BAB 18

974 Kata
"Rum" panggil Arsya dari luar kamarnya "Iya. Ada apa?" "Aku akan masuk. Bolehkah?" "Iya" jawab Angrum dan Arsya masuk ke kamar Angrum yang sedikit mengerti dan p "Kamu sedang apa?" Tanya Arfan karena melihat adiknya yang terus fokus pada layar laptop. "Tidak sedang apa-apa. Ada apa? Kenapa?" Tanya Angrum "Hari ini ada cara bengkel menanyakan di kampusku. Aku rasa pembicaranya adalah penulis idola kamu. Apakah kamu ingin kesana? Aku akan mengajakmu." Jawab Arsya. "Oh jadi acara itu ada di kampusmu" jawab Angrum " Kenapa kamu tidak terkejut? Aku fikir kamu akan melompat dan mencium ku karena senang ku ajak ke acara seperti itu" kata Arsya "Kamu ini. Aku sudah tahu, ada temanku yang mengajakku dan sebenarnya aku akan ikut. Tapi tadi malam aku membalas semuanya." "Kenapa? Kamu ada janji?" "Iya itu benar. Aku akan berkencan dengan Arfan hari ini" jawab Angrum tanpa sadar. "Kamu berpacaran dengan Arfan?" Tanya Arsya dengan cepat. "Hah? Oh tidak tidak" jawab Angrum yang baru sadar, dia sudah mengatakan itu pada kakaknya yang berisik. "Ibuuuuuu, Angrum punya pacar" teriak Arsya tiba-tiba. Dan itu membuat Angrum kesal "Waaah kamu memang sangat berisik. Tolong, jangan katakan itu pada Ibu" kata Angrum dan butuh menurut mulut kakaknya " Bagaimana tidak? Aku akan mengatakannya. Ibu harus tahu, "Tidak tidak tidak tidak!" Dapatkan tutup mulut Arsya dengan bantal. "Awww" pekik Angrum "sakit!" Bentak Angrum Arsya menggigit Angrum dan dia hanya tertawa. "Ih! Ludahmu! Jorok sekali" Angrum terlihat kesal dan diusapkan kembali ke pipi Arsya yang tertawa terbahak-bahak "Hahaha itu hanya bisa membentuk ku ku, aku hanya bisa melepaskan nafas di bawah sana"  "Aku tidak peduli!" "Hahaha, jadi sekarang kamu rusdah berpacaran dengan Arfan?" Tanya Arsya lagi "Iya! Puas?" Ketus Angrum "Akhirnya dia diterimainya dengan ikhlas. Ibuuuuu ...." Angrum dengan cepat menutup mulut Arsya kembali "Hei! Sudah kubilang jangan beri tahu Ibu soal ini" " "Aku malu. Ayolah mengertilah. Atau begini saja aku akan menuruti kemauan mu. Apa saja. Asalkan kamu jangan senang tentang ini pada ibu." "Emmh oke kalau mau aku mau kamu membantuku mendapatkan Adelia" Arsya nyengir "Oooh jadi diam kamu diamkan naksir pada Adel, oooh" sedang mencari Angrum yang tertawa "Iya! Memangnya kenapa? Aku juga sudah pernah jalan-jalan dengan dia" kata Arsya "Oooowww ibuuuu Arsya membawa anak orang sembarangan" teriak Angrum sambil tertawa puas lalu dengan sigap Arsya mebekam mulut Angrum seperti apa yang Angrum lakukan lakukan. "Wah kamu memang menyebalkan. Jangan persetujuan Ibu, ini persetujuan kita" Arsya melepaskan bekaman dimulut Angrum dan tawa Angrum mereda. "Oke, aku setuju" "Bagus. Yasudah aku akan keluar sekarang" kata Arsya dan Angrum mengangguk. *** Pukul 9 Angrum keluar dari kamarnya dengan make up natural dan berpakaian selututnya. Arfan sudah menunggu. Hari ini mereka benar-benar akan pergi hanya berdua. "Sudah siapa?" Tanya Arfan "Siap. Ayo" kata Angrum dan setelah pamitinggal pergi. Didalam mobil Angrum hanya dapat dilihat melalui gelas. "Riasan wajahmu sudah bagus, dan kamu sangat cantik. Tidak ada yang salah" kata Arfan. "Serius?" "Iy, tentu saja." "Aku akan mengirim musik dari handphone ku." "Oke" jawab Arfan, "Kita akan pergi kemana?" "Mall?" "Aku hanya ingin makan enak. Dan ah aku akan melihat kacamata yang ku inginkan saat itu. Semoga masih ada" kata Angrum "Baik tuan putri" jawab Arfan dan Angrum hanya tersenyum. "Eh, mana handphonemu. Aku ingin meminjamnya." Kata Angrum "Untuk apa?" Tanya Arfan sedikit rumit "Tidak akan aku hancurkan" jawab Angrum "Emmmmh Rum, apakah kamu tidak jadi pergi ke acara workshop kan? Dengan Alwi?" Tanya Arfan. "Hah? Kamu mengetahuinya?" Tanya Angrum "Tentu saja" jawab Arfan. "Aku minta maaf, saat ini kita belum bersama seperti sekarang. Jadi aku fikir bukan apa-apa ." Jawab Arfan "Serius?" "Iya." "Aku tidak mau pergi" jawab Angrum " Kenapa ? Kamu membatalkan janjimu dengan Alwi?" "Aku memang mengatakan ingin ikut saat dia menawariku itu. Tapi aku tidak janji jadi aku tidak janji," jawab Angrum "setuju-baiklah" "Iya. Kamu jangan khawatir. Aku tidak akan pergi" kata Angrum dan Arfan mengangguk. "Aku percaya padamu," jawab Arfan, "Oke. Jadi mana handphonemu", kata Angrum dan Arfan, memejamkan kenangan lebih lama. "Emmh ini" Arfan memberikan handphonenya dengan menyerahkan. "Oke, mari kita periksa" kata Angrum dan itu membuat Arfan tegang. Tapi ada satu file yang harus di buka menggunakan kata sandi. "Kenapa ini menggunakan kata sandi? File apa ini?" Tanya Angrum dan Arfan menjadi diam "Arfan? Apa kata sandi dari file ini? Katakan padaku" kata Angrum "Tidak ada. Itu hanya file yang rusak" jawab Arfan "Ini sangat jelas di kunci menggunakan kata sandi, aku bisa tahu apakah benar-benar benar-benar file yang rusak, tapi ini bukan "kata Angrum dan Arfan hanya diam dan perlu diselesaikan handphonenya itu. "Arfan? Apakah kamu membutuhkan sesuatu?" Tanya Angrum dan Arfan hanya diam "baiklah maafkan aku, aku sudah lancang melihat isi Handphone mu dan sepertinya aku ingin pulang saja atau turunkan aku di sini" kata Angrum dan menyimpan handphone Arfan. " "Tidak. Aku hanya tidak ingin bersama dengan orang yang tidak mau jujur bertemu." Jawab Angrum "Fyuuuhhh, baiklah aku akan memberi tahu tahu file itu. Isinya adalah film p***o" jawab Arfan dan pelas. "Apa? Kamu benar-benar suka pada hal seperti itu?" Tanya Angrum dengan nada mengintrogasi, "Aku tidak bisa menyimpannya beberapa saja." "Berapa?" "Hanya lima" "Hanya lima? Kamu bilang lima di katakan dengan Hanya? Lima untuk hal suka itu banyak! Arfan dengarkan, itu tidak baik untukku, untuk kesehatan tubuhmu dan mental mu." Kata Angrum "Iya iya aku tahu", "Aku akan menjelaskannya sekarang. Apakah kamu setuju?" Tanya Angrum "Tidak, hapus hapus" jawab Arfan pasrah dan dengan cepat Angrum menginstalnya dan menyimpan ponsel Arfan. "Kamu sudah menginstalnya?" Tanya Arfan dan Angrum mengangguk. "Aku mau, aku sudah memaafkanmu," jawab Angrum dan Arfan tersenyum, "Meminta. Jadi bisakah aku menciummu?" "Itu salah satu efek dari kamu yang sering menonton film seperti itu." "Hahaha aku hanya bercanda" jawab Arfan. "Terimakasih sudah menjadi pacar yang berjiwa psikolog sekaligus. Maafkan aku" kata Arfan. "Aku tidak apa-apa" jawab Angrum "Jadi kamu tetap ingin pulang?" Tanya Arfan "Tidak. Aku hanya menentangmu" "Hahaha kamu sangat lucu"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN