Perlahan Saja!

1119 Kata

"Apa yang kamu lakukan, Dimas?" tanya Rayya dengan napas tersengal. Jantungnya masih memompa cepat. Debaran di dalam dadanya belum hilang. Keringat yang sudah menyatu dengan air berbusa masih tampak di seluruh wajah gadis itu, dan Dimas menilai pemandangan itu tampak seksi di matanya. Lelaki itu membiarkan sang istri menormalkan kondisi tubuhnya yang masih gemetar dan kecapean akibat pengalaman pertamanya menjadi seorang perempuan. Tak mengganggu karena itu hanya akan membuat gadis itu kesal. Untuk itulah ia hanya mengelus kedua lengan istrinya seolah memberikan ketenangan. "Kamu jahat, Dim," ucap Rayya lagi dengan pandangan mata kesal menatap suaminya dari samping karena kepala gadis itu masih bersandar di bahu kiri suaminya yang bidang. Ia masih lemas tak bertenaga padahal apa yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN