Dimas benar-benar menepati janjinya. Ucapannya yang mengatakan jika ia akan datang untuk mengantar Rayya ke rumah kawannya, ia tepati tidak lewat dari angka delapan di jam yang ada di pergelangan tangannya. Dimas yang datang dengan penampilannya yang semi formal, hampir membuat Rayya terpukau ketika menemuinya pertama kali. "Kamu sungguh serius datang?" tanya Rayya yang pagi itu masih terlihat belum beres dengan penampilannya sendiri. "Aku bukan lelaki yang ingkar janji!" jawab Dimas yang begitu beruntung bisa melihat calon istrinya itu dalam penampilan bangun tidurnya. "Apakah kamu baru bangun tidur? Sesiang ini?" goda Dimas sembari tergelak begitu melihat Rayya yang memanyunkan bibirnya. Rambut panjang yang masih digelung asal bersama piyama yang masih melekat di tubuhnya, sama