3. PENYAKIT MISTERIUS

1258 Kata
Sebuah aura hitam yang misterius menyebar ke beberapa rumah penduduk, sepertinya itu memang hal buruk seperti yang Stev pikirkan. *** Sudah pagi hari, Stev terbangun dari tidurnya, dia meregangkan otot-otot yang lemas karena sehabis tidur. Selanjutnya beranjak menuju kamar kecil untuk mencuci muka dan lainnya. Sekian menit kemudian, dia keluar dari rumah, dia berencana jalan-jalan untuk mencari udara segar di pagi hari. Akan tetapi saat baru 2 menit jalan-jalan, dia mendengar teriakan. "Aaa! Tolong aku!" Stev terkejut mendengar itu, dia segera berlari menuju sumber suara orang minta pertolongan itu. Beberapa warga lain juga terkejut dan segera ke sana. Sesampainya di depan rumah orang tersebut, di sana sudah ada beberapa warga yang berkumpul, Stev bertanya, "Ada apa? Apa yang sedang terjadi?" tanya Stev, orang yang mendengarnya hanya menggelengkan kepala. Stev langsung masuk ke rumah untuk mengecek kondisi orang tersebut. "Ada apa ini? Kenapa bisa seperti ini?" tanya Stev terkejut. Ternyata seorang wanita paruh baya mendapat penyakit yang aneh, kedua kakinya menghitam dan tidak bisa digerakkan, wanita itu menjadi tidak bisa berdiri, apalagi berjalan. "Aku gak tau, hiks. Setelah bangun tidur tiba-tiba sudah seperti ini," jawab wanita itu sambil terisak. "Bunda ..., hiks, hiks," tangis anak laki-lakinya yang masih kecil, mungkin berumur 7 tahun. Suami wanita tersebut juga tampak bersedih. "Tolong aku, Nak Stev!" pinta wanita yang mendapat sakit itu. "Tenang, kamu harus tenang dulu, jangan panik. Aku akan mencari solusi jika mampu," jawab Stev. Wanita itu mengatakan bahwa kakinya tidak terasa sakit, hanya terasa berat dan pegal, sangat sulit untuk digerakkan. "Ini aneh. Apa mungkin gara-gara aura hitam tadi malam?" batin Stev. Sesaat kemudian, terdengar suara orang minta pertolongan lagi. "Tolong!" Semuanya terkejut, Stev ingin mengecek ke sana, namun sebelum itu memberi nasihat pada wanita paruh baya ini untuk tidak panik, menyuruh suaminya untuk menjaga dan merawatnya dengan baik. Stev segera ke sana, dan ternyata ada warga lain yang mendapat penyakit mirip, namun yang ini bagian tangan kanan yang menghitam dan tidak bisa digerakkan. Pria tersebut mengalami hal yang serupa, katanya tidak terasa sakit juga, penyakit itu sungguh misterius. Hari semakin siang, ternyata banyak warga yang mengalami penyakit misterius itu, ada sekitar 10 orang lebih, namun kebanyakan kondisi mereka berbeda-beda, ada yang bagian kaki kanan saja yang menghitam, ada bagian punggung hingga membuat penderita kesulitan bergerak, ada yang tangan kiri saja, ada juga di bagian dadda hingga membuatnya sulit bernapas, namun masih bisa meski berat. Bahkan ada salah satu dari kelompok pemburu yang mengalami penyakit aneh tersebut, hal itu membuat Stev semakin khawatir, akan tetapi dia berusaha untuk tetap tenang. Penyakit misterius itu sungguh mengkhawatirkan sekali, padahal selama ini belum pernah ada kejadian mengerikan seperti itu. "Stev, bagaimana ini? Ini sungguh buruk," tanya Khen dari belakangnya. "Khen, apa kamu baik-baik aja?" kata Stev balik bertanya. "Aku baik-baik aja, tapi ini ...," jawab Khen menunjukkan jempol kirinya menghitam, tapi menurutnya itu tidak masalah. Stev terkejut melihat sahabatnya juga terkena penyakit misterius itu, untung saja yang terkena hanya bagian kecil. "Khen, jadi kamu juga kena. Apa kamu serius itu baik-baik aja?" tanya Stev merasa khawatir, Khen mengangguk dan tersenyum, dia mengatakan bahwa jempol kirinya hanya terasa aneh saja. "Bagus kalau begitu, aku gak perlu khawatir." "Tapi, bagaimana dengan para penduduk?" tanya Khen. Stev tidak langsung menjawab, mungkin karena merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, Khen juga mengerti akan hal itu, namun sesaat kemudian, Stev angkat bicara. "Kita akan berdiskusi dengan kepala desa, warga utama dan terutama tetua warga di sini, mendiskusikan mengenai masalah penyakit ini. Jangan sampai masalah ini menghalangi kita dalam bertahan hidup," ucap Stev dengan bijaksana. "Baiklah, aku setuju." Stev menyuruh Khen untuk membantunya menyebar berita ini kepada warga utama, kemudian mengajak mereka berkumpul di tempat kepala desa. Sekian menit kemudian semua warga yang diundang sudah berkumpul, mereka segera berdiskusi. "Kita harus menyikapi masalah serius ini dengan bijaksana, jangan terlalu panik," ucap kepala desa yang bernama Pak Sento. "Benar, kita tidak boleh panik," ucap seorang warga setuju, semuanya pun berpikiran sama. "Kita tetap harus menjalankan aktivitas seperti biasanya, seperti berburu, bertani dan lain sebagainya. Namun kita juga tidak boleh mengabaikan warga yang mendapat penyakit itu, kita akan menyuruh keluarga terdekat mereka agar merawatnya dengan serius, kita juga harus membantu mereka, jika bisa," kata Stev dengan bijaksana. Semua setuju dengan pendapat Stev tersebut, menurut mereka itu memang harus mereka lakukan. Namun mereka masih bingung dengan penyakit misterius itu, Stev yang melihat aura hitam itu belum berani angkat bicara, dia tidak mau jika itu menambah ketakutan warga. "Apa jangan-jangan yang selama ini aku takuti sudah tiba," ucap tetua warga yang bernama Kakek Chimon. "Apa maksud kakek?" tanya sebagian besar dari mereka. "Oh, bukan apa-apa. Mungkin ini hanya firasatku, lupakan saja!" jawabnya. Akan tetapi semua sangat penasaran dengan perkataan tetua mereka tersebut, termasuk Stev, kemudian Kakek Chimon menceritakan sedikit cerita jaman dahulu kala, bahwa ada bencana mengerikan terjadi, namun Kakek Chimon tidak tahu bencana apa itu yang sesungguhnya, karena sangat sulit ditelusuri, apalagi cerita itu hanya turun temurun dari leluhur mereka, dan masih kurang jelas. Kakek Chimon hanya mendapat peringatan bahwa mungkin suatu hari akan ada bencana mengerikan datang lagi. Semua terkejut mendengar ceritanya, namun Kakek Chimon memberi saran untuk tidak takut, karena saat bencana itu datang, akan ada kesatria hebat yang sanggup mengatasi bencana tersebut. Semua menjadi sedikit lega, banyak yang bertanya-tanya siapakah kesatria hebat itu? Belum ada yang tahu. Diskusi sudah berakhir setelah hampir satu jam, semuanya bergegas kembali ke tempat masing-masing. Para kelompok berburu pun bersiap mencari binatang buruan di hutan, agar kebutuhan pangan tidak berhenti. Saat Stev dan kelompoknya ingin berangkat berburu, mereka mendengar burung gagak terbang di atas desa mereka. Semuanya melihat burung gagak tersebut, tiba-tiba burung gagak itu menjatuhkan sesuatu hingga membuat semua terkejut. Benda yang dijatuhkan burung gagak itu diambil Stev. Sebuah kotak kecil berisi sebuah lembaran kertas berwarna merah. Dia terkejut membaca lembaran itu, karena bertuliskan "TURNAMEN BERHADIAH DI LABIRIN DOOMHOLE" di bagian judul. "Tolong bawa ini dulu!" pinta Stev, kemudian mengambil anak panah, dia bermaksud membidik burung gagak itu, mungkin bermaksud mencari petunjuk dari burung gagak tersebut. Suara anak panah melesat cepat, sepertinya Stev membidik sangat tepat, akan tetapi saat hampir mengenai target, burung gagak itu dengan gesit menghindar seolah-olah tahu dia dalam bahaya, kemudian burung itu terbang cepat menjauh. "Apa? Berhasil lolos? Burung macam apa itu?" ucap Stev terheran, seharusnya bidikan anak panahnya tepat sasaran. Semuanya membaca isi turnamen labirin tersebut dengan seksama. Mereka terkejut bahwa hadiah dari turnamen itu sangat menggiurkan dan fantastis, yaitu sebuah kristal magic dan emas sekantong yang bernilai 100 juta. Mereka tahu apa itu emas, karena mereka pernah mengunjungi beberapa kota untuk mencari informasi dan ilmu pengetahuan, terutama Stev dan Khen yang lebih sering ke kota. Dalam isi turnamen itu juga bertuliskan bahwa kristal magic bisa mengabulkan semua permintaan. "Wow, hadiahnya super fantastis." "Apa ini sungguhan?" "Aku gak tahu itu, tapi ... Aku akan mencoba ikut turnamen," ucap Stev tiba-tiba hingga membuat teman-temannya terkejut. "Hah? Apa kamu serius?" "Stev, jangan bercanda!" ucap Khen. "Aku serius dan kenapa harus bercanda," jawabnya. Khen mengatakan bahwa itu pasti sangat berbahaya, dia juga berpikiran bahwa itu bisa saja sebuah jebakan orang-orang jahat. Stev juga memikirkan hal itu, akan tetapi itu adalah cara satu-satunya untuk menyelamatkan para penduduk dari penyakit misterius yang sedang meresahkan warga. Jika seandainya hadiah itu hanyalah omong kosong, Stev hanya tinggal pulang dan tidak jadi ikut turnamen tersebut. Turnamen di labirin itu juga masih 30 hari lagi, jadi bisa melakukan persiapan sebelum dimulai. Stev sudah bertekad bulat ingin ikut turnamen tersebut demi menyelamatkan semua penduduk desa Blue-Sky, tidak ada yang bisa mencegah niat Stev tersebut jika sudah seperti itu, meskipun itu sahabat terbaiknya sendiri, alias Khen.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN