pernah merasakan kehilangan yang begitu besar saat mendengar Ayuna akan pindah tempat. Terlebih saat dia mengetahui jika sang CEO telah memaksanya menandatangani kontrak yang tidak masuk akal itu. Benar-benar keterlaluan. Cukup, sudah lama dia berdiam diri, kini saatnya dia melakukan sesuatu. Dia tidak akan tinggal diam lagi. **** Bagaimana Readers, apakah novel ini patut untuk tetap dilanjutkan? Kalau jawaban kalian adalah Iya, maka saya akan up 2 bab jika besok jumlah love bertambah 15. Happy reading...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN