5. SEBUAH PETUNJUK

1753 Kata
Stev dan kelompok pemburu desa Blue-Sky mendapat 2 binatang buruan, hari ini merupakan hasil yang istimewa bagi mereka. Stev merasa senang, apalagi ini hari terakhir dia di desa sebelum berangkat menuju tempat turnamen. Stev rencana berangkat besok pagi jika tidak ada halangan. *** Saat ini mereka sampai di desa, sorak gembira para penduduk sangat meriah, karena menyambut kedatangan para pemburu binatang santap. Bahkan kali ini lebih meriah dari biasanya, tentu saja karena mereka mendapat binatang buruan 2 ekor. "Horeeee!!" sorak para anak kecil sangat senang. Stev tersenyum mendengar itu, apalagi teman-temannya sampai melambaikan tangan, meski 1 tangan karena tangan satunya untuk membawa hasil buruan tersebut. Stev hampir tidak pernah ikut membawa binatang buruan, pastinya karena dia adalah seorang pemimpin kelompok pemburu. Mereka segera memotong-motong daging hasil buruan tersebut, perlu diketahui bahwa ada kelompok tersendiri untuk bagian potongan daging. Sedangkan yang memasak adalah para wanita, di desa tersebut, kecuali jika saat dipanggang, biasanya para pria karena berurusan dengan api unggun. Perlu diketahui bahwa para gadis di desa tersebut bertugas menyiapkan buah-buahan segar untuk cuci mulut sehabis makan bersama. Anak hanya bersorak gembira, sebenarnya mereka ingin membantu, tapi tidak diperbolehkan orang dewasa. Sekitar 2 jam, akhirnya daging hasil buruan dan makanan lain sudah matang, saatnya menikmatinya. Semua penduduk desa pesta makan besar hari ini, semua bahagia, terutama warga yang tidak mendapat musibah penyakit misterius itu. Mereka yang kena penyakit juga menikmati olahan daging tersebut, keluarnya yang mengambilkan. "Wah, lezat sekali," ucap seorang bocah laki-laki. "Iya, mantap!" tambah yang lain. Semua menikmati daging dan pelengkap dengan lahap. Terlihat Stev makan dengan santai, begitu juga sahabatnya si Khen. Sejujurnya Stev masih ragu meninggalkan penduduk desa, dia sangat berharap pada Khen agar melindungi penduduk. Sekian menit berlalu, kini saatnya Stev meminta petunjuk sekalian ijin kepada tetua desa, dia ditemani Khen dan dan berdua saja. Setelah itu, dia baru akan memberi tahu pada semua warga, terutama kepala desa. Sebenarnya pada kelompok pemburu sudah tahu kalau Stev akan pergi mengikuti turnamen, akan tetapi Stev meminta pada mereka untuk merahasiakan rencananya itu, karena dia sendiri yang akan memberi tahu pada warga desa Blue-Sky. Teman-temannya setuju dengan permintaan Stev waktu itu. Mereka sampai di rumah kakek Chimon, alias tetua desa. Rumahnya paling pojok, sehingga cukup aman dan mungkin tidak ada warga lain yang melihat kedatangan mereka, meski sebenarnya tidak masalah jika memang ada yang tahu. Kakek Chimon tinggal seorang diri, istrinya sudah meninggal sekitar 5 tahun yang lalu. Sementara dia belum dikaruniai anak, sebenarnya dia sedih, namun jika ini sudah menjadi takdir, dia harus menerima itu. "Tok Tok Tok! Kakek Chimon. Apakah kakek ada di rumah?" teriak Stev. "Iya, aku ada di rumah. Silakan buka saja, pintunya tidak dikunci," jawab Kakek Chimon. Mendengar itu, Stev segera membuka pintu dan memang benar tidak dikunci. Stev dan Khen segera masuk. "Oh jadi kalian. Mari-mari silakan duduk!" ucap Kakek Chimon. "Makasih Kek," jawab Stev, kemudian duduk. Begitu juga dengan Khen. "Ada apa Nak Stev? Sepertinya sangat penting sekali ke sini." "Aku ingin menyelamatkan desa ini," jawab Stev serius. Hal itu membuat Kakek Chimon terkejut. Selanjutnya Stev bercerita sedikit mengenai hal-hal misterius yang akhir-akhir ini terjadi, terutama yang hanya dilihat Stev, yaitu aura hitam yang melesat pada malam hari sebelum penyakit misterius melanda. Khen dan Kakek Chimon sangat terkejut, menurut mereka aura itu adalah penyebab penyakit misterius itu, Stev juga berpikiran sama. Stev juga memberi tahu bahwa dia mendapat surat atau lebih tepatnya selebaran dari burung gagak mengenai turnamen di labirin Doom Hole, Khen juga sudah tahu. Kemudian Stev menunjukkan selebaran tentang turnamen itu. "Sepertinya ini memang nyata dan turnamen itu memang akan diadakan. Labirin Doom Hole, aku pernah ke sana dulu satu kali. Tapi tidak berani masuk sampai ke dalam, karena mungkin berbahaya," ucap Kakek Chimon. "Aku ingin ikut turnamen itu Kek," ucap Stev. "Apa kamu yakin?" "Iya, yakin sekali. Karena gak ada pilihan lain," jawab Stev serius. Kakek Chimon sedikit ragu dan merasa khawatir jika Stev ikut, karena bisa bahaya untuk Stev, akan tetapi memang tidak ada cara lain selain ikut turnamen. Apalagi penyakit yang saat ini melanda desa sangatlah misterius, tidak ada obat alami yang bisa menyembuhkan penyakit misterius tersebut. Kakek Chimon sendiri tidak bisa berbuat apa-apa mengatasi penyakit tersebut, dia hanya membaca sejarah mengenai kisah jaman dahulu. Yaitu adanya makhluk-makhluk mengetikan yang mengganggu manusia, tapi itu sudah sangat lama, ratusan tahun yang lalu. Sehingga Kakek Chimon tidak yakin jika para makhluk jaman dulu muncul lagi, karena selama ini semua penduduk bumi selalu aman dari hal mengerikan itu. "Baiklah, jika kamu sudah yakin dan bersikeras ikut turnamen, Kakek ikut mendukung. Aku akan kasih sedikit bantuan, semoga bermanfaat," ucap Kakek Chimon membuat mereka berdua penasaran, terutama Stev. Kakek Chimon melangkah untuk mengambil sesuatu, Stev dan Khen menunggu di kursi sambil fokus memperhatikan nya. Tidak lama kemudian, Kakek Chimon datang membawa sesuatu, sepertinya sebuah senjata dan selembar kertas tua. "Ini adalah sebuah pedang kuno, aku mendapatkannya dari seorang kakek semenjak aku masih muda dulu, bisa dianggap guruku. Pedang ini sangat tajam dan awet, dulu sering saya gunakan dalam berperang melawan pemberontak dan perampok. Aku pinjamkan sementara ini padamu, aku yakin akan bermanfaat," ucap Kakek Chimon sambil menyerahkan pedang tersebut pada Stev, kemudian Stev menerima itu. "Wah, ini luar biasa! Sepertinya memang sangat tajam dan gak bisa rusak," ucap Stev dengan kagum, Khen juga ingin melihat dan menyentuh pedang itu. "Wow, ini keren," ucap Khen terkagum juga. Dahulu Kakek Chimon berkelana keliling dunia, dia cukup ahli dalam beladiri dan menggunakan pedang. Dia sering melawan penjahat manusia yang suka merampok, merampas, memberontak, dan merebut kekuasaan. Kebetulan Stev juga sering memakai senjata seperti tombak, panah atau kapak. Sebenarnya Stev juga sering berlatih memakai pedang, meski hanya pedang kayu, karena Stev mempunyai cita-cita menjadi seorang pendekar atau bisa dinamakan kesatria. Dia berlatih menggunakan pedang kayu karena memang tidak ada pedang di desanya, tapi ternyata Kakek Chimon memilikinya, pedang milik Kakek Chimon memang dia rahasiakan dan hanya akan digunakan jika perlu. Menurutnya, saat inilah pedang itu diperlukan. Kakek Chimon tahu kalau Stev sering berlatih pedang, oleh sebab itu dia meminjamkan pedang tersebut, mungkin suatu saat akan diserahkan kepada Stev jika tiba waktunya, atau bisa juga kepada orang lain. Sebenarnya Khen juga ingin menjadi kesatria, cuma dia kurang semangat jika hanya menggunakan kayu, dia hanya terkadang saja ikut berlatih menemani Stev. "Baik Kek, aku akan menjaga dan memanfaatkan pedang ini," kata Stev. Sepertinya Khen juga ingin sekali memakai pedang itu, tapi lain kali saja setelah Stev kembali. Setelah itu, Kakek Chimon memberi tahu sedikit petunjuk agar bisa mengikuti turnamen dengan lancar. Yaitu, sebuah lembaran kertas tua, berisi peta dunia dan tempat menuju labirin Doom Hole, labirin yang akan digunakan untuk turnamen berhadiah istimewa tersebut. Selain itu, dia juga memberi tahu sedikit informasi yang masih misteri dan hingga saat ini belum terungkap. Yaitu mengenai kabar adanya seorang kesatria hebat yang bersembunyi di sebuah gua, sangat sulit menjangkau gua itu karena di tengah hutan belantara yang sangat luas, banyak halangan dan rintangan untuk sampai ke sana. Katanya ada beberapa orang yang mencoba ke sana akan tetapi gagal dan akhirnya kembali pulang tanpa menemukan kesatria hebat tersebut, bahkan ada yang meninggal saat pencarian itu. Sampai sekarang, rumor itu belum terkuak, itu karena belum ada satu orang pun yang berhasil menemukan gua tempat tinggal sang kesatria. Meski hanya selama Kakek Chimon hidup semenjak dewasa hingga sekarang, tidak tahu sebelum itu. Mungkin jika memang ada yang berhasil ke sana, dia sengaja merahasiakan itu. "Tapi aku ragu dan khawatir jika kamu ke sana, Stev. Sebenarnya aku tidak menyarankan untuk menuju lokasi gua itu," ucap Kakek Chimon ragu karena di sana sangat berbahaya, dia takut kalau Stev terjadi hal yang buruk. "Aku akan ke sana!" balas Stev dengan serius hingga membuat Khen dan Kakek Chimon terkejut, karena Stev terlalu cepat dalam mengambil keputusan. "Stev, pikirkan dulu itu. Apa kamu serius?" tanya Khen. "Iya, aku serius dan aku sudah memikirkan resikonya," jawab Stev bersikeras. Khen hanya bisa menepuk kening jika sahabatnya sudah berkata seperti itu. "Kenapa Khen? Kenapa kamu khawatir sekali padaku? Aku yakin mampu menemukan gua dan kesatria hebat itu," tanya Stev sambil tersenyum. "Kenapa kamu bisa se-yakin itu?" "Entahlah, menurut kata hatiku, aku bisa melakukan itu. Kamu tau kan, selama ini aku gak pernah menyerah dalam segala hal," ucap Stev mencoba mengingkatkan akan keahliannya. Akan tetapi Khen masih khawatir, belum lagi masih mengikuti turnamen. Stev menyentuh pundak Khen untuk membuatnya agar tidak khawatir pada Stev. "Khen, percayalah padaku. Aku bisa menyelamatkan penduduk desa, aku berjanji!" ucap Stev dengan tegas. "Stev!" ucap Khen sambil memandang wajah Stev yang sangat serius, kemudian Khen tersenyum. "Baiklah jika keputusan mu sudah bulat. Aku hanya bisa berdo'a dan memberi semangat," lanjutnya. "Makasih Khen. Kamu memang sahabat terbaikku." "Aku juga mendukung dan berdo'a yang terbaik untukmu, Nak Stev! Semoga berhasil!" ucap Kakek Chimon. "Makasih juga Kakek. Aku pasti bisa menyelamatkan penduduk dari penyakit aneh itu," balas Stev. Setelah itu, Kakek Chimon menerangkan sedikit tetang lokasi menuju gua tempat kesatria hebat itu bersemayam. Jalan menuju ke sana katanya ada banyak jebakan dan penghalang, Stev harus selalu waspada setiap saat. Ada banyak juga binatang berbahaya dan tanaman atau buah beracun di sana, jika Stev ingin istirahat untuk makan, harus hati-hati dalam memilih tempat dan makanan. "Siap Kek!" jawab Stev mengerti. Selanjutnya, karena Stev sudah mendapat beberapa petunjuk, dia pulang bersama Khen dan ingin memberi kabar kepada warga, terutama kepala desa dan warga utama. Stev membawa pedang dan peta dari Kakek Chimon tersebut, dia akan menjaga kedua barang milik Kakek Chimon tersebut sebaik mungkin. Stev benar-benar serius ingin menyelamatkan penduduk desa dengan resiko yang buruk, bahkan nyawa taruhannya. Namun hanya itu pilihan yang terbaik. "Aku akan berangkat nanti sore," ucap Stev berencana terlalu cepat. "Stev!" balas Khen dan mendadak berhenti melangkah. Melihat itu, Stev juga berhenti melangkah. Khen mendekati Stev, lalu memegang kedua pundaknya seraya berkata, "Stev, dengarkan aku baik-baik! Kali ini kamu harus menuruti permintaan dariku." "Hah?" balas Stev agak bingung. "Aku mohon jangan berangkat hari ini! Itu terlalu cepat, aku belum siap berpisah denganmu," pinta Khen. Stev tersenyum melihat Khen yang masih saja khawatir dengan dirinya, kali ini dia harus menuruti sahabat terbaiknya sejak kecil ini, agar Khen tidak kecewa pada dirinya. "Baiklah jika benar-benar itu yang kamu inginkan. Kalau begitu, aku akan berangkat besok pagi," jawab Stev sambil tersenyum. "Makasih Stev. Ya udah, ayo persiapkan semuanya hari ini!" ajak Khen ingin membantu. "Ayo!" jawab Stev. Kemudian mereka melanjutkan langkah. Stev memberi tahu ke beberapa penduduk desa penting, dibantu oleh Khen agar lebih cepat. Setelah itu, Stev dan Khen mempersiapkan perlengkapan dan peralatan untuk menuju keberangkatan Stev besok pagi. Berita mengenai Stev yang akan berangkat menghadiri turnamen di labirin Doom Hole tersebar dengan cepat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN