64. SIAP BERTARUNG

1388 Kata
Kelima penyihir jahat meremehkan Stev, Chely, dan Ricko, padahal para penyihir tersebut sudah tahu bahwa mereka memiliki pedang suci legendaris, mungkin karena sekarang 5 penyihir jahat memiliki tubuh yang abadi, maka menjadi sombong dan merasa tidak terkalahkan. *** Di desa lain, yaitu Xalim kesatria hebat lainnya terbangun dari koma, entah apa yang terjadi kenapa bisa begitu. Setelah dilihat-lihat, ternyata ada sedikit sinar cahaya di d**a mereka, sebenarnya itu adalah batu kristal sumber kekuatan mereka, mungkin melindungi mereka dari bencana gelap mengerikan itu, mungkin juga menyadarkan mereka dari alam bawah sadar. Zell dan teman-teman merasa bingung, tapi mereka yakin bahwa itu semua adalah efek dari kekuatan gelap yang datang waktu itu. Zell dan teman-teman mengecek kondisi orang di sekitar, ternyata semua masih koma, jadi di desa tersebut hanya mereka berlima yang bangun dari koma. Sebisa mungkin, mereka akan membantu para penduduk di desanya, terutama keluarga dekat. Melio sempat ingin mencari dan mengajak teman-teman untuk mencari sumber bencana mengerikan itu, sekalian menyelamatkan dunia, akan tetapi Zell melarang itu, karena dia yakin bahwa akan ada orang atau kesatria hebat yang menyelamatkan dunia ini, dia mendapat firasat begitu. Zell menyuruh agar menunggu apa yang terjadi, jika memang dunia ini tidak bisa diselamatkan, baru Zell dan teman-teman akan bertindak serta menyelamatkan semua orang di dunia ini. Teman-teman setuju dengan saran Zell, semuanya berharap bencana mengerikan ini segera berakhir. Beberapa saat kemudian, ternyata di setiap penduduk desa atau pun kota di dunia ini, ada sedikit orang yang bangun dari koma, namun kebanyakan yang terjadi hanya 1 orang setiap wilayah, sungguh membingungkan namun itulah kenyataan yang terjadi. Semua orang yang bangun dari koma terkejut saat melihat keluarga, teman, dan orang lain koma, mereka tidak bisa berbuat banyak, semuanya khawatir dan terus berdo'a agar dunia kembali seperti biasa. Kemungkinan besar, ada beberapa manusia yang terbangun dari koma adalah efek dari kurangnya 3 tumbal itu. Ya, memang itulah kenyataan yang terjadi, meski begitu, hasil dari ritual untuk mendapatkan tubuh abadi tidak jauh berbeda. Beralih di tempat Stev, Chely, dan Ricko. Mereka sedang melakukan sesuatu, yaitu menunggu 3 roh binatang suci mencari keberadaan 5 penyihir jahat, sementara 3 roh suci tersebut memejamkan mata, kekuatan energi mereka terus menyebar dan mencari kekuatan jahat. "Apa mereka akan berhasil?" batin Stev sambil fokus melihat 3 roh suci. "Semoga mereka berhasil menemukan 5 penyihir itu, aku harus bersiap jika sudah ketemu," batin Chely. "Kita harus hati-hati melawan 5 penyihir itu, mungkin saja mereka memiliki tubuh abadi dan sangat sulit dikalahkan," ucap Ricko memberi saran. Sebenarnya Stev dan teman-teman belum tahu jika 5 penyihir jahat memiliki tubuh abadi, tapi saat melihat tubuh para penyihir kembali menjadi muda, itu sudah memberi tanda keabadian mereka. "Menurutku juga begitu, kita harus kerja sama sebaik mungkin," balas Stev, Chely tampak menganggukkan kepala tanda setuju. Beberapa detik kemudian, energi warna emas milik 3 roh suci mengarah ke suatu tempat tersembunyi, ternyata menuju ke sebuah labirin lain yang bernama Hidden Earth. Labirin tersebut cukup jauh dari tempat Stev berada, labirin itu berada di tengah lembah dan hutan lebat. "Ketemu! Akhirnya kami menemukan lokasi 5 penyihir jahat itu," ucap roh suci naga. "Wah, benarkah?" kaget Stev, Chely, dan Ricko. "Mereka ada di mana?" tanya Stev sangat penasaran, tentu saja Chely dan Ricko juga penasaran. "Kelima penyihir itu ada di labirin Hidden Earth, mereka sembunyi di sana," jawab roh suci kuda. Stev dan teman-teman terkejut mendengar itu, tapi mereka harus segera bertindak dan tidak boleh membuang banyak waktu. "Baiklah, sebaiknya kita ke sana! Kita harus kalahkan semua penyihir jahat itu!" ajak Stev dengan penuh keyakinan dan tanpa ada rasa takut. "Oke!" jawab yang lain. Ketiga roh suci kembali menciptakan lingkaran suci untuk berangkat menuju labirin Hidden Earth, kecepatan lingkaran suci cukup cepat karena lokasi labirin tersebut jauh, mungkin sekitar 20 kilometer dari lokasi Stev dan teman-teman melakukan pencarian dengan energi 3 roh suci. Kurang dari 3 menit, akhirnya mereka sampai di depan labirin Hidden Earth, semua turun dan mulai waspada. Di dalam labirin tersebut, 5 penyihir jahat merasakan kedatangan Stev dan teman-teman. "Hahaha! Akhirnya mereka datang untuk menyetor nyawa pada kita," ucap penyihir Barra merasa bahagia, tampaknya penyihir yang lain juga bahagia. "Benar, kita gak perlu repot-repot mencari mereka," tambah penyihir Fictor. "Ini lezat!" ucap penyihir Venny sambil menjilat bibirnya sendiri. Para penyihir mengatakan bahwa Stev dan teman-teman sangat pemberani, mereka juga berpikir apa mungkin Stev dan teman-teman memiliki kekuatan besar yang bisa mengalahkan kekuatan abadi mereka, semua malah tertawa karena menurut mereka, Stev dan teman-teman mustahil bisa mengalahkan para penyihir. "Biar aku dan Gennai yang mengatasi mereka, silakan liat baik-baik! Apakah para kecoak itu memiliki kekuatan hebat untuk menandingi kami. Hehehe, ini menarik!" ucap penyihir Marxo merasa sombong. "Oke, aku setuju. Tapi kita jangan terlalu meremehkan mereka, Marxo!" balas penyihir Gennai. "Kenapa? Kita punya tubuh abadi, sedangkan mereka hanyalah kecoa!" "Huft, baiklah! Terserah apa katamu, tapi kita harus serius dalam melawan mereka! Apa kamu ingat, mereka punya pedang berbahaya itu,?" Mendengar itu, Marxo sedikit berpikir. "Oke! Aku tau itu," jawab penyihir Marxo setuju, meski tersenyum dengan sinis karena masih meremehkan pengguna pedang legendaris. Barra, sang ketua penyihir mengijinkan Marxo dan Gennai melawan dan menghabisi Stev beserta teman-temanya, tampak penyihir Fictor dan Venny juga setuju, mereka ingin sekali menyaksikan pertempuran kedua temannya melawan Stev dan teman-teman, tentu saja melihat dari tempat persembunyian itu menggunakan bola magic yang berfungi seperti kamera pengintai, bahkan jauh lebih menarik karena bisa melihat dari jarak jauh dan sesuai keinginan pengguna. Penyihir Marxo dan Gennai siap melakukan sesuatu, mereka menciptakan portal masing-masing menuju suatu tempat, pastinya di lokasi yang akan didatangi Stev dan teman-teman. Di tempat para kesatria. "Baiklah kawan-kawan! Mari kita berjuang menyelamatkan bumi ini dengan darah terakhir kita!" ucap Stev semangat. "Siap!" jawab yang lain "Apa pun yang terjadi, kita harus menang!" lanjut Chely juga semangat, begitu juga dengan Ricko. Sementara 3 roh suci tampak tersenyum, mereka akan melindungi Stev dan teman-teman sebaik yang mereka bisa. Stev dan teman-teman bergegas memasuki labirin tersebut, mereka berlari dan sudah meningkatkan kekuatan energi mereka agar lebih aman jika tiba-tiba ada serangan datang mendadak, itu adalah pilihan terbaik. Di dalam labirin, cukup gelap namun seperti labirin yang lain, ada cahaya sedikit dari obor api kecil. Ruangan tersebut cukup membingungkan, karena memang sebuah labirin, jadi setiap jalan pastinya rumit. Stev menelusuri labirin itu bersama-sama agar lebih aman. Labirin itu memiliki 3 ruangan besar di dalamnya, namun untuk menuju ke sana, tentu saja harus melewati jalan yang rumit. Ketika Stev menemukan jalan buntu, dengan terpaksa mereka menghancurkan jalan yang menghalangi tersebut, semua itu demi menyelamatkan dunia agar lebih cepat. Untungnya, tidak ada jebakan atau rintangan berbahaya saat melewati jalan rumit di labirin. Meski begitu, Stev dan teman-teman harus selalu berhati-hati. Akhirnya, setelah susah payah melewati lorong labirin, mereka sampai di ruangan pertama, semua berhenti untuk mengecek keadaan ruangan itu. Mereka semakin waspada dan bersiap, karena di ruangan ini, mungkin ada serangan mendadak. "Ruangan apa ini? Sepertinya berbahaya," batin Stev sambil memperhatikan seisi ruangan. Terlihat para roh binatang suci berpegangan erat pada masing-masing tuan mereka, yaitu berada di pundak Stev, Chely maupun Ricko, tentu saja mereka akan membantu tuan mereka. "Awas!" teriak Stev melihat ada serangan datang. Serangan itu adalah duri-duri besar dan tajam berbentuk kerucut, serangan yang terbuat dari tanah, kemungkinan besar itu adalah kekuatan penyihir Gennai sang kesepian, karena saat perkenalan panitia waktu itu, Gennai memperlihatkan kekuatan yang bisa memanipulasi tanah. Chely dan Ricko terkejut, kemudian segera menghindar dan berusaha melakukan sesuatu agar tidak terkena serangan itu. Semua meningkatkan kekuatan energi agar lebih gesit, saat sedang mengindar, mereka mengambil pedang suci legendaris yang sebelumnya masih di sarung pedang. Serangan kerucut duri ada beberapa kali muncul dari dinding labirin, lumayan banyak. Stev menebas duri kerucut itu ketika kesulitan menghindar, namun membuat Stev sedikit mundur karena laju serangan musuh tersebut kuat. Ricko menyerang sumber datangnya serangan duri kerucut, yaitu di balik dinding, siapa tahu ada penyihir Gennai yang bersembunyi di situ. Ricko menyerang menggunakan kekuatan pedang udara hingga membuat kepulan debu di dinding. "Apa mungkin berhasil?" pikir Ricko. Akan tetapi, serangan duri kerucut itu muncul kembali, hal itu menandakan bahwa serangan Ricko gagal. "Sial!" umpat Ricko sambil menghindar dari serangan musuh. "Bersembunyi di mana mereka?" tanya Stev. "Penyihir yang bernama Gennai itu, pasti sembunyi di balik dinding labirin ini," jawab Chely. "Kamu benar, aku juga sependapat dengan mu, Chely!" tambah Ricko. Stev dan teman-teman berjuang keras demi menyelamatkan bumi dan seisinya. Meski mengalami kesulitan, mereka tidak akan pernah menyerah. TO BE CONTINUED
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN