42. TERUS BERTARUNG

1270 Kata
Saat melawan 3 monster di tahap kedua turnamen, ternyata masing-masing monster memiliki kekuatan unik, hal itu membuat para kesatria cukup kesulitan dalam menghadapi para monster. *** Kali ini memperlihatkan Ricko melawan 3 monster di tahap kedua turnamen. "Hey monster buruk! Kenapa kalian ada di sini? Mengganggu saja!" ucap Ricko malah mengejek ketiga monster, sungguh keterlaluan. Sepertinya para monster itu sedikit mengerti maksud perkataan Ricko, sehingga membuat mereka marah dan Ricko diserang oleh monster kepiting dan monster kelelawar. Ricko berusaha terus menghindar dari cakaran monster kelelawar dan menghindar juga dari serangan capit monster kepiting. "Whoaaa! Jadi kalian paham dengan perkataan ku tadi? Maaf, maaf, aku memang sengaja. Abis, wajah kalian gak ada yang bagus, semua menjijikan," ucapnya malah semakin mengejek, benar-benar konyol si Ricko itu. Mendengar itu, monster kelelawar menyerang dengan teknik tembakan ultrasonic, Ricko terkejut hingga terkena di bagian tangan kanan, hal itu karena posisinya cukup dekat dengan monster kelelawar. "Ughh, sial. Jadi kalian benar-benar marah ya?" tanya Ricko malah membuat monster kepiting mengeluarkan teknik semburan air. "Whoaaa! Ampun, maafkan aku!" lanjutnya berusaha minta maaf. Akan tetapi permintaan maaf Ricko tidak berefek sama sekali dan hanya membuang-buang waktu turnamen. Selanjutnya, Ricko akan sungguh-sungguh dalam melawan 3 monster itu. Sesaat kemudian, mata dan pedang legendaris milik Ricko menyala meski tidak terang. Ricko segera menyerang balik monster kelelawar dengan mengayunkan pedang dan muncul kekuatan udara, namun monster kelelawar masih bisa menghindar ke atas. Selanjutnya Ricko ingin menebas monster kepiting, namun ditangkis menggunakan capitnya. Saat itu juga, monster singa menyerang Ricko dari samping. Melihat itu, Ricko segera mencabut pedang miliknya dari capitan monster kepiting, lalu lompat menjauh. Ricko tidak mau berlama-lama melawan 3 monster itu, kemudian mata bersinar kuning dan tentu saja pedang sisi warna kuning juga bersinar. "Pedang Petir, Teknik Sambaran Petir!" Sebuah sambaran petir langsung mengenai telak monster kepiting, sebenarnya Ricko ingin menyerang monster singa sekaligus, karena kedua monster saling mendekat. Akan tetapi monster singa sangat gesit dan lincah, sehingga berhasil kabur dari serangan petir Ricko. Menurut Ricko, hal itu tidak apa-apa karena setidaknya monster kepiting terkena telak, petir itu muncul di atas kepala monster kepiting dan menyambar dengan dahsyat, ukuran petir itu juga terlihat besar. Monster kepiting kesakitan hingga akhirnya gosong dan tewas seketika. "Maafkan aku ya! Monster kepiting," ucap Ricko sedikit iba dengan kematian monster kepiting. Kini tersisa monster singa dan monster kelelawar yang terlihat marah. Saat ini monster kelelawar sedang menjaga pintu labirin selanjutnya. Monster singa menyerang dengan pukulan super, tapi tidak pernah kena, hal itu karena Ricko sudah mengaktifkan kekuatan energi dan kekuatan mata secara maksimal, sehingga kecepatan gerak Ricko meningkat, ditambah penglihatan Ricko lebih jelas. Meski begitu, Ricko juga kesulitan ingin menebas monster singa, tentu saja karena monster singa juga memiliki kecepatan gerak yang baik. Ricko dan monster singa saling menyerang dan menghindar, Ricko menyerang menggunakan tebasan pedang, sementara monster singa memukul dan menendang. Monster kelelawar juga menyerang dari jarak jauh dengan gelombang ultrasonic, Ricko sedikit terdesak namun bisa mengatasi itu. Sesaat kemudian, Ricko menjauh dan mengatur napas karena sedikit kelelahan. Melihat itu, monster singa mencari kesempatan dan melesat di depan Ricko untuk melayangkan pukulan super. Saat monster singa sudah dekat di depannya, Ricko tiba-tiba melesat cepat di samping monster singa. Sebelumnya Ricko memang mengumpulkan kekuatan energi, sekalian istirahat sejenak dalam penggunaan energi. Kedua mata Ricko bersinar hijau terang, begitu juga dengan pedang sisi hijau, wajahnya juga tersenyum. Selanjutnya ... "Pedang Udara, Teknik Putaran Beliung!" Putaran udara muncul mengelilingi monster singa, musuh berusaha keluar namun sulit, karena tekanan udara sangat kuat dan menarik monster singa agar terus di tengah. Tidak lama kemudian, putaran angin beliung berputar semakin cepat dan mengecil, sehingga kekuatan udara semakin kuat dan menggiling monster singa sampai tewas seketika. Akhirnya monster hanya tersisa 1, yaitu monster kelelawar. Menurut Ricko, monster yang satu itu pasti mudah. Ricko segera melesat ke arah monster yang tersisa, saat sudah dekat, dia mengeluarkan teknik pedang suci legendaris lagi. "Pedang Udara, Teknik Sabit Udara!" Banyak udara berbentuk sabit menyerang monster kelelawar, namun ternyata monster itu terbang dengan lincah dan cepat. Ricko terus fokus menyerang monster kelelawar yang terus terbang menghindar itu, akhirnya serangan Ricko gagal. Monster kelelawar menyerang balik Ricko dengan gelombang ultrasonic, namun untungnya Ricko selalu bisa menghindar dengan baik. Mengetahui musuh gesit dan terus terbang, Ricko sempat berpikiran bahwa hanya membuang-buang waktu jika terus meladeni monster kelelawar tersebut. Kemudian Ricko melirik pintu labirin selanjutnya, dia tersenyum dan akan diam-diam memasuki pintu tersebut, menunggu monster kelelawar terbang agak jauh dari pintu labirin. "Sekarang!" ucap Ricko dan bergegas lari cepat ke arah pintu, akan tetapi saat ingin membuka, sama saja tidak bisa dibuka. "Sial, kenapa gak bisa dibuka. Kenapa bisa begini?" ucap Ricko merasa kesal dan terheran. "Cihh, pantas saja monster kelelawar menjijikan itu terbang dan tidak menjaga pintu masuk ini lagi," lanjutnya baru sadar. Setelah itu, Ricko berjuang keras akan mengalahkan monster yang tersisa itu, dia yakin setelah monster kalah semua, pintu bisa dibuka. Ricko bergerak cepat untuk membingungkan monster kelelawar, lalu tiba-tiba berada di depan monster kelelawar dan ingin menebas, akan tetapi masih bisa dihindari meski monster terkejut. "Huh, masih bisa bertahan rupanya! Kalau begitu, bagaimana dengan ini?" teriak Ricko dengan mata kuning beserta pedang sisi kuning menyala terang. Kemudian langsung menggunakan teknik pedang suci legendaris ... "Pedang Petir, Teknik Aliran Petir!" Sebuah aliran petir panjang muncul dari pedang legendaris, aliran pertama gagal mengenai monster kelelawar, untuk yang kedua Ricko fokus sambil mengincar monster kelelawar yang sedang terbang. "Sekarang!" ucapnya penuh semangat dan mengeluarkan aliran petir lagi, kali ini tepat mengenai monster itu dengan telak, sehingga membuatnya tersengat petir dan jatuh. Saat sedang jatuh, Ricko melesat ke sana dan langsung menebas monster kelelawar dengan pedang suci legendaris, pada akhirnya monster yang tersisa itu gosong dan terbelah menjadi 2 bagian, tentu saja tewas seketika. Akhirnya dengan serangan terakhir itu, semua monster berhasil dikalahkan oleh Ricko, dia tersenyum bahagia karena itu. "Huh, dasar para monster, menyusahkan saja! Untung aku bisa mengalahkan kalian semua, jika tidak, mungkin aku akan berakhir di sini," ucap Ricko merasa lega. Terlihat beberapa kesatria lain juga berhasil mengalahkan 3 monster itu, termasuk Mello si pengguna sabit legendaris, tampak monster yang dilawan Mello tergeletak hingga terbelah menjadi 2 bagian semua, cukup mengerikan kekuatan Mello. Ada juga yang berhasil keluar tanpa mengalahkan 3 monster, dia berhasil masuk pintu saat monster lengah. Ternyata memang bisa lewat meski masih ada monster, itulah mengapa 1 monster harus menjaga pintu labirin, ada juga yang masih tersisa 2 monster, tapi berhasil masuk ke pintu labirin. Sepertinya jika tersisa 1 monster, pintu tidak bisa terbuka, berbeda saat masih ada 3 atau 2 monster, apalagi monster sudah kalah semua. Akan tetapi, ada juga bahkan mungkin banyak kesatria yang kalah melawan 3 monster itu, sehingga menjadi makanan bagi mereka, sungguh mengerikan. Selanjutnya semua peserta yang lolos tahap kedua memasuki lorong menuju tahap ketiga. Perasaan ragu, takut dan tidak tenang selalu menghantui mereka yang berhasil lolos, tapi mereka yang berhasil lolos tahap kedua adalah termasuk kesatria yang hebat. Semua terus menelusuri lorong di dalam labirin ini, tempatnya selalu gelap dan hanya ada obor api kecil. "Tahap ketiga nanti seperti apa? Aku jadi penasaran, tapi pasti mengerikan lagi," ucap Stev sambil berjalan santai. "Semoga tahap ketiga turnamen juga lolos. Aku gak akan menyerah!" ucap Chely selalu semangat. "Tahap ketiga turnamen, berilah aku kemudahan dan kemenangan, biar aku menjadi raja yang kaya raya, ahaha!" ucap Ricko penuh harap. Setelah menelusuri lorong tersebut, kini akhirnya Stev menemukan ruangan lagi yang cukup luas, tapi ruangan itu membuat Stev terheran karena sepi, bahkan tidak ada sesuatu yang mencurigakan, jebakan, apalagi para monster. "Aneh, kenapa sepi dan gak ada apa-apa?" gumam Stev terheran. Ruangan itu cukup luas, rata, dan tidak ada benda yang menonjol, hanya sebuah ruangan berbentuk kotak. TO BE CONTINUED
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN